Friday 4 October 2019

LANSIA

Soal usia ndak dpt pesan, hak kita hanya jalani saja. Kadang sakit tahunan, blm juga dijemput maut. Eee tau2 ada yg ndak kedengaran sakitnya terdengar berita duka. Tutup usia tak pilih tua tak pilih muda, bila ajal sampai tak dpt ditunda.
Yang sering jadi masalah apabila umur terlalu panjang. Apa lagi jika umur panjang itu diiringi sakit2an, pikun, akan menyulitkan keluarga dan juga diri sendiri.
Makanya ada do'a diajarkan Rasulullah, agar tdk mengalami usia tua sulit beramal.

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa meminta perlindungan dengan do’a,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَرَمِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ

“(Artinya: Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari rasa malas, aku meminta perlindungan pada-Mu dari lemahnya hati, aku meminta perlindungan pada-Mu dari usia tua (yang sulit untuk beramal) dan aku meminta perlindungan pada-Mu dari sifat kikir atau pelit).” (HR. Bukhari, no. 6371).

Bgt upaya mohon kpd YG KUASA dg do'a, diikuti ikhtiar2 untuk hidup sehat, namun apa boleh buat, bila awak ditakdirkan umur panjang sampai bgt tua. Di usia tua umumnya uzur mulai menerpa, melangkah sdh tidak lagi kuasa, selanjutnya duduk di kursi roda. Kadang ingatan pun turun menjadi pikun. Kini giliran keluarga, anak cucu yg wajib merawatnya.

Berat memang merawat orang tua, ketimbang merawat bayi. Orang tua kian hari keadaannya makin memburuk, sedangkan bayi kian hari semakin mandiri.
Sementara itu bayi sampai anak2 dapat diatur. Sdg ortu kadang banyak ngelantur. Sudah makan dibilang belum, mudah nenyudutkan anak2 yg mengasuh kurang perhatian. Cenderung cerewet.

Oleh karena berat/repot merawat ortu, Nabipun memotivasi anak yg merawat ortu mereka yg sdh renta dg surga.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh beberapa sahabat yaitu dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda.

رَغِمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الكِبَرِ، أَحَدُ هُمَا أَوكِلَيْهِمَا، فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ

“Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk syurga” [Hadits Riwayat Muslim 2551, Ahmad 2:254, 346].

Jadi sebetulnya keberadaan Ortu manula di dalam asuhan, adlh mrpkn pintu surga bagi anak2 mereka. Tentu ikhlas dan sabar sbg kuncinya. Sebab sedikit saja kepleset jadilah anak durhaka, malah menjauh dari surga. Karena Allah perintahkan:
وَقَضٰى رَبُّكَ اَ لَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا ۗ اِمَّا يَـبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."
(QS. Al-Isra' ayat 23).

Seorang anak, di hari2 libur mendorong ortunya yg sdh renta di kursi roda, untuk mendapatkan sinar matahari pagi. Ndak jauh si,..
.... hanya dihalaman depan rumah. Sesekali tangan kiri-kanan ortu di-angkat2, senam ringan. Ortu betanya: rumah didepan itu sekarang siapa?.
Putri: bang Harun Mah.
Ortu: burung Beo nya bagus ya.
Putri: iya Mah.

Suasana hening, sesekali putri menyeka dahi bunda yg mulai berkeringat.

Ortu bertanya lagi: rumah didepan sekarang siapa?.
Putri: kan saya tadi udah bilang, bang Harun, mamaah. (sudah agak kesal).
Ortu, diam, agaknya dia mulai merasa jawaban pertanyaannya mulai tak ihlas.

Tapi yg namanya USKUN, sekira 10 menitan tanya lagi: rumah di depan bagus ya siapa sekarang?
Putri: ah bosan mah, tanya'nya itu2 melulu.
Nah, si putri ndak lulus ujian kesabaran, merawat ortu usia pikun. Me rifer ke Al-Isra 23 dikutip di atas, tak boleh membentak bahkan kata2 "ah", saja ndak boleh.

Sekitar pukul satu dini hari, lelaki lumayan tua juga udah kepala enam, dianya terbangun, namanya dipanggil beberapa kali. Ternyata suara dari kamar ibunya yg sdh setahun belakangan ini sakit2an banyak di kamar dari diruang lain di rumah. Ketika dihampiri, ibunya bilang "Is,....Mak pengen makan "Putu Buluh".

Pak Ismawan, langsung mengiyakan dan ganti pakaian. Beberapa saat kemudian terdengar dia membuka pintu rumah dan pintu pagar. Si Mak pun lega dan terlelap tidur lagi. Padahal pak Ismawan hanya buat nyenangkan hati se Emak, yg penting "siap laksanakan", mana ada penjual "Putu buluh" pukul 1 dini hari. Pak Ismawan nimbrung dulu di pos ronda nunggu masjid buka menjelang subuh. Stlh shalat subuh berangkat ke pusat jajan di Pasar Senen, membelikan pesanan Emak seporsi 10 butir. Sampai di rumah Mak sdh bangun. Langsung kue Putu Buluh di suguhkan si istri kekamar berikut wedang kopi kesukaan Emak. Ternyata sebutir kue Putu buluh hanya dicuil sedikit saja ndak sampai seperlima. Sementara sisanya yg 9 + 4 perlima butir,  jangan sekali kali diambil dari kamarnya kecuali kalau si Emak sdh nyuruh,.....bisa jadi marah besar.

Ini contoh profil Lansia yg harus dipahami, dan contoh profil seorang anak yg memahami prilaku Emak nya yg lansia.

Buat kita yg usia mulai lanjut agaknya baik diamalkan do'a HR. Buhari di atas:
"............a.l.  وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَرَمِ....."
meminta lindungan dari "usia pikun".

Buat pembaca yg masih muda2, berpotensi akan menghadapi ortu berusia lanjut. Bahwa pintu surga kuncinya sdh ada di tangan anda, kecelakaanpun siap menanti anda (lihat HR Muslim dan Ahmad serta QS: Al-Isra 23 diatas).

Jika benar, dari Allah dan RasulNya, jika tdpt kekeliruan karena kukuranganku, mhn maaf karenanya.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment