Sunday 13 October 2019

Tas JINJING

Mengorek ingatan masih dinas dulu. Seorang karyawan ngedumel usai ngantongi uang rapel jasa produksi: "paling istriku beli tas lagi". Lanjutnya: "yg namanya tas pak, ndak cukup satu rak lemari pakaian, cocoknya dibuat satu lemari khusus TAS JINJING".

Kumengerti Tas Jinjing stlh dijelaskan mintra kerjaku yg istrinya gemar ngoleksi tas. Yaitu tas yg sll menyertai bila ibu2, kaum perempuan; ke pertemuan, arisan, kondangan, pergi ke tempat kerja, juga ke pengajian. Termasuk travelling.

Kolektor tas jinjing, memilih tas jinjing yg dibawanya dipatut dari gaun yg dikenakan, sepatu bahkan kadang lipstik dan asesoris lengan dan telinga. Cukup repot, pematutan mungkin harus dirancang bbrp waktu sblm berangkat. Karena gonta ganti tas, bukan mustahil ada identitas, kartu2 yg lupa terbawa. Bgtlah hobby mungkin juga mode bagi pihak yg agak berkecukupan. Sepertinya hobby dan mode yg dmkn ini tak ada yg salah, sah2 saja, dia tdk merugikan orang lain. Bahkan mungkin memperlaris penjualan tas.

Akan bermasalah jika penampilan "si serasi" dg tas, gaun, asesoris bermaksud pamer, berbangga bahwa dianya punya banyak tas jinjing, tas sll serasi.

Lbh bermasalah lagi bila "si serasi", mencela orang lain yg lantaran tak punya banyak tas, tampil dianeka kesempatan tas jinjingnya itu2 saja. "Bu itu tasnya itu melulu".

Jangan sampai masuk kelompok orang ber-megah2 spt diingatkan Allah dlm (QS. At-Takatsur ayat 1 dan 8).
اَلْهٰٮكُمُ التَّكَا ثُرُ ۙ 
"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,"

ثُمَّ لَـتُسْئَـلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ
"kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu)."

Juga jangan sampai perilaku menyediakan barang2 keperluan menjurus kpd mubazir/pemborosan. Sebab mubazir/pemborosan adlh:
اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَا نُوْۤا اِخْوَا نَ الشَّيٰطِيْنِ ۗ وَكَا نَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا
"Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya."
(QS. Al-Isra' ayat 27)

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment