Tuesday 24 September 2019

Hari gini masih ada yg terTIPU berkedok puasa dan do'a.

Pukul tujuhan pagi, ART masih sibuk ngepel, menggulung karpet diruang tamu untuk ngepel lantainya. Ibu rumah tangga (IRT) barusan terima W.A.,  sahabat lama IRT, mau kunjung. Si Ibu ngorder ke ART "nanti pkl 10 an bakal ada tamu, saya pergi pengajian dulu pkl 9an saya pulang".
Pulang ngaji IRT, bawa gorengan bakal tamu, bahan2 sayur.
"Bi' nanti buat juga tempe orek ya", pesan IRT. Beberapa saat stlh membuka kulkas,  Bibik ART lapor: "Tempenya tinggal sedikit sekali"...
...
Laporan Bibik ART, terdengar oleh Bapak Rumah Tangga (BRT).
BRT nyahut: "tempe sedikit itu, nanti masukkan tudung saja nanti saya mantrai biar jadi banyak".

Candaan BRT tadi lantaran bbrp hari lalu, ART menceritakan bahwa uang gajiannya bulan lalu di serahkan ke orang "pintar" untuk digandakan.

Padahal sdh dmk sering di media disiarkan kabar, berbagai model penipuan berkedok agama. Tapi sampai hari gini msh saja ada orang yg ketipu "penggandaan uang".  Bgt pula ART yg satu ini, ketika menerima gajinya bln pertama. Dia minta ijin pergi kpd IRT, baru pulang setelah sore hari. Bulan kedua bgt lagi, IRT ingin tau dan menanyakan kemana si ART pergi dan keperluannya. Rupanya ybs pergi ke suatu tempat dimana ada orang "pintar" yang sanggup menggandakan uang. Uang jasanya sbg ART sebagian besar disetorkan ke orang "pintar" tersebut. Menurut si "pintar" uang tersebut dimasukkan ke dalam kotak dan oleh si "pintar" tersebut, dipuasakan, di do’a kan  kemudian nanti 4 bulan yad akan berlipat menjadi 10 kali lipat bahkan lebih, tergantung makbulnya do’a dan amal serta ketulusan hati, kejujuran si pemilik uang. Syaratnya; sabar, tak boleh banyak tanya, nanti si orang "pintar" lah yang nanti memberi kabar kapan matengnya uang gandaan itu.

Bagi si ART tsb, berlipat Jumlah uang ini memang sangat di butuhkan, enam bulan mendatang akan menikahkan anak, tentu butuh banyak uang. Diharapkan uang yang disimpan hari ini di “kotak ngamal” katanya itu nanti beberapa bulan yad sudah berlipat ganda. mudah2an cepat mateng, karena katanya si dukun tak boleh banyak nanya, nanti bila sudah sampai waktunya akan diberitau. Walau waktu setor pertama,  katanya si dukun selambatnya 4 bulan dari tanggal setor sudah mateng.

Mendengar info dmkn, sadarlah Ibu Rumah Tangga bahwa ART nya mungkin terjebak penipuan berkedok “puasa dan do’a” berkedok agama.

Dijelaskan oleh Ibu Rumah Tangga bahwa uang tidak mungkin digandakan, itu mustahil. Sebab uang kan bernomor seri, meskipun sama sama lembaran seratus ribu, tapi setiap lembar dibedakan oleh nomor serie yang tak sama satu dengan lainnya. Jika ada yang sama nomor serinya maka uang itu salah satu ada yang palsu.

ART menjawab, “biar ndak apa2 kalau pun nomor serinya sama yang penting banyak”. lebih jauh dia menjelaskan, bahwa sudah beberapa orang lain yang berhasil uangnya berlipat setelah dimasukkan “kotak ngamal” orang "pintar" itu. Ibu RT, nimpali “kalau ternyata semua uang itu asli, nomor serinya beda-beda, berarti ada uang ditempat lain yang dipindahkan ke dalam "kotak ngamal" sakti sersebut. "kalau bgt maka jadinya mencuri dari pihak lain”.

Ada pihak mebenarkan bahwa memang ada orang2 yg berilmu punya kesaktian. Pendpt pihak yg menyakinkan kesaktian penggandaan uang itu  merifer (merujuk) kisah nabi Sulaiman tersurat pada An-Naml ayat 38 sampai 42.

Ketika nabi Sulaiman menanyakan kepada seluruh staf ahli pemerintahnya, tentang siapakah yg sanggup memindahkan singgasana Ratu Balqis dari negeri Saba' ke istana nabi Sulaiman di Palestina.

قَا لَ يٰۤاَ يُّهَا الْمَلَؤُا اَيُّكُمْ يَأْتِيْنِيْ بِعَرْشِهَا قَبْلَ اَنْ يَّأْتُوْنِيْ مُسْلِمِيْنَ
"Dia (Sulaiman) berkata, Wahai para pembesar! Siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?"
(QS. An-Naml ayat 38)

Menjawablah ifrit ia sanggup memindahkannya sebelum nabi Sulaiman beranjak dari tempat duduknya. (An-Naml 39)
 اَنَاۡ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ تَقُوْمَ مِنْ مَّقَا مِكَ

Lebih canggih lagi ada orang yang berilmu sanggup memindahkan singgasana itu sebelum Nabi Sulaiman mengerdipkan mata.
 اَنَاۡ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّرْتَدَّ اِلَيْكَ طَرْفُكَ
(An-Naml 40).

Jadi itu singgasana betul2 pindah. Dari tempat asal singgasana di negeri Saba' ke Palestina. Di Saba' sdh tdk ada lagi singgasana, karena sdh pindah secara phisik ke Palestina.

Kesimpulan ini dikuatkan oleh permintaan Nabi Sulaiman stlh singgasana itu dihadapannya.

Dia berkata: "Robahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)." (An Naml 41).

قَا لَ نَكِّرُوْا لَهَا عَرْشَهَا نَـنْظُرْ اَتَهْتَدِيْۤ اَمْ تَكُوْنُ مِنَ الَّذِيْنَ لَا يَهْتَدُوْنَ

Bukti bahwa Singgasana itu memang benar pindah terbukti diakui oleh Ratu Balqis sbgmn (An-Naml 42)

فَلَمَّا جَآءَتْ قِيْلَ اَهٰكَذَا عَرْشُكِ ۗ قَا لَتْ كَاَ نَّهٗ هُوَ ۚ 
"Maka ketika dia (Balqis) datang, ditanyakanlah (kepadanya), Serupa inikah singgasanamu? Dia (Balqis) menjawab, Seakan-akan itulah dia".

Dapat dipindahkan singgasana Ratu Balqis dari negeri Saba' ke Palestina dalam sekejap mata,
inilah didalilkan oleh mereka bahwa ada orang yg berkemampuan menggandakan uang. Kesaktian menggandakan uang, jauh lebih kecil ketimbang memindahkan singgasana.

Dlm kisah itu jelas bahwa, singgasana itu bukan digandakan, bahhan di ayat 41 nabi sulaiman minta diadakan perubahan thdp singgasana itu, agar dpt meguji nanti Ratu Balqis apakah masih dpt mengenalinya,
Informasi ini memberikan kabar bahwa bukan menggandakan yang terjadi, tetapi memindahkan dari suatu tempat ke tempat lain. Jadi singgasana itu asli.

Nah….. kembali ke uang, kalau didapat dlm “kotak ngamal” penggandaan itu, uang semuanya asli, maka berarti ada uang dari tempat lain yg dipindahkan ke “kotak ngamal” itu. itu sama sekali mustahil. Kalau juga terjadi dengan bantuan kekuatan ghaib atau kekuatan apalah namanya berarti mencuri dari tempat lain. Dan pencurian adalah tidak halal.

Kalaulah penggandaannya berupa seperti copian sehingga banyak uang dengan nomor seri yang sama, maka penggandaan itu adalah pemalsuan.

Dinegara manapun PENCURIAN dan PEMALSUAN INI tindakan melawan hukum, apa lagi dalam ketentuan agama.

Nah.... dalam Masyarakat, walau sudah disiarkan di berbagai media tentang penipuan berkedok “Do’a” ini, masih saja ada masyarakat yang terperangkap dalam penipuan ini.  Oleh karena itu dikesempatan yang baik ini, mari kita pahami bahwa agama ini bukan agama yang percaya dengan tahayul dan mistik. Untuk mendapatkan harta, harus melalui proses. Proses mendapatkan harta harus halal.
Smg makin banyak ummat ini yg sadar, bahwa penggandaan uang,  dg kekuatan ghaib, menjadikan sesuatu menjadi emas, dengan dimasukkan kedalam kotak dengan ritual puasa dan do’a, itu mustahil.
Smg ummat ini semakin cerdas. Aamiin.

Barakallahu fikum
وَ الْسَّــــــــــلاَمُ
M. Syarif arbi.

No comments:

Post a Comment