Sunday 30 December 2018

PERGANTIAN TAHUN

Ditanggal yg sama setahun lalu, kupublish tulisan ini. Sepertinya masih pas untuk dibaca kembali. Mudah2an masih ada pembaca yg sudi membacanya lagi.

Sudah terjadi saban tahun. Tahun yg lama dilalui dan tahun berikut di jelang. Hari ini tanggal 31 Desember 2018. Besok insya Allah qt semua menjalani tahun 2019 menurut kalender yg disepakati dunia internasional.
Dalam kaidah agama Islam bulanpun ditetapkan oleh Allah dlm setahun sebanyak 12.
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ , ........."
"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dlm ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan Bumi, ..................."
(QS. At-Taubah ayat 36).

Sblm bumi diciptakan, Allah telah atur bulan yg akan terbit dan terbenam dlm setahun adalah 12 kali. Di dalam penanggalan Islam setiap bulan itu ada yg berumur 30 hari dan ada yg hanya 29 hari. Dari sunatullah ini tergerak para ilmuan muslim, maka muncullah ilmu falaq dan hisab. Dari ilmu falaq dan ilmu hisab ini dpt disusunlah penaggalan Islam dengan menyusun dalam kalender kapan mulai tgl satu dan kapan tgl akhir setiap bulan. 
Islam dng tuntunan Ilahi menetapkan bulan bulan yg 12 itu menjadi:
Bulan pertama MUHARRAM
Bulan ke dua SYAFAR
Bulan ke tiga RABI UL AWWAL
Bulan ke empat RABBI UL AKHIR
Bulan kelima JUMADIL AWWAL
Bulan ke enam JUMADIL AKHIR
Bulan ke tujuh RAJAB
Bulan ke delapan SYA' BAN
Bulan ke sembilan RAMADHAN
Bulan ke sepuluh SYAWAL
Bulan ke sebelas ZULQAIDAH
Bulan ke dua belas  ZULHIJJAH
Di akhir tahun, bulan ke dua belas, acara ditandai dg ibadah puncak dari rukun Islam y.i. ibadah HAJI klimaknya terpusat di Arrafah pada tgl 9 dg wukuf bagi yg sdng ibadah Haji. Bagi yg di tanah air masing- masing berpuasa dikenal dg puasa Arrafah.

Pada tahun barunya di bulan Muharram di meriahkan dg puasa pada tgl 9, 10 atau 10, 11.
Jadi awal tahun dan akhir  tahun ktt dlm kaidah agama Islam bukan di meriahkan dg hura-hura, tetapi disambut dg neningkatkan taqwa kepada Allah, berwujud Ibadah Haji dan puasa.
Alangkah indahnya bila dlm rangka mengakhiri tahun dan menyambut tahun baru "kalender internasional"  inipun qt ganti model, mendekati model yg disyariatkan agama. Dengan meningkatkan ketaqwaan kepada TUHAN, bukan dg berpesta pora, berhura-hura berkembang api ria. Bermercon membahana. Kegiatan pora dan hura itu menguras banyak biaya dan tak mustahil mengundang mara bahaya. Jangan jangan menyebabkan Allah menjadi murka, meskipun di acaranya kadang tetap terselip ucapan yg memberi sambutan kata syukur dan pujian kpd Allah swt. Apakah dng ucapan syukur dan alhamdulillah ketika menyampaikan sambutan itu cukup untuk meredakan kemungkinan kemurkaan Allah, bila acara "tahun baruan" tertumpang banyak perbuatan yg sia-sia pora dan hura kadang...... melanggar laranganNya. Allah tak berkenan dg perbuatan pemborosan, hura2 menggunakan harta karunia Allah untuk yg tak bermanfaat.
اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْۤا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗ وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا
"Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya"
(QS. Al-Isra' ayat 27) 

Smg makin banyak di antara qt lbh memilih detik-detik meninggalkan tahun lama dg tafakur, evaluasi diri tentang kealfaan th lalu untuk taubat dan bertekad melakukan perbaikan di tahun2 kedepan, sepanjang hayat masih dikandung badan. Aamiin. Barakallu fikum. Wassalam. M. Syarif Arbi.

No comments:

Post a Comment