Sunday 3 March 2024

Meredam Dendam

Dirangkai: M. Syarif Arbi No: 1.226.03.24 Dimaklumi bahwa kebanyakan kalau orang tengah sukses, sedang terpandang biar kita tak ikutan ngawaninya, banyak relasi dan kawan yang merapat kepadanya. Mungkin anda pernah punya teman akrab di sekolah dulu, atau teman sepermainan masa kanak2, atau bahkan masih terkait family, kini jadi orang terpandang atau pernah jadi orang terpandang. Ketika ybs jadi orang terpandang, terjadi perubahan, jadinya dianya terkena "flu sombong". Belagu ndak pernah akrab. Kesombongan terindikasi; Kalau ketemu pas ada acara dihadiri banyak orang, seolah tak pernah kenal. Ingin ketemu harus protokoler. (ini sih ok lah orang terpandang padat acara). Bila pas berhasil ketemu demikian formil, menghindar diajak berdialog pakai "bahasa ibu", bahasa ketika masih sesama anak2. Jika nanti predikat terpandangnya sudah menghilang, biasanya penyakit "Flu Sombong" pun langsung berkurang menuju hilang. Dalam kasus ada teman ataupun family ketika sukses, terpandang lantas sombong, kemudian "jatuh". Sikap yang bijak adalah menerima dengan baik kembali dia sebagai teman atau sebagai keluarga. Hendaklah bersemboyan begini: Khusus yang masih ada pertalian darah (hubungan family). Bila sudah tidak berjaya lagi, dikala relasi dan kawannya telah menjauh, bagaimanapun sanak kerabat yang bertalian darah tak akan dapat diputuskan. Kata pepatah Melayu "Tetak air tak kan putus". (Maksud pepatah= air tidak dapat dipotong, sama dengan pertautan hubungan keluarga). Kalau ybs semula adalah kawan akrab, ketika sukses, terpandang sempat nyombongi kita. Juga dimaklumi kawan dan relasinya sudah menjauh ketika dia sudah "jatuh". Kalau dia tidak kita terima mendekat kembali lalu dia bakal tak ada teman. Jika kedudukan sudah jatuh. Semua yang akrab jadi menjauh. Mantan anak buah sudah tak patuh. Relasi bisnispun menjadi tak acuh. Bila sudah dalam kondisi begini, sahabat anda tadi “terima Kembali”, kan ada pepatah "1000 kawan belum cukup tapi 1 musuh sudah terlalu banyak". Jika hati ini masih berkata-kata, hati ini masih ingat ketika sahabat kita itu, ketika family kita itu masih berjaya dan sombong. Segeralah ingat pesan Allah di dua ayat berikut ini: الَّذِيْنَ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مِيْثَا قِهٖ ۖ وَيَقْطَعُوْنَ مَاۤ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖۤ اَنْ يُّوْصَلَ وَيُفْسِدُوْنَ فِى الْاَ رْضِ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ "(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah (perjanjian) itu diteguhkan, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan, dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi." (Al-Baqarah ayat 27) وَا لَّذِيْنَ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مِيْثَا قِهٖ وَيَقْطَعُوْنَ مَاۤ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖۤ اَنْ يُّوْصَلَ وَيُفْسِدُوْنَ فِى الْاَ رْضِ ۙ اُولٰٓئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوْٓءُ الدَّا رِ "Dan orang-orang yang melanggar janji Allah setelah diikrarkannya, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah agar disambungkan, dan berbuat kerusakan di bumi; mereka itu memperoleh laknat dan tempat kediaman yang buruk (Jahanam)." (Ar-Ra'd ayat 25). Silaturahim diperintahkan Allah untuk disambungkan. Artinya termasuk kalau pernah putus tautkan kembali. Bagi yang memutus silaturahim disetarakan dengan melanggar janji kepada Allah, disetarakan dengan membuat kerusakan dimuka bumi. Naudzubillahi min dzalik. Semoga ayat di atas meredam dendam kita terhadap seseorang yang tadinya pernah menyombongi kita, bahkan mungkin mendzalimi kita, atau melecehkan kita, menghina kita, ketika dianya tengah berjaya. آمِيّنْ... آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 23 Sya’ban 1445 H 4 Maret 2024

No comments:

Post a Comment