Sunday 10 March 2024

Masuki RAMADHAN, saling MEMAAFKAN

Disusun: M. Syarif Arbi No. 1.228.03.24 Sebagian masjid di Jakarta jauh2 hari sudah mengumumkan per hari Ahad tanggal 10 Maret 2024 sudah mulai menggelar shalat tarawih, berarti Senin 11 Maret sudah mulai berpuasa bulan Ramadhan 1445 H. Sejak beberapa hari menjelang Ramadhan menjadi kelaziman ummat Islam untuk melakukan persiapan dengan “membersihkan diri” agar nanti ketika menjalankan shaum Ramadhan dengan hati yang lapang. Sehingga insya Allah setiap diri berhasil meraih taqwa sebagai tujuan akhir melaksanakan puasa Ramadhan, (seperti yang di kehendaki Allah melalui Al-Baqarah 183 = “la’allakum tattaqun”). Sejumlah persiapan “membersihkan diri” dimaksud, salah satu diantaranya adalah “membersihkan rohani”, meliputi dua hal yaitu: a. membersihkan dosa kepada Allah b. membersihkan dosa sesama mahluk Allah Butir “a” MEMBERSIHKAN diri dari dosa kepada Allah, telah kutulis pada artikel sebelum ini no: 1.227.03.24 tgl 10 Maret 2024, kemarin Dikesempatan ini tentang “membersihkan diri” dari dosa sesama mahluk Allah. Dosa kepada sesama makhluk Allah SWT terbagi dua yaitu: “dosa ke sesama manusia” dan “dosa kepada mahluk Allah lainnya”. Dosa kepada makhluk Allah lainnya penyesaiannya dengan berbuat baik dan bertobat kepada Allah. Sedangkan “dosa kepada sesama manusia” lebih kompleks penyelesaiannya, harus diklirkan di dunia ini dengan meminta maaf dan ridha dari orang dimana kita berbuat dosa. Kalau manusia yang didosai masih hidup dan jelas alamatnya, maka masalahnya adalah lebih mudah yaitu dengan mendatanginya dan meminta maaf dan ridhanya!......... Tapi, kalau yang bersangkutan sudah meninggal dunia, atau tidak ketahuan dimana tinggalnya, sehingga tidak bisa diketemukan orangnya, maka persoalannya menjadi agak sulit. Dibawah ini dikutipkan fatwa Imam Ghazali. Dosa terhadap sesama manusia itu terdapat dua jenis: PERTAMA; terhadap hartanya. Dosa mengenai harta, disepakati hendaklah dikembalikan atau diserahkan dalam keadaan sebaik-baiknya kepada pemiliknya. Atau diganti dengan barang yang lebih baik. Atau kalau tidak mampu mengembalikan dan mengganti hendaklah meminta maafnya dan ridhanya. Kalau orangnya sudah meninggal dunia, hendaklah diserahkan kepada ahli warisnya. Kalau tidak ketahuan dimana ahli warisnya hendaklah diwakafkan atas namanya untuk kemaslahatan agama dan masyarakat, dengan niat menitipkannya kepada Allah SWT sebagai pembayar dosa tersebut, demikian fatwa dan pendapat lmam Ghazali. KEDUA; dosa atas sesama manusia yang bukan mengenai hartanya, misalnya mengenai kehormatannya, apakah pernah memfitnahnya, atau memakinya, atau menghinanya, kalau mungkin hendaklah dengan meminta maaf dan ridhanya. Itulah cara yang utama dan terbaik. Kalau tidak mungkin, karena orangnya sudah meninggal dunia atau tidak diketahui tempatnya, atau akan mengakibatkan huru hara, hendaklah dengan berendah diri dihadapan Allah SWT, seraya menyesali dosa yang diperbuat dan bertaubat, serta bersedekah atas nama yang bersangkutan dengan niat memohon kepada Allah SWT supaya pahala dari amal kebaikan itu cukup kiranya untuk membayar dosa yang diperbuat. Padahal bila dosa sesama manusia belum terselesaikan maka di akhirat nanti akan terjadi seperti dikisahkan; didalam satu hadits Rasulullah SAW dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَدْرُوْنَ مَاالْمُفْلِسُ؟ قَالُوا اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَدِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ هِ فَإِنْ فُنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَ مَا عَلَيْهِ أُخِذَا مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ Rasulullah bersabda: Tahukah kamu, siapakah yang dinamakan orang yang bangkrut? Sahabat menjawab: Orang yang bangkrut menurut kami ialah orang yang tidak punya dirham (uang) dan tidak pula punya harta benda. Sabda Nabi: Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang datang dihari kiamat membawa shalat, puasa dan zakat. Dia datang tapi pernah mencaci orang ini, menuduh (mencemarkan nama baik) orang ini, memakan (dengan tidak menurut jalan yang halal) akan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang ini. Maka kepada orang tempat dia bersalah itu diberikan pula amal baiknya. Apabila amal baiknya telah habis sebelum hutangnya lunas, maka, diambil kesalahan orang itu tadi lalu dilemparkan kepadanya, sesudah itu dia dilemparkan ke neraka (HR. Muslim). Orang tersebut menjadi bangkrut, karena walaupun datang dengan membawa amal seperti shalat dan puasa, namun menzalimi orang lain, merampas hak orang lain, maka kesalahan orang yang pernah ia zalimi ditimpakan pula kepadanya, maka jadilah ia orang yang bangkrut bahkan menjadi orang celaka. na’udzubillah. Memohon maaf sesama, juga memberikan maaf. Sungguh memberi maaf kadang lebih sulit ketimbang meminta maaf. Allah memberikan informasi di Al Bakarah 263 yang lebih utama adalah memberikan maaf. قَوْلٌ مَّعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَآ أَذًى ۗ وَاللَّهُ غَنِىٌّ حَلِيمٌ "Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun." Andaikan setiap diri, setiap hari menjelang tidur mengingat perjalanan harian, selanjutnya dengan ikhlas memaafkan siapun yang bersalah kepadanya, siapapun yang telah menzaliminya (sebagaimana dimaksud ayat di atas), maka dunia ini bersih dari dosa sesama. Berdasarkan riwayat Abdullah bin Amr, ada seorang di masa Rasulullah masih hidup, diberitahukan Rasulullah akan masuk surga tanpa dihisab, salah satu amalannya, setiap malam sebelum tidur dia ingat-ingat siapa yang melakukan kesalahan kepada dirinya dan langsung dimaafkannya tanpa dendam didalam hatinya. Dalam kesempatan ini; kita semua sedang dan atau akan shaum Ramadhan, saya pun mohon dimaafkan kepada para pembaca, apabila muatan tulisan2 saya terdapat hal-hal yang kurang berkenan. Begitupun saya dengan tulus memaafkan buat pembaca yang pernah berkomentar “kurang tegak”, menanggapi “tidak manis” atau menilai “negatif” terhadap tulisan2 saya, itu akan saya jadikan bahan evaluasi/masukan, agar niat saya menulis untuk menebar kebaikan berlanjut terus selagi mampu, “tidak surut walau di carut”, “tak melonjak manakala di sorak”. Mudah2an selalu mendapat pertolongan dan ridha Allah, karena sejak semula niat mempublish tulisan2 bukan mengharapkan penilaian, hanya sekedar sharing. Semoga ROHANI kita semua telah bersih sebelum memulai shaum Ramadhan, seluruh dosa kepada Allah diampuni, semua salah hilaf sesama telah saling memafkan. .... آمِيّنْ… آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 1 Ramadhan 1445 H. 11 Maret 2024.

No comments:

Post a Comment