Tuesday 19 March 2024

KAGUM DIRI

Rangkuman: M. Syarif Arbi No: 1.231.03.24 Seseorang kagum terhadap diri sendiri, sebenarnya tak bermasalah buat orang lain, sepanjang kekaguman itu tidak ditonjolkan, tidak dibanggakan kepada orang lain. Dorongan bathin “kagum diri” atau “Ujub”, biasa dimiliki orang-orang yang sukses dalam masyarakat, orang yang sukses dalam hidup. Si Sukses menyatakan bahwa sukses dirinya lantaran kerja kerasnya, lantaran usahanya yang sungguh-sungguh dan lantaran kepiawaiannya, lantaran kecerdasannya, lantaran kekuatannya. Ada lagi orang yang sukses disuatu bidang usaha, menyatakan bahwa usahanya tidak ada pesaing, karena kreasi dirinya yang dijadikannya produk usahanya itu belum ditemukan orang sebelumnya, orang lain tak akan sanggup mencontohnya. Bilamana datang orang meminta bantuan kepada orang yang “UJUB”, atau “Kagum Diri” ini, kalaupun dibantu, kadang dengan disisipi pesan berkesan bahwa peminta bantuan “pemalas”. Selanjutnya kepada peminta bantuan oleh si “Ujub” diberi nasihat dengan kata-kata misalnya: “Kalau ingin sukses seperti saya ikuti langkah saya, saya bangun setiap hari sebelum pukul 4 dini hari dan langsung membaca buku……., sejak pagi membanting tulang memeras keringat bekerja keras tidak malas berpangku tangan” dan seterusnya contoh-contoh lain diberikannya. Padahal tidak baik sedekah itu diiringi kata2 yang tidak mengenakkan penerima, seperti tersirat makna diungkapkan Al-Qur’an: قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَاۤ اَذًى ۗ وَا للّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ "Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun." (Al-Baqarah ayat 263) Kagum diri atau Ujub, adalah penyakit bathin yang inti pokoknya dalam pernyatannya semua keberhasilannya adalah karena usahanya. Penyakit “kagum diri” diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al-Qashash ayat 78: قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِىٓ ۚ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِۦ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا ۚ وَلَا يُسْئَلُ عَنْ ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ "Dia (Qarun) berkata, "Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku." Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka." Sikap kagum diri seperti dilakukan Qarun, tidak disukai Allah karena: اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ مِنْ عِبَا دِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ "Allah melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang membatasi baginya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Al-'Ankabut ayat 62). Benar; bahwa sebagai sarana untuk sukses itu adalah ikhtiar yang sungguh-sungguh, akan tetapi keberhasilan adalah ketentuan dari Allah. Tidak sedikit contoh di alam terbentang ini, para petani dengan lahan yang berdempet, ditanami dengan tanaman yang sama, dirawat dengan cara yang sama, namun hasil panennya berbeda. Toko dengan mata dagangan yang sama, di lokosi bersebelahan, tetapi omset tidak sama. Jelaslah bahwa seperti yang dimaksud ayat 62 Al-Ankabut dipetik di atas (اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ مِنْ عِبَا دِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ) Pemilik sifat “kagum diri” atau “UJUB”, dapat saja Allah akan jungkir balikkan; dari semula sukses, berjaya, menjadi bangkrut terhina seperti pernah terjadi pada diri Qarun; tercantum dalam Al-Qur'an surat Al Qashas ayat 81, فَخَسَفْنَا بِهٖ وَبِدَارِهِ الْاَرْضَ ۗفَمَا كَانَ لَهٗ مِنْ فِئَةٍ يَّنْصُرُوْنَهٗ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖوَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِيْنَ “ Lalu, Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka, tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri”. Semoga shaum Ramadhan ini membuat kita semua lebih berserah diri kepada Allah dan tidak menjadi orang yang lupa diri saking kagumnya dengan prestasi. آمِيّنْ… آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 10 Ramadhan 1445 H. 20 Maret 2024.

No comments:

Post a Comment