Friday 29 March 2024

Disela KHAWATIR dan YAKIN

Disajikan: M. Syarif Arbi No: 1.233.03.24 Hari ini shaum Ramadhan udah dijalani lebih separoh, waktu tersisa untuk setiap orang agaknya beda.Mengenai perbedaan merasakan sisa Ramadhan untuk tiap orang mungkin jika dikelompokkan: Kelompok Pertama; Ada yang merasa sudah semakin ringan, sebab sudah lebih banyak yang dijalani ketimbang hari2 yang masih akan tempuh. Kelompok Kedua; Ada pula yang merasakan semakin berat, sudah merasa banyak energi terkuras, badan semakin lemah. Fakta menunjukkan jamaah shalat isya dan tarawih sudah semakin “maju”. Warung2 bertabir semakin banyak menampakkan kaki di siang hari. Buat kelompok “ke dua” ini sudahlah, namun tetap di-do’a-kan semoga imannya dikuatkan Allah, karena puasa diperuntukkan buat orang2 yang beriman, bagi yang tak beriman tidak wajib berpuasa. (Al-Baqarah 183) “……………………..يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa………..” Kelompok ke Tiga; Tak sanggup lagi shaum lantaran sudah ada udzur, misalnya berpenyakit kronis yang justru akan bertambah sakit jika shaum. Di usia lanjut banyak organ pencernaan yang sudah tak tahan diajak puasa, dulu ketika usia dibawah 80 sangat rajin puasa2 sunnah, apalagi puasa wajib seperti bulan Ramadhan. Tetapi kini saban puasa sakit-sakitan, entah perut entah kepala, kadang gula darah turun sampai hampir pingsan, atau tekanan darah melambung, dlsbnya. Buat kelompok ke empat ini Allah berikan fasilitas tersurat pada ayat 184 Al-Baqarah: ”……………… وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ …………….” “………………..Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. ……………”. Kelompok Ke-Empat; Ada pula yang biasa2 saja, karena bagi yang bersangkutan soal “shaum” telah terbiasa dilaksanakan bukan saja di bulan Ramadhan, Senin Kamis dan yaumul bidh, sudah familier. Masalah shalat berjamaah di masjid kesehariannyapun diusahakan demikian adanya. Bagi kelompok empat ini masing2 perlu saling mengingatkan bahwa dalam beibadah termasuk “shaum” haruslah di dalam diri diterapkan perasaan khawatir, harap2 cemas apakah shaum Ramadhan yang dilaksanakan dan shaum2 sunnah lainnya “diterima Allah atau tidak”. Sikap kekhawatiran ibadah tidak terterima oleh Allah, bukan suatu hal yang mustahil karena ada tersurat dalam Al-Mu’minun ayat 60 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَآ ءَاتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلٰى رَبِّهِمْ رٰجِعُونَ "dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhannya," Nabi Muhammad menjelaskan ayat ini kepada Aisyah (Istri beliau) bahwa yang dimaksud ayat ini adalah: “orang yang berpuasa, orang yang bersedekah dan orang yang shalat, namun khawatir amalannya tidak akan diterima” (HR Tirmizi dan Akhmad) Rasa khawatir ini mempunyai sekurangnya tiga dampak positif: 1. Akan lebih berhati-hati dalam melaksanakan shaum, berusaha menjauhi hal2 yang membatalkan, mengurangi nilai shaum, bukan saja mempuasakan perut, tetapi juga mempuasakan indera, mempuasakan lisan dan pikiran jahat. 2. Tidak merasa sombong bahwa awaklah yang paling………. Hebat ibadahnya, paling rajin berpuasanya, tidak membanding diri dengan kelompok yang tidak berpuasa. 3. Selalu berserah diri kepada Allah, karena hak untuk menerima atau menolak suatu ibadah adalah mutlak milik Allah. Dalam pada itu, ketika beribadah kitapun harus yakin se yakin2nya bahwa sepanjang dilandasi niat yang lurus, tulus ikhlas dan sudah sesuai dengan petunjuk Allah dan tuntunan Rasulullah, Insya Allah ibadah akan diterima oleh Allah, ditemukan paling tidak 6 ayat yang menegaskan Allah tidak akan me-nyia2kan orang yang melakukan kebaikan diantaranya dikutip berikut ini: وَاصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ "Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan." (Hud 11 ayat 115) Antara Khawatir dan Yakin dalam beribadah ini perlu dipelihara secara seimbang karena dengan khawatir akan didapat 3 dampak disebut diatas, dengan “Yakin” maka kita akan semakin tekun beribadah karena yakin hasilnya akan dipetik di dunia terlebih di akhirat nanti. Semoga Allah menerima seluruh ibadah kita semua. آمِيّنْ… آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 19 Ramadhan 1445 H. 29 Maret 2024.

No comments:

Post a Comment