Sunday 24 September 2023

PENYEBAB & PERISAI KEMUNGKARAN

Disusun : M. Syarif Arbi Kecenderungan manusia untuk melakukan kemungkaran adalah disebabkan oleh empat hal: Pertama; manusia diciptakan lemah, kedua; hati manusia terdapat dua kutub, ketiga; setan diijinkan Allah senantiasa menggoda manusia, keempat; Allah sengaja menguji manusia. Dalam pada itu Allah pun melengkapi manusia dengan empat perisai menangkal kemungkaran: Pertama; Akal, kedua; Agama, ketiga; Rasa malu dan ke empat; Beramal shaleh. PENYEBAB KEMUNGKARAN: Pertama; Manusia diciptakan lemah: وَخُلِقَ الْاِ نْسَا نُ ضَعِيْفًا “dan manusia diciptakan (bersifat) lemah." (An-Nisa' ayat 28). Kedua; Hati manusia terdapat dua kutub: Diilhamkan Allah dalam qalbu manusia dengan dua kecenderungan keinginan yaitu “jalan kejahatan” dan “jalan ketaqwaan”: فَأَلْهَمَهَا فُجُو رَهَا وَتَقْوٰىهَا "maka Allah mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya," (Asy-Syams ayat 8). Kebanyakan manusia tergelincir ke jalan kejahatan lantaran dipengaruhi oleh setan, bilamana manusia telah tergelincir melakukan kemungkaran setanpun berkata: قَالَ إِنِّى بَرِىٓ ءٌ مِّنْكَ إِنِّىٓ أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعٰلَمِين ……………….” “……………….ia berkata, "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam”. (Al-Hasyr ayat 16). Ketiga; Setan diijinkan Allah menggoda manusia: Ketika Iblis diputuskan Allah diusir dari surga, Iblis mengajukan permintaan untuk menggoda manusia: قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ "(Iblis) menjawab, "Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya," (Shad, ayat 82) permintaan iblis itu dikabulkan Allah: قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ "(Allah) berfirman, "Maka sesungguhnya kamu termasuk golongan yang diberi penangguhan," (Shad, ayat 80) Konkrit teknik penjerumusan manusia yang dimohon Iblis kepada Allah yaitu: ثُمَّ لَءَاتِيَنَّهُمْ مِّنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمٰنِهِمْ وَعَنْ شَمَآئِلِهِمْ  ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شٰكِرِينَ "kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur."" (Al-A'raf ayat 17). Keempat; Allah sengaja menguji manusia: karena manusia mesti diuji, agar Allah dapat memilah siapakah yang benar imannya: أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوٓا أَنْ يَقُولُوٓا ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ "Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman" dan mereka tidak diuji?" (Al-'Ankabut ayat 2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ  ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِينَ "Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta."(Al-'Ankabut ayat 3). PERISAI KEMUNGKARAN. Pertama; Akal. Dengan akal, manusia dapat membedakan yang baik dan yang buruk. يُؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَآءُ  ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًا  ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُولُوا الْأَلْبٰبِ "Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat." (Al-Baqarah ayat 269) Kedua; Agama, merupakan perisai kemungkaran yang sangat canggih, walaupun misalnya dengan perisai “akal” masih sulit menentukan yang hak dan yang bathil. Menggunakan agama dengan jelas dituntunkan yang mana yang baik yang mana yang buruk, yang mana yang mungkar yang mana yang merupakan kezaliman. الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ  ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ "Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu." (Al-Baqarah ayat 147). Ketiga; Rasa Malu, dimiliki semua manusia, tergantung sensitifitas individu masing2 menggunakan rasa malu itu untuk membatasi diri dari berbuat kemungkaran, atau kezaliman. Terbukti pencuri, koruptor, pelaku mesum, akan sembunyi2 melakukan aktivitasnya, berusaha agar tidak diketahui orang agar tidak memalukan diri dan keluarga. الْـحَيَاءُ مِنَ الإيْمَـانِ “Malu sebagian dari keimanan”.HR Bukhari, Muslim, dll). Malu terbagi menjadi tiga macam, yaitu: Malu Kepada Allah SWT: Orang yang mempunya rasa malu kepada Allah SWT, maka akan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Rasulullah SAW bersabda: "Malulah kalian kepada Allah dengan sungguh-sungguh rasa malu, yaitu dengan menjaga kepala dan isinya; perut dan makanannya; meninggalkan kesenangan dunia; dan mengingat mati." Malu Kepada Manusia: Orang yang malu kepada manusia maka akan menjaga pandangannya dan tidak memiliki keberanian melakukan dosa di hadapan orang lain. Malu Kepada Diri Sendiri: Ketika orang memiliki rasa malu kepada dirinya sendiri, maka ia tidak akan sanggup melakukan perbuatan dosa walaupun sedang sendirian. Keempat; Amal shaleh berupa ibadah kepada Allah dan berbuat kebaikan sesama manusia. Ibadah kepada Allah mencegah kemungkaran seperti tersurat pada Al-Ankabut ayat 45: ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَـٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Amal shaleh berupa berbuat baik kepada sasama: مَنْ عَمِلَ صٰلِحًا مِّنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيٰوةً طَيِّبَةً  ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ "Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (An-Nahl ayat 97) Demikian besar karunia Allah kepada manusia, diberitahukan “penyebab terjadi kemungkaran, diikuti dengan perisai menghindari kemungkaran itu. Semoga kita semua terhindar setidaknya berkurang diri kita dari terjerembab dalam kemungkaran, selanjutnya disisa usia ini sanggup beribadah sebanyak mungkin dan berbuat semaksimal mungkin kebaikan kepada sesama. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ سُبْحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن Jakarta, 9 Rabiul Awal 1445 H. 24 September 2023. (1.189.09.23).

No comments:

Post a Comment