Monday 25 September 2023

Ke UNGGUL an Versi DUNIA

Oleh: M.Syarif Arbi. Unggul merupakan tujuan setiap suatu kompetisi tidak terkecuali ketika sekolah dulu. Di sekolah, ukuran unggul ditentukan ujian. Tingkat SLA sampai S.1., umumnya setiap ujian (UTS-UAS) masih bermuatan kemampuan menghafal setiap materi pelajaran, kemudian kemampuan menyerap ilmu yang diperoleh dibuktikan dari jawaban ujian. Pada musim ujian ada istilah "posisi menentukan prestasi". Lokasi duduk ketika ujian, misalnya berdekatan dengan teman yang pintar; dapat tanya atau nyontek. Lokasi duduk jauh dari pengawas; dimungkinkan "ngerpek". Hasil tentu diharapkan jadi baik, bernilai B+ atau bahkan A. Bila menggunakan trik “ngerpek” ini terkelompok perbuatan curang. Di dunia olahraga pun agaknya demikian juga, walau di-dengung2kan “sportif”, tetap saja sering terlihat adanya permainan curang, kadang masing2 pihak yang bertanding berusaha berlaku curang, yang penting menang. Tak jarang kecurangan2 itu dimuluskan oleh wasit yang memimpin pertandingan. Sebentar lagi bangsa ini akan menjalani pesta demokrasi, harapan kita semua, semoga dapat berjalan dengan jujur dan adil dan tidak ada kecurangan. Dalam hal keunggulan disekolahan demi menjamin agar hasil lulusan berkualitas, kemampuan pengawas ujian sangat menentukan. Tentu saja kemampuan untuk mengeliminir kecurangan tersebut didukung oleh pengalaman pengawas ujian dan juga system serta kondisi ruang ujian. Dalam kompetisi olahraga, peran wasit cukup besar pengaruhnya. Dalam hal pesta demokrasi nanti sangat besar perannya adalah penyelenggara pemilu sebagai wasit, para peserta sebagai kontestan, serta seluruh rakyat ikut berpartisipasi. Kembali ke UTS – UAS di dunia sekolahan, mungkin anda tidak termasuk pernah menjalani proses "prestasi tergantung lokasi" di atas. Tapi anda barangkali pernah menyaksikan teman seangkatan anda. Ada teman yang nulis kerpe'an di paha. Ada teman buat kerpe'an gulungan kertas diselipkan di pinggang supaya mudah mencabutnya. Suatu institusi sekolah sebelum ujian pengawas umumkan "siapa yang mau kencing silahkan, ditunggu. Kalau ada peserta keluar ruangan sesudah ujian dimulai, dianggap selesai". Teman yang satu ini kebelet kencing, langsung acung telunjuk selanjutnya ke toilet. Begitu ujian pun mulai, pas jawaban sebagian ada di kerpe'an. Dicari di sekeliling pinggang tu gulungan menghilang. Rupanya jatuh di toilet ketika kencing tadi. Jadinya ini teman tolah toleh. Teman group belajar yang tau rencana kerpe’an, dengan bahasa bibir: "maenkan kerpe'annya". Dijawab dengan isyarat tangan terbuka menuju lantai diikuti telunjuk diacungkan kedepan tunduk kebawah, maksudnya "Kerpe'an jatuh di toilet ketika kencing”. Setelah tamat sekolah, peristiwa itu jadi kenangan indah selama sekolah. Kini usai sekolah jadi bahan candaan pengakrab persahatan diketemuan alumni. Di arena sepak bola: "diving" di kotak penalty, wasit kebetulan ndak tau itu "diving", lalu nunjuk titik putih dan gool............... menang. ...... Konon di piala dunia pernah terjadi "gool pakai tangan". Begitulah dunia: kadang yang penting hasil, tak perduli proses atau cara. Ada yang mengistilahkan keberhasilan dengan proses yang tak benar itu dengan istilah: "tujuan menghalalkan cara". Di dunia tujuan menghalalkan cara ini banyak terjadi, dalam kancah apapun.......... silahkan pembaca meng-analog-kan dengan peristiwa lain, apa saja, selain yang diungkap sedikit di atas. Mungkin pernah terjadi, sedang terjadi dan/atau akan terjadi lagi. Padahal Allah dan Rasul-Nya me-wanti2 agar orang beriman berlaku adil: يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُونُوا قَوّٰمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِالْقِسْطِ  ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَئَانُ قَوْمٍ عَلٰىٓ أَلَّا تَعْدِلُوا  ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوٰى  ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ  ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُونَ "Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (Al-Ma'idah ayat 8). مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلاَّ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ Siapa yang diberi beban oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, lalu mati dalam keadaan menipu rakyat, maka Allah mengharamkan surga untuknya (HR. Muslim no. 142) Beda dengan parameter "keunggulan, keberhasilan versi Akhirat". Keberhasilan akhirat harus ditentukan oleh proses atau cara yang benar. Sedangkan keunggulan di dunia kadang tak terlalu peduli proses atau cara yang benar. Keunggulan akhirat mutlak wewenang Allah yang menentukan. Sebab biarpun sudah dilaksanakan dengan proses yang benar, diterimanya suatu ibadah adalah hak Allah. Namun demikian, diberikan acuan tata cara agar keberhasilan suatu ibadah untuk akhirat, yaitu: Pertama; mengacu kepada ketentuan Allah dan Rasul-Nya, kedua; tunduk kepada waktu pelaksanaan ibadah, ketiga; tunduk kepada tempat dimana melaksanakan ibadah. Terbatasnya ruang baca anda, keunggulan akhirat tidak di bahas pada artikel ini, insya Allah akan disusun dikesempatan mendatang. Semoga Allah menjadikan keadilan dan kejujuran menjadi prinsip hidup bagi semua kita terutama para pihak yang memimpin bangsa ini. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 10 Rabiul Awal 1445 H. 26 September 2023. (1.190.09.23).

No comments:

Post a Comment