Wednesday 13 September 2023

KETAR – KETIR

Disusun : M. Syarif Abi. Dilihat di layar TV Laga kualifikasi Grup K Piala Asia U-23 Indonesia vs Turkmenistan, tanggal 12 Agustus malam, saat laga belum lagi memasuki menit 10, Timnas sudah mencetak gol lewat sontekan dari dalam kotak penalti oleh Hokky Caraka. Wasit garis mengangkat bendera, karena menilai Arhan Pratama yang memberi assist sudah dalam posisi offside saat menerima umpan dari lini tengah. Tetapi jika melihat tayangan ulang masih di siaran langsung itu, tampak Arhan Pratama berdiri di belakang dua bek Turkmenistan - atau dalam posisi onside - saat bola dikirim dari lini tengah Indonesia. Waaah, kekhawatiran wasit tak adil seperti lawan Vietnam 26 Agustus, muncul lagi. Detik demi dietik jalannya pertandingan diikuti dengan "ketar-ketir". Dalam hati berkata; kalau begini caranya Timnas kita yaaa kalah. Ingatan kembali ketika menonton sepak bola final 26 Agustus 2023 Garuda Muda vs Vietnam, dengan harap2 cemas mengikuti jalannya pertandingan. Timbul komentar di dalam hati, waaah itu wasit….. kok……., berat sebelah. Vietnam vs Garuda Muda Agustus lalu itu, akhirnya sampai perpanjangan waktu 2 x 15 menit juga tetap kosong-kosong. Harapan menggantung pada kepiawaian penjaga gawang Ernando Ari berhasil menggagalkan tendangan penalti. Diharapkan Ernando Ari berhasil lagi menggagalkan beberapa penalti, sementara diharapkan semua eksekutor Garuda Muda berhasil menaklukkan keeper Vietnam. Ketika menonton siaran langsung, keadaan belum terjadi, tapi mesti terjadi, diduga kejadiannya nanti kurang menyenangkan atau menggembirakan, kondisi hati seperti itu kira2 cocok dinamakan “ketar-ketir”. Merasa kurang puas, pengen lihat detail pertandingan, lantas nonton sepak bola siaran ulangan Indonesia vs Vietnam dimana kesebelasan Inidonesia banyak dirugikan wasit itu, sudah ndak ketar-ketir lagi, karena sudah tau pasti kalah. Sebab sudah tau score nya waktu lihat siaran langsung. Begitu juga ketika nonton siaran ulangan Timnas U23 vs Turkminestan, sudah tidak ketar-ketir lagi, karena sudah tau menang, score 2 – kosong. Andaikanlah setiap wasit sepak bola memiliki “ketar-ketir”, akan perlakuannya bakal diadili kelak di kemudian hari, sebab dianya merupakan hakim yang harusnya berlaku adil di dalam pertandingan. Begitu pula para pihak yang dipercaya menjadi wasit pertandingan olah raga apa saja, termasuk pihak yang dipercaya menjadi wasit dalam pemilihan pemimpin negara. Harusnya mereka “ketar-ketir”, karena pertanggungjawaban bakal diminta di hari akhir nanti. Kecurangan umumnya terjadi karena pihak yang diuntungkan dalam putusan memberikan suap, sedangkan suap dilaknat Allah: عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قاَلَ رَسُو لُ اللهِ – صَلَى اللهُ عَلَيْهِ ؤَسلَّمَ لَعَنْ اللهُ الرّاشِىَ وَالْمُرْ تَسِىَ فى الْحُكْمِ (رَوَاهُ اَحْمَدُ) Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasul SAW bersabda: Allah SWT melaknat penyuap dan yang di suap (HR. Imam Ahmad). Hadits ini dinyatakan shahih oleh syaikh Al-Banani di dalam shahih At-targhib wa At-Tarhibll/261 no.2212) Seiring dengan kemajuan teknologi sekarang ini, keadilan wasit dapat dinilai orang banyak melalui siaran ulang, detil2 keputusan wasit dengan mudah dapat dilihat, apalagi tayangan ulang di akhirat nanti sangat akurat. Bersyukur belakangan ini ada kemajuan perwasitan sepak bola melalui teknologi VAR (video assistan referee), sayangnya di beberapa pertandingan Timnas vs beberapa negara akhir2 ini belum digunakan. Soal “ketar-ketir” ini masuk dalam semua sudut kehidupan, bukan saja ketika nonton pertandingan sepak bola di atas, termasuk “ketar-ketir” kehidupan di masa tua nanti. Lebih2 kehidupan sesudah hidup ini (tentu bagi yang percaya kehidupan sesudah mati). Jangankan terhadap dosa menerima suap, curang. Sedangkan ibadahpun buat orang2 beriman selalu “ketar-ketir”; mengkhawatirkan ibadah yang telah ditekuni, tak diterima. “Ketar-ketir” amal buruk lebih besar dari amal baik, dll. Sehingga berhati hati dalam ibadah takut ndak keterima. Waspada dalam menjalani hidup takut terlanjur berbuat tak baik, semisal menjadi wasit yang curang, menjadi “panitia pemilihan yang memihak ke salah satu kontestan”. “Ketar-ketir” menuntun sikap ber-hati2 menyusun ucapan, takut melukai hati pendengar. Ber-hati2 kalau menulis, sebelum di publish dibaca ulang ditimbang adakah manfaatnya, takut malah jadi mudharrat. Akan hal “ketar-ketir” dalam hal ibadah, Ummul mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang ayat 60 surat al-Mu’minun yang berbunyi: وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَآ ءَاتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلٰى رَبِّهِمْ رٰجِعُونَ "dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhannya," Tanya Aisyah r.a. tentang ayat di atas “Apakah mereka adalah orang-orang yang meminum khamr (minuman keras) dan mencuri? ”Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ”Bukan, wahai anak perempuan ash-Shiddiq (Abu Bakar). Akan tetapi mereka adalah orang-orang yang berpuasa, shalat dan sedekah, dan mereka khawatir amalan mereka tidak diterima. Mereka itulah orang-orang yang bersegera dalam kebaikan.” (HR. Imam at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi (3/287)). Berkenaan dengan moment kita sering tersuguhkan tanyangan sepak bola, pertandingan2, kompetisi2 dan kontestan calon2 pemimpin yang sering membuat “ketar-ketir”, adanya kecurangan. Hendaklah kitapun “ketar-ketir” juga atas amal baik dan amal buruk kita untuk persiapan hidup sesudah mati, untuk itu Allah telah ingatkan untuk mempersiapkan diri kita masing2 di surat Al-Hasyar 18: يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ; وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ; اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ "Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan" Semoga Allah menjadikan semua kita menjadi hamba2 Allah yang selalu “ketar-ketir” berbuat dosa dan kesalahan dalam posisi apapun kita berperan, sehingga menjadi sangat hati2. Semoga dengan “ketar-ketir” nya kita apakah ibadah dan amal baik kita diterima Allah, membuat kita lebih sungguh2 ikhlas sebagai kunci ibadah dan amal baik. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 28 Safar 1445.H 14 September 2023 (1.186.09.23)

No comments:

Post a Comment