Monday 18 September 2023

PENYAKITAN belum tentu karena TUA

Disusun : M. Syarif Arbi Prof. diatas 70 tahunan, tetap bugar. Ke kampus nyetir sendiri. Berseloroh si Prof padaku: "saya tak pernah sakit". "Bgmn resepnya Prof tanyaku", sambil kami duduk di ruang tunggu dosen. "Saya ndak mau periksa ke dokter atau ke laboratorium pak, karena bila diperiksa ada aja penyakitnya, kita tua nih"....... Jawab si Prof yang punya beberapa anak dan mantu berprofesi sebagai dokter itu. Naaah ini adalah salah satu fakta, usia tua tidak selalu berbanding lurus dengan "penyakitan". Kesimpulanku; kalau itu Prof merasa sakit, tentu tak kan tahan dia, akan ke RS juga, mungkin sampai dirawat inap. Ternyata memang tak pernah rawat inap di RS. Nyebrang dikit pembicaraan ke pola hidup,....... .... juga tidak mesti penyebab sakit2an karena pola hidup. Contoh Tuna wisma, "manusia gerobak", padahal mereka diterpa sembarang cuaca......... Sepertinya mereka tak berlangganan POLI - RS. Segala keadaan termasuklah terkena penyakit; bukan karena tua, bukan pula karena pola hidup, dalam kaidah iman hendaklah dipulangkan kepada kehendak Allah, karena: مَاۤ اَصَا بَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَضِ وَلَا فِيْۤ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْـرَاَ هَا ۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ "Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah" (Al-Hadid ayat 22). Namun demikian usia tua tak dapat dihindari adalah penurunan fungsi fisik dan mental: 1. Penurunan Kemampuan Sensorik dan kemampuan kognitif; Tak jarang terjadi nenek – kakek yang hanya tinggal berdua menghuni rumah mereka, setelah anak2 berumah tangga sendiri2. Si kakek memanggil nenek dari dalam kamar, namun si nenek yang ada di dapur tidak menggubris karena sudah tak kedengaran. Sering kali si nenek dan kakek berpapasan (tidak nyambung) dalam berdialog. Banyak kali ingin mengemukakan sesuatu kemudian dalam sekejap apa yang ingin dikemukakan tak jadi, karena betul2 lupa. 2. Perubahan Emosi: tak jarang orang usia tua mudah tersinggung. Makanya jarang sekali Nenek-Kakek (yang punya rumah sendiri), berkenan diboyong tinggal berdiam di rumah anak2 mereka, meskipun sudah ditinggal pasangan hidup mereka. Pendirian mereka “anak lah anakku, tapi manantuku tetap orang lain”. Walau dalam budaya daerah tertentu ketika acara menerima menantu diadakan timbangan sencara simbolis lalu terucaplah kata “anak dan mantu sama beratnya”. Antara lain perlu diingat bagi pasangan suami istri muda, suatu hal yang kurang bijak kalau pas ayah atau bunda nginap dirumah, lalu berdialog suami istri “sekarang beras harganya naik atau ucapan yang dapat dipersamakan dengan itu”. Ayah atau bunda yang diajak nginap akan tersinggung segera minta diantar pulang. Si kakek atau nenek itu akan tersinggung, seolah2 kehadirannya membuat beras rumah tangga anaknya jadi cepat habis. 3. Kesepian: Teman handai sabahat karib, satu demi satu berpulang ke rakhmatulah. Diiringi lagi anak2 yang tadinya mengisi rumah, satu demi satu membentuk rumah tangga sendiri, tinggallah kakek dan nenek penghuni rumah mereka. Apalagi bila si nenek atau si kakek lebih dulu dipanggil sang Khaliq, kesepian makin bertambah. Oleh karena itu maka bagi anak2 yang sudah berumah tangga sendiri, atur jadual untuk bersilaturahim ke rumah ayah dan bunda. 4. Keterbatasan Mobilitas: misalnya nyetir mobil atau mengendarai kendaraan bermotor sudah terkendala. Sehingga keterbatasan untuk dapat berekresasi, bersilaturahim ke sahabat handai yang masih hidup. Anak2 yang bijak, hendaklah sesekali meluangkan waktu memfasilitasi ayah-bunda mereka yang sudah sepuh itu, untuk rekreasi dan bersilaturahim ke sahabat2 mereka. 5. Pikun; suatu keadaan yang sedapat mungkin harus dihindari oleh banyak orang tua tapi kalau dia datang apa mau dikata karena memang Allah sudah memberi kabar dalam surat An-Nahl ayat 70: وَا للّٰهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفّٰٮكُمْ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰۤى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـئًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ "Dan Allah telah menciptakan kamu, kemudian mewafatkanmu, di antara kamu ada yang dikembalikan kepada usia yang tua renta (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Kuasa. Sebagai ikhtiar untuk menghindari pikun antara lain perhatikan masalah: Makanan/minuman (halalan thayyiban) ,………...وَّكُلُوْا وَا شْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْا ۚ ……...dan tidak berlebihan (Al-A’raf 31) Istirahat yang cukup, hindari stress, hubungan sosial di masyarakat yang baik (salah satunya shalat berjamaah), terus menerus menambah ilmu pengetahuan (ikuti majelis2 ilmu), taat kepada agama, berdo’a seperti yang diajarkan Rasulullah: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ1ذَابِ الْقَبْر Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari sikap pengecut, dan aku berlindung kepada-Mu kepada serendah-rendahnya usia (pikun), aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia, dan aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur (HR Bukhori) آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ سُبْحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِ زَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن Jakarta, 4 Rabiul Awal 1445 H. 19 September 2023. (1.187.09.23).

No comments:

Post a Comment