Sunday 10 September 2023

Ke-AJAIB-an diri

Mulai dari diri kita sendiri, alam sekitar kita semuanya penuh keajaiban. Namun karena kejadiannya sudah saban hari, sehingga tidak terasa dan tidak diperhatikan. Padahal sesungguhnya di diri sendiri ini banyak keajaiban dan perubahan. Wajah kita di cermin pagi ini, sebenarnya bukan lagi wajah kita yang kemarin, begitu juga wajah kita besok sudah berubah menua dari paras kita hari ini. Tapi lantaran kondisi ini berjalan perlahan tiap hari, tak disadari. Tiap hari kita bercermin, sepertinya biasa saja. Contohnya istri kita yang tiap hari sepembaringan, tau-tau sudah jadi nenek-nenek yang wajahnya tak secantik dulu lagi, tidak lagi seperti ketika kita membuat pass foto untuk dilekatkan di buku nikah. Dulu lansing, padat belum banyak kerutan dan lipatan di wajah. Diri kita sendiripun demikian adanya, akan tetapi untuk diri kita sendiri, untuk orang2 yang dekat dengan kita seperti istri, anak2, karena berjumpa tiap hari tidak kentara. Hakikatnya kita yang kemarin manakala kita tidur, kita yang kemarin itu sudah mati. Ketika kita bangun keesokan hari, sebetulnya kita adalah dihidupkan kembali dalam wujud sudah berubah lebih menua dari yang kemarin, oleh sebab itulah maka do’a bangun tidur: اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَ إِلَيْهِ النُّشُوْرُ Alhamdulillahil ladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihin nusyur. “Segala puji bagi Allah, Tuhan yang menghidupkan kami setelah ia mematikan kami. Kepada-Nyalah kebangkitan hari kiamat”. Proses penuaan itu barulah dengan jelas dapat diketahui bilamana dengan seseorang yang lama tidak berjumpa. Suatu hari ada pertemuan keluarga lantaran acara pernikahan di Jakarta. Banyak sanak family dari kampung halaman ikut hadir. Seorang keluarga dekat yang sudah puluhan tahun tak pernah bersua, kulihat sudah begitu tua. Disuatu kesepatan komunikasi per telepon dengan adik di kampung, sempat kusisipkan kabar bahwa ketemu dengan kerabat tsb “bang ……. ini sudah tua sekali” begitu ungkapku di telepon. Adikku di kampung membalas di telepon itu “bang …….. ada mampir ke rumah beberapa hari lalu; dia bilang ketemu abang, alangkah kagetnya dia melihat abang katanya kok sudah tua sekali”. Rupanya saya sendiri tak menyadari bahwa sudah tua, kiranya kerabatku itupun tak menyadari dianya sudah begitu tua. Karena kami lama ndak jumpa sangat kontras terlihat perubahan ke menuaan itu. Demikianlah proses kehidupan manusia, tiap hari hidup dan mati saban hari, sampai akhirnya mati permanen. Setiap hari berubah, perubahan dari bayi menjadi anak2, menjadi dewasa, menjadi tua. Perubahan tersebut tidak terasa, karena berjalan perlahan tetapi terus menerus sampai dengan kadar tertentu. Bayangkan kalau berubah tidak dengan kadar tertentu, misalkan tinggi badan bertambah 1 mm saja sehari kalau terus menerus tidak berhenti di kadar tertentu, seorang manusia akan sangat tinggi sekali. Riwayat sebelumnya; kita dari alam Ruh, alam Rahim dengan waktu tertentu dan selanjutnya alam dunia ini: وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْــئًا ۙ وَّ جَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصٰرَ وَالْاَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur." (QS. An-Nahl: Ayat 78) Semula awak ini tak ngerti apapun. Pertama diberi pendengaran, kedua diberi penglihatan, barulah yang ketiga diberi hati nurani. Coba pikirkan bagaimana kala pemberian itu dibalik misalnya, apa jadinya. Hati nurani dulu disusul penglihatan kemudian pendengaran. Selanjutnya diri kita semua akan masuk ke alam berikutnya, yaitu alam kubur setelah mati permanen. Renungkan andaikan diri ini tidak mengalami mati permanen, hidup terus sampai ratusan tahun padahal secara alami tiap hari terus menerus menua, kekuatan, kesegaran makin lama makin berkurang…… Semua keajaiban di dalam diri kita ini saja, bila maulah sejenak merenungkannya maka terucaplah kekaguman kepada penciptaan diri ini dan alam semesta ini: رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بٰطِلًا سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّار "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka." Semoga Allah senantiasa menambah iman dan taqwa kita dengan merenungkan penciptaan alam semesta ini, paling kecil dan paling dekat melihat kepada keajaiban diri kita sendiri. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. 24 Safar 1445.H 10 September 2023 (1.184.09.23)

No comments:

Post a Comment