Wednesday 12 July 2023

TAKUT karena TAU hanya SEDIKIT

Melanjutkan tulisanku tentang "keberanian" di artikelku no. 1.167 dengan judul "Berani karena tidak tau" kini saya lanjutkan dengan artikel yang sedang mengunjungi ruang baca anda kali ini berjudul seperti tertulis di atas. Saya ulangi awal artikel yang lalu bahwa perihal "BERANI", dipicu 5 faktor ialah: 1. Orang berani karena tidak tau. 2. Orang TIDAK berani (Takut) karena taunya hanya sedikit. 3. Orang akan lebih berani kalau betul-betul mengetahui. 4. Orang berani karena sebagai puncak rasa takut. 5. Orang berani karena terpaksa. TAKUT karena tau HANYA SEDIKIT. Serba serbi kisahku sebagai kabag Ekspor-Impor suatu bank 36 tahun lalu. Penolakan pembayaran di luar negeri atas beberapa dokumen lampiran schedule of remittance (SR) yang saya tanda tangani bersama pimpinan, karena discrepancy (penyimpangan dokumen), menjadikan saya sedikit demi sedikit mempelajari lika-liku dokumen ekspor. Pernak pernik tentang syarat dan kondisi dokumen yang “complying presentation”, agar tidak akan ditunda atau ditolak pembayarannya. Seiring dengan mulai sedikit agak tau, maka saya jadi orang yang paling penakut (tidak seberani ketika sebelum ada pengetahuan serba sedikit itu) waktu menandatangani SR. Sebab penolakan pembayaran dari koresponden dari luar negeri lantaran discrepancy itu kadang menyangkut nilai yang sangat materiil. Umpamanya saja nilai penagihan berjumlah 10 ribu USD, tinggal di kalikan saja dengan kurs yang sedang berlaku. Umpamanya sekarang ketika kuturunkan tulisan ini kurs 15 ribuan lebih. Maka nilai lawan rupiah 10 ribu USD lebih dari 150 jutaan. Atas dasar pengalaman, penolakan2 pembayaran tersebut akhirnya terselesaikan, namun melalui proses korespondensi bolak balik, diikuti penyempurnaan dokumen dikirim per jasa pengiriman dukumen, dibarengi ketika itu melalui telex, kadang bolak balik. Ujung2 nya setelah dibayar jumlah pembayaran dikurangi biaya2 mereka merespond telex kita dari pihak mereka. Kerugian materiil berupa terlambat pembayaran, kerugian inmateriil membuat deg deg kan dan kecemasan, serta performa kemampuan sebagai pejabat yang ditunjuk. Upaya yang saya lakukan “setelah tau sedikit”, setiap SR dibaca berulang-ulang dengan cermat, dilihat dengan teliti. Kadang untuk cadangan negosiasi besok hari, saya minta anak buah sudah menyiapkan, untuk dipelajari lagi dirumah. Tetapi juga masih saja ada yang lolos, saringan saya mencermati dokumen rupanya belum betul-betul baik lantaran masih keterbatasan ilmu dan teknik penelitian. Lantaran TAUNYA baru SEDIKIT. Dalam hal ini kesimpulannya bahwa orang yang taunya hanya sedikit, akan ragu-ragu dan takut alias kurang berani. Disebabkan masih sering terjadi kesalahan walau sudah diusahakan seteliti mungkin. Samalah seperti halnya kru perahu kami sedang kandas itu (ditulisan yang lalu no.1.167), mereka taunya bahwa sekitar lokasi perahu kami kandas itu banyak buayanya, sangat mungkin mereka belum melihat sendiri tepatnya dimana sarang buaya yang menakutkan itu, oleh karena itulah mereka takut. Takut mereka itu karena taunya hanya sedikit. Taunya dari cerita orang. Entah benar entah tidak. Belum dilihat dengan terang. Entah benar entah tidak. Hanya berdasar cerita orang. Untuk membuktikan sendiri kebenaran cerita orang itu harus dengan keberanian tinggi dilengkapi dengan pengetahuan khusus tentang buaya. Misalnya berkemampuan menjinakkan buaya, seditaknya mempunyai kemampuan teknik menghindar jika di serang buaya, memiliki ketajaman indra dini sebelum buaya mendekat. Orang2 yang berkemampuan khusus itu meskipun sedikit sekali jumlahnya, tetapi ada. Orang akan lebih berani menghadapi buaya, termasuk keberanian yang tinggi menangani negosiasi dokumen ekspor, setelah betul2 mengetahui ilmu dan tekniknya. Tentang penanganan dokumen ekspor-impor, saya sampai menerbitkan beberapa judul buku. Mengenai ekspor, dibuku tulisan saya dilengkapi dengan “kunci memeriksa dokumen” dan “anatomi Letter of Credit”. Insya Allah artikel berikutnya dibawah judul “Berani kalau betul-betul mengetahui”, akan terbit dikesempatan yang akan datang. Semoga dengan dua judul tentang “KEBERANIAN” yaitu “Berani karena tidak tau” dan “Takut bila tau hanya sedikit” yang telah disampaikan keruang baca pembaca sekalian, dapat dipetik manfaatnya. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن M. Syarif Arbi. Jakarta, 22 DzulHijjah 1444 H. 11 Juli 2023. (1.168.07.2023).

No comments:

Post a Comment