Friday 7 July 2023

Awe-awe

Sambil menunggu kebelet kencing untuk periksa “Uro fluometry” hari ini di rumah sakit, kami melihat beragam pasien yang lebih payah dari ku. Memang utamanya di usia kepala 7, banyak orang dikelilingi sejumlah penyakit menemani hidup mereka, sehingga dibanyak hari dalam sebulan sering “rekreasi” ke rumah-sakit. Sejalan dengan kemajuan teknologi digital, beberapa bulan terakhir ini administrasi pelayanan kesehatanpun ikut berubah menjadi lebih canggih. Mendaftar untuk berobat ke rumah sakit dapat dari rumah, sudah secara On Line. Prosesnya: 1) Menggunakan HP cukup dari rumah dengan membuka aplikasi rumah sakit yang dituju. dilayar monitor tampak hal2 harus diisi seperti: nomor kartu berobat, nomor BPJS, NIK. 2) Ada tampilan "klik", muncul: nama, surat rujukan, poli tujuan, tgl kunjungan, pilihan dokter, pilihan waktu. Kemudian “klik” daftar dan akan muncul jawaban "pendaftaran berhasil, silakan lihat di riwayat". 3) Tampilan di HP selain berisi data yang kita input juga terdapat "barcode". 4) Setibanya di rumah sakit check in cukup menempelkan "barcode", di layar monitor sebuah mesin tesedia di anjungan poli yang dituju, keluar secarik kertas selanjutnya dibawa ke antrian menempelkan sidik jari (fingerprint) ibu jari. 5) Pasien duduk menunggu dipanggil mendapatkan nomor antrian pelayanan dokter. 6) Proses menunggu, melalui teknologi ini, terasa lebih cepat dari system manual dulu terjadi percepatan lebih dari 60%. Ketikaku sedang berobat di rumah sakit hari ini seseorang lansia mungkin diatas 70 an mengalami gangguan melangkah, kulihat dari kejauhan dianya setelah "fingerprint" kembali duduk menunggu ditempat yang jauh dari loket antrian menerima nomor. Ketika namanya dipanggil (kira2 30 han menit) sesudah “fingerprint” nomor antrian untuk menghadap dokter, teken SEP, diambilkan istrinya. Setelah dapat nomor antrian dokter, mau menuju ke ruang tunggu dokter barulah istri pak tua itu "AWE-AWE" melambaikan tangan agar suaminya mendekat di posisi di dapat nomor serta berkas. Pak tuapun dengan tongkatnya perlahan menuju istrinya, satu tangannya ke bahu anak perempuan yang ikut mengantar, tangan yang lain menekan tongkat menekan tongkat ke lantai. Usai periksa dokter, pengurusan resep obat, mengambil obat diserahkannya kepada anak perempuannya yang memapahnya tadi, sementara kakek dengan si nenek yang baru habis berobat itu berjalan ter-tatih2 menuju tempat duduk yang dekat dengan kendaraan pulang di rumah sakit yang mereka kunjungi sepekan kadang sampai 4 kali itu. Dengan demikian proses berobat terakhir ini sejak awal si kakek-nenek yang sudah uzur dapat lebih mudah. Mulai pendaftaran dapat minta tolong ke anak2 (karena teknologi digital kadang diusia lanjut sudah susah mengikutinya) kecuali ketika “fingerprint” dan ketika ngajak ke ruang tunggu dokter barulah, hal itu tak dapat diwakilkan. Untuk dua keperluan itulah istri atau anak yang mengantar berobat meng "AWE-AWE" dengan melambaikan tangan. Bagi lansia yang menderita menikmati beberapa jenis penyakit, patut disyukuri bahwa: 1. Sekarang fasilitas berobat sudah semakin mudah di akses. 2. Siapa saja dikarunia penyakit2, baik yang tak begitu memayahkan, maupun agak berat masih tetap harus bersyukur karena terhibur oleh hadits berikut: مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya”. (HR. Bukhari no. 5660). Semoga dengan beberapa penyakit baik orang muda maupun kakek-nenek yang tergolong ringan2 saja ini Allah mengampuni dosa2 mereka, sesuai hadits di atas. Aamiin. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن M. Syarif Arbi. Jakarta, 19 DzulHijjah 1444 H. 7 Juli 2023. (1.166.07.2023).

No comments:

Post a Comment