Wednesday 26 July 2023

NGOBROL tentang GULA

Termasuk tempat ngobrol paling santai adalah ketika berada di ruang tunggu rumah sakit sesama pasien yang sedang menanti panggilan periksa dokter. Walau kami datang sblm pkl 8, hari ini dpt nomor 102, diprediksi sesudah zuhur menjelang ashar lah baru pulang. Ngobrol sesama pasien diabetes kronis sudah puluhan tahun; kadang asyik, kadang menggelikan hati, tak jarang jadi hiburan. Di obrolan sering di dengar pasien yang satu bertanya kepada yang lain; Apa gula basah atau gula kering?? Sebenarnya, tidak ada definisi diabetes basah atau kering dalam dunia medis. Istilah yang ada, hanyalah diabetes tipe satu, tipe dua, dan diabetes gestasional. Mungkin definisi "diabet atau gula basah" yang dimaksud orang awam adalah luka pada penderita DM yang sulit sembuh. Sedangkan, "diabetes atau gula kering" ditujukan untuk luka penderita DM yang sulit sembuh sempurna. Namun, tidak sampai bernanah. Luka yang tidak sampai bernanah menandakan penderita diabetes mampu mengontrol gula darah dalam tubuh dengan baik. Seorang pasien yang sudah menderita sakit gula 23 tahun, ditanya pasien lain agaknya baru kenal, pendatang baru di poli penyakit dalam khusus diabet. "Bapak kena gula basah atau gula kering??". Si bapak dengan santai menjawab: "ndak taulah mas,........, mungkin gula aren". Penanya kuliat agak kaget mendengar jawaban itu, sementara diriku yang duduk di kursi di baris belakang mereka, hampir tertawa. Kupikir orang tua itu tinggi juga daya humornya, atau mungkin sudah kesal karena keseringan dapat pertanyaan serupa. Dalam obrolan ketika ku berobat rutin saban bulan, tak kurang, ada yang kasih masukan; obat2 herbal yang berkhasiat. Tapi herannya yang ngasih masukan itu juga kuliat tetap rutin berobat ke dokter hampir ketemu saban bulan. Soal obat selain obat dokter, kini banyak tersiar di medsos promosi diikuti testimoni tentang obat berbagai penyakit termasuk obat diabetes. Dikabarkan begitu mujarab. Cukup sekian hari atau sekian kali minum, dapat menyembuhkan total suatu penyakit yang disebutkan. Entahlah, pihak yg terkait ilmu kesehatan dan obat2 lah yang berkompeten mengomentarinya. Bila berfikir secara religi: Pertama; Setiap penyakit disediakan obatnya. Diriwayatkan dalam Hadits Muslim, Rasulullah SAW bersabda: لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ "Semua penyakit ada obatnya. Apabila sesuai antara obat dan penyakitnya, maka (penyakit) akan sembuh dengan izin Allah SWT." Kedua; Berobat merupakan sesuatu yang dianjurkan. Atas dasar hadits diatas beberapa ulama berpendapat tentang berobat seperti dalam Mazhab Syafi’i berobat hukumnya sunat. Menurut Imam Nawawi dalam kitab Majmu’ Syarah al Muhadzab, mengatakan sunat hukumnya bagi orang yang sakit berobat: Imam Nawawi berkata dalam Majmu’, Jilid V, halaman 106; ومن مرض استحب له ان يصبر ويستحب ان يتداوي Artinya: Barang siapa yang berpenyakit, sunat hukumnya ia untuk bersabar, dan sunat pula hukumnya agar ia berobat. Imam Ramli berkata dalam Nihayatul Muhtaj; ويسن للمريض  التداوي  لحديث  إن الله لم يضع داء إلا وضع له دواء غير الهرم. وروى ابن حبان والحاكم عن ابن مسعود  ما أنزل الله داء إلا وأنزل له دواء ، جهله من جهله وعلمه من علمه Artinya; Sunat hukumnya orang yang sakit untuk berobat. Pendapat ini berdasarkan hadits Nabi; “Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit kecuali Allah pun telah menurunkan obat bagi penyakit tersebut, kecuali penyakit pikun”. Ketiga; obat hanyalah "lantaran", yang menyembuhkan Allah jua. Makanya orang dengan sakit yang sama, diobati dengan obat yang sama, ada yang sembuh ada yang terus mengidap penyakitnya. Untuk meyakinkan bahwa hanya Allah yang menyembuhkan mari kita lihat do’a nabi Ibrahim ketika sakit, dalam surat Asy-Syu'ara ayat 80: وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ “dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku”. Selanjutnya perhatikan ayat dibawah ini: وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ  ۖ وَإِنْ يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ "Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Al-An'am ayat 17). Semoga, Bapak/Ibu dan para pembaca yang menderita sakit, diangkat Allah segala penyakitnya. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. 9 Muharram 1445H. 26 Juli 2023. (1.173.07.23).

No comments:

Post a Comment