Sunday 12 February 2023

AKHIRAT itu ada.

Semua agama mengajarkan kpd penganutnya ttg adanya alam akhirat. Sebelum hadir agama berkitab suci datang ke dunia ini, sejak adanya makhluk penduduk bumi berjuta abad yang silam, makhluk yang bernama manusia sudah yakin tentang alam ghaib. Manusia tlh percaya akan adanya alam dimana menjadi tempat akan berhimpun semua jiwa sesudah menjalani hidup di dunia fana ini. Hal itu dapat diketahui dari bukti-bukti bahwa nenek moyang kita dulu telah mempunyai ritual ibadah, sebagai wujud perhambaan kepada Sang Pencipta dan Penguasa alam ini, agar nanti setelah jiwa berpisah dengan raga (meninggal dunia), arwah diterima di tempat yang baik di alam akhirat sana. Logika saja tidak cukup, teknologi pun ndak akan mampu menguak kehidupan akhirat, karena kehidupan akhirat (menurut keyakinan orang beragama, apapun agamanya) adalah tentang alam ghaib, alam sesudah kita mati. Alam tak kasat mata, selama kita di dunia ini. Setelah nanti di hari akhirat barulah terbelalak mata orang2 yg tidak percaya seperti di infokan Al-Qur'an: وَا قْتَـرَبَ الْوَعْدُ الْحَـقُّ فَاِ ذَا هِيَ شَا خِصَةٌ اَبْصَا رُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ۗ يٰوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِيْ غَفْلَةٍ مِّنْ هٰذَا بَلْ كُـنَّا ظٰلِمِيْنَ "Dan (apabila) janji yang benar (hari Berbangkit) telah dekat, maka tiba-tiba mata orang-orang yang kafir terbelalak. (Mereka berkata), "Alangkah celakanya kami! Kami benar-benar lengah tentang ini, bahkan kami benar-benar orang yang zalim."" (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 97) Ditengah-tengah orang yang percaya dengan alam akhirat, tidak sedikit pula sejak berabad silam dan tak kurang Jumlahnya sampai sekarangpun orang yang ragu-ragu akan kebenaran adanya alam akhirat. Bahkan ada sekelompok manusia yang sama sekali tidak percaya akan alam akhirat. Sulit memang meyakinkan bagi yang tidak percaya itu, sebab memang belum pernah ada orang yang “berkunjung ke akhirat kemudian pulang lagi ke dunia”, layaknya pergi berwisata. Hanya atas dasar informasi dari kitab2 suci agama. Satu2nya manusia yg pernah diperlihatkan sekilas kehidupan akhirat adalah Rasulullah Muhammad ﷺ , ketika peristiwa Isra' mi'raj. Persoalannya kalau tdk percaya kitab suci, kalau tdk percaya Nabi2 dan Rasul2, mau bagaimana lagi. Soal orang tak percaya kehidupan akhirat itu bukan barang baru, bukan baru sekarang-sekarang ini, sudah luaama sekali, Cuma versi mengekspresikan ketidak percayaannya saja yang berbeda. Contoh: Dulu; lbh empat belas abad silam, tatkala Nabi Muhammad ﷺ mengemukakan tentang kehidupan akhirat dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an berhubungan dengan kehidupan akhirat akan dihuni. Manusia mau tidak mau, rela atau terpaksa, setiap jiwa manakala sudah berpisah jiwa dengan raga akan ke akhirat. Dimana raga nantinya akan tinggal sementara di dunia fana dalam tanah dan jiwa akan hidup kekal di alam BAKA sambil menunggu mahkamah Allah Ta’ala. Ketika itupun sudah banyak orang yang tak percaya akan alam akhirat. Tersebutlah 2 orang penting yang termasuk cendekiawan dan pemimpin dari kelompok masyarakat waktu itu, yaitu Ubay bin Ka’ab dan Al-Ash bin Wail. Kedua pemuka masyarakat itu selain tidak percaya bahwa orang-orang yang telah mati berabad-abad silam akan hidup kembali di kampung akhirat, juga akan memanfaatkan keterangan Rasulullah Muhammad ﷺ. tentang akhirat itu untuk membicarakannya di kalangan masyarakat guna menjatuhkan reputasi Nabi Muhammad ﷺ dengan logika dan “ilmu” mereka. Kedua orang itu pulang setelah bubaran dari mendengar da’wah Rasulullah Muhammad ﷺ , mereka pergi ke kuburan yang sudah lama di sekitar tempat tinggal mereka. Kuburan digali dan tulang belulang dari kuburan itu dibawanya kehadapan Rasulullah ﷺ. seraya itu tulang belulang yang sudah lapuk itu diinjak-injaknya hingga hancur menjadi debu. Lalu mereka berkata di hadapan Rasulullah ﷺ. “ENGKAULAH YANG MENGATAKAN BAHWA ALLAH AKAN MENGHIDUPKAN KEMBALI”? Untuk menjawab tantangan itu, malaikat Jibril membawa wahyu dari Allah di surat Yasin 77-81. Untuk mempersingkat tulisan ini dipetikkan ayat 79 dan 81. قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْۤ اَنْشَاَ هَاۤ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمُ  "Katakanlah (Muhammad), "Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk," (QS. Ya-Sin Ayat 79) اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰۤى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗ بَلٰی وَهُوَ الْخَـلّٰقُ الْعَلِيْمُ "Dan bukankah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi, mampu menciptakan kembali yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur itu)? Benar, dan Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui." (QS. Ya-Sin 36: 81) Bagi kedua orang ini, jawaban itu cukup membuat mereka tak dapat membantah lagi. Kaum quraisy yg belum Islam ketika itu, mereka sdh bermodal dasar mengimani; bahwa dirinya, bumi dan langit serta apa yang dilihatnya, udara yang dihirupnya buah-buahan yang dimakannya, air yang diminumnya yang menciptakan dan menyediakannya adalah Allah. Ini sudah jadi modal utamanya hanya saja mereka tidak mengimani alam akhirat. Sepertinya mirip fenomena sebagian ummat manusia di zaman kini dg kaum Quraisy zaman lampau; ngaku percaya Tuhan, tapi tak percaya akhirat. Naaah; kalau ada orang ndak yakin dengan keberadaan alam akhirat, cacatlah keimanannya. Naudzubillahi min dzalik. Kita do’akan semoga Allah menurunkan hidayah kepada mereka. آمِيّ.... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Bekasi, 21 Rajab 1444 H. 12 February 2023. (1.102.23).

No comments:

Post a Comment