Wednesday 30 November 2022

Kecenderungan Manusia

Kecenderungan manusia dalam hidup ini dapat dikelompokkan: 1. Menyukai pasangan hidup. 2. Menginginkan keturunan, 3. Menumpuk Harta benda. 4. Memiliki kendaraan2 yang bagus. 5. Mempunyai Investasi dimana-mana. Menyukai pasangan hidup. Adalah manusiawi, setiap manusia normal ingin mempunyai pasangan hidup yang akan bersama-sama dalam menjalani kehidupan ini. Dimulai dari ketertarikan, diikuti kesesuaian, selanjutnya terbentuklah sebuah keluarga. Tentunya bagi penganut2 agama memenuhi kecendrungan ini sesuai dengan koridor yang dituntunkan oleh agama masing2. Menginginkan keturunan. Tidak sedikit pasangan yang telah lama menikah, demi mendapatkan keturunan harus berobat dengan biaya tinggi. Banyak didengar seorang wanita muda berkarier cemerlang yang sudah lebih lima tahun menikah tidak memperoleh keturunan. Dianya rela melepaskan pekerjaannya mengikuti saran ahli kandungan. Setelah melepaskan semua kesibukan pekerjaannya dikaruniai keturunan. Selanjutnya setelah memperoleh anak terus tidak bekerja demi mengasuh anak, sampai dapat ditinggal bekerja kembali. Ini bukti bahwa “menginginkan keturunan” jauh lebih penting daripada karier. Andaikan keinginan butir 1 dan 2 tidak melekat di diri manusia, tentu keberadaan manusia tidak akan berlanjut sampai kini. Menumpuk harta benda. Kecenderungan ke 3 manusia menumpuk harta benda, dikarenakan adanya persiapan untuk hari hari mendatang. Logika manusia, harta benda yang ditumpuk tersebut, akan dapat dinikmati nanti di hari2 esok, apabila kesempatan/kemampuan menumpuk harta telah berkurang atau hilang. Juga berhubungan erat dengan kecenderungan ke 2, mempersiapkan untuk diwariskan bakal menopang kehidupan anak2 keturunan. Memiliki kendaraan2 yang bagus. Kecenderungan ke 4 manusia ini, disebabkan oleh dua faktor pokok: 1. Ingin mempermudah transportasi, agar dalam menjalani seluruh aktivitas hidup menjadi mudah. 2. Adanya sifat manusia ingin berbangga, lebih dari orang lain. Dalam hal inilah sampai terjadi orang memiliki kendaraan2 yang mewah. Tidak pula cukup hanya sebuah. Mempunyai investasi di-mana2. Dipengaruhi oleh rasa khawatir hari2 mendatang. Ingin meninggalkan kepada anak keturunan agar mereka hidup senang. Ditambah ingin berbangga dan melebihi orang lain, maka manusia tak akan puas2nya menumpuk harta, selalu berinvestasi di-mana2. Semua kecenderungan ini, wajar sebagai manusia. Allah sebagai pencipta manusia sudah memberitahukan kecenderungan setiap manusia tersebut, seperti tersurat di (QS. Ali 'Imran ayat 14) زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَآءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنٰطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعٰمِ وَالْحَرْثِ  ۗ ذٰلِكَ مَتٰعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا  ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُۥ حُسْنُ الْمَئَابِ "Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.". Halal-halal saja sebagai manusia, kita menjalani lima kodrat kecenderungan kita tersebut, asalkan tetap dalam penduan dan petunjuk agama. Karena sesungguhnya kehidupan di dunia ini hanya sementara. Mau tidak mau, kita harus sudahi hidup ini dan akan mempertanggung jawabkan segala cara pemenuhan kecenderungan kita tersebut. Oleh karena itu Allah mengarahkan kita agar memiliki keseimbangan dalam berupaya memenuhi kecenderungan dimaksud (QS. Ali 'Imran ayat 15) قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِّنْ ذٰلِكُمْ  ۚ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتٌ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُ خٰلِدِينَ فِيهَا وَأَزْوٰجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَرِضْوٰنٌ مِّنَ اللَّهِ  ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ ۢبِالْعِبَادِ "Katakanlah, "Maukah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Bagi orang-orang yang bertakwa (tersedia) di sisi Tuhan mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan pasangan-pasangan yang suci, serta rida Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya." Naaah bagaimana caranya setelah memehuni 5 hasrat kecenderungan hidup kita di dunia itu, namun di akhirat nanti tetap akan ditemukan kebahagiaan??? Harus dilakukan dalam kesibukan kita memenuhi 5 hasrat kecenderungan itu agar tetap dalam koridor agama adalah dengan: 1. Benar2 beriman. Dibentengi iman akan ada kendali bagi setiap manusia dalam memenuhi kecenderungan hasratnya. Iman dapat membedakan hak dan bathil. وَلَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَـٰطِلِ “Janganlah kamu memakan harta diantara kamu dengan jalan yang bathil…..” (Al-Baqarah 188) 2. Mohon ampunan Allah. Sebagai manusia, tak akan luput dari berbuat salah, sengaja maupun tidak sengaja, makanya senantiasa memohon ampun kepada Allah. 3. Mohon perlindungi dari azab neraka. Orang beriman menyadari sepenuhnya bahwa terselamatkan manusia dari azab neraka hanya berkat kasih sayang Allah. وَلَوْلَا فَضْلُ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَتُهُۥ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَدًۭا وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يُزَكِّى مَن يَشَآءُ “……….Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya……...”. Surat An-Nur ayat 21. 4. Taat terhadap perintah Allah يٰـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul ……...." (QS. An-Nisa': ayat 59) 5. Dermawan. Berulang kali di Al-Qur’an mengarahkan manusia untuk berlaku dermawan, karena dermawan akan mempererat hubungan antar manusia yang berdampak memperkuat ketaqwaan kepada Allah. Salah satu ayat mengingatkan tentang dermawan: وَأَنْفِقُوا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلٰىٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِينَ "Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh."" (QS. Al-Munafiqun 63: Ayat 10) 6. Selalu telah bangun sebelum shalat subuh. Artinya orang yang bangun sebelum shalat subuh, jelas diharapkan melakukan shalat tahajud, memohon ampun. Bukan dalam artian terbangun tapi tidak beribadah dan mohon ampun kepada Allah, oleh karena itu ditutup ayat 17 Ali Imran dengan وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ Keenam syarat tersebut diatas tersimpul pada (QS. Ali 'Imran: ayat 16 dan ayat 17) الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَآ إِنَّنَآ ءَامَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ "(Yaitu) orang-orang yang berdoa, "Ya Tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari azab neraka."" الصّٰبِرِينَ وَالصّٰدِقِينَ وَالْقٰنِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ "(Juga) orang yang sabar, orang yang benar, orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan pada waktu sebelum fajar." Adalah tidak salah dan tidak masalah setiap diri memenuhi kecenderungan hasrat manusia yang sejatinya memang sudah ditanamkan Allah atas diri setiap insan. Akan tetapi haruslah tetap senantiasa dalam norma2 yang ditetapkan agama, agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia sampai ke akhirat. آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 7 Jumadil Awal 1444 H. 1 Desember 2022. (1.067.12.22).

No comments:

Post a Comment