Sunday 20 November 2022

Menyingkap PROSEDUR KERJA malaikat MAUT

Kuteringat ketika masih dibangku es em aa mulai kelas satu sampat tamat tahun 1969. Waktu itu di malam hari diriku bertugas sebagai penyiar Radio Daerah Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat, mengudara baru lebih setahun. Pemilik2 radio di kabupaten kelahiranku begitu tertarik mengikuti gelombang Radio Daerah mereka itu. Sayangnya teknologi waktu itu belum secanggih kini, sehingga penerimaan kurang sempurna misalnya "storing", "hilang datang", volume membesar mengecil sendiri. Suatu hari pas ketika sedang berpangkas rambut, kudengar sendiri pemangkas rambut ku memberi penjelasan kepada pasien pangkas rambut yang sedang duduk menunggu. Beberapa orang pasien rambut menunggu sedang mendiskusikan kurang baiknya penerimaan mereka terhadap Radio Daerah. Tukang pangkas rambut dengan penuh keyakinan menjelaskan bahwa penyebab kurang baiknya penerimaan, karena terlalu banyak yang nyetel radio secara bersamaan. Saran-nya penggemar Radio Daerah, kalau pengen penerimaannya bagus, agar nyetel radio bergiliran. Logika pemangkas rambut, gelombang siaran radio misalnya berjumlah 100 lembar, kalau di pakai oleh 300 radio, maka kualitas penerimaan masing2 radio tinggal sepertiga, jadi ndak sempurna. Untuk lebih meyakinkan, Pak pemangkas katakan "maklumlah radio daerah kita ini kan baru, jumlah pancarannya belum banyak". Belum sebanyak pancaran RRI di Jakarta, atau RRI Pontianak. Pernah di masjid di sekitar kediaman kami terdengar pengumuman tentang berita duka sampai beberapa orang. Jadi di seluruh Jakarta tentu lebih banyak lagi, begitu pula kalau dihimpun seluruh dunia jelas jumlahnya ratusan ribu orang atau jutaan. Ibu2 pengajian, pernah bertanya kepada Ustadz: "Tadz, malaikat maut (Izrail), itu banyak ya????. Logika berfikir ibu yang bertanya kepada Ustadz tentang prosedur kerja malaikat maut, mirip dengan logika Pemangkas rambut yang kukisahkan di atas. Rupanya pertanyaan ini dikaitkan dengan banyaknya orang meninggal dunia serentak. Logika si penanya, betapa sibuknya tu malaikat, bila hanya sendirian. Tugas si pencabut nyawa itu, bukan hanya antar kota, antar benua, tapi seluruh dunia. Bagaimana cara Malaikat Maut Menjemput. Logika Ibu penanya tugas malaikat pencabut nyawa juga seperti itu. Jalan pikirannya lantas bertanya bagaimana caranya si malaikat melaksanakan tugasnya. Wajar berlogika seperti itu, karena membayangkan cara bergeraknya malaikat diukur seperti manusia terbatas ruang dan waktu. Penjelasan teknis pelaksanaan tugas Izrail, tidak dirinci dalam Al Qur'an misalnya pada surat As-Sajdah ayat 11. قُلْ يَتَوَفّٰٮكُمْ مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِيْ وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ تُرْجَعُوْنَ "Katakanlah, Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu, kamu akan dikembalikan." Cara bertugas Izrail, tentu tidak sama dengan logika manusia........... Perkara kecanggihan teknologi saja, 60 tahunan lalu dengan sekarang sudah jauh berbeda. Salah satunya, media para pembaca, membaca tulisan ini, belum terbayang ketika itu. Kini dalam keadaan bersamaan seluruh pembaca dapat melihat di medsos artikelku ini. Dulu waktu di daerahku mengudara siaran radio daerah sekitar th 1967, di kotaku belum ada siaran Televisi, baru dengar kabar bahwa di Jakarta sudah ada. Sebelum ditemukan teknologi TV, orang belum terbayang bagaimana caranya pertandingan sepak bola piala dunia di Qatar, dalam saat yang sama dapat di tonton di dalam kamar tidur. Naaah begitu lah agaknya soal tugas malaikat Izrail. Dapat saja dianya dapat bergerak masuk ke jiwa2 manusia yang sudah sampai ajalnya secara bersamaan, sebagaimana masuknya sinyal2 ketika secara bersamaan dapat mengakses suatu message di medsos. Sebagaimana halnya dulu sebelum orang menemukan teknologi perekaman suara dan gambar sekaligus, apa yang diberitahukan Allah dlm Al-Qur'an; mungkin hanya diyakini dengan iman. Tapi kini dengan sebuah flash disk temuan manusia, dapat disimpan video peristiwa ber hari2. Apalagi flash disk ciptaan Allah. Maka ayat2 dibawah ini telah diyakini tidak saja dengan iman tetapi sudah dengan ilmu. وَكُلَّ اِنْسَا نٍ اَلْزَمْنٰهُ طٰٓئِرَهٗ فِيْ عُنُقِهٖ ۗ وَنُخْرِجُ لَهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ كِتٰبًا يَّلْقٰٮهُ مَنْشُوْرًا "Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka." (QS. Al-Isra' ayat 13) هٰذَا كِتٰبُنَا يَنْطِقُ عَلَيْكُمْ بِا لْحَقِّ ۗ اِنَّا كُنَّا نَسْتَنْسِخُ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ "(Allah berfirman), Inilah Kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al-Jatsiyah ayat 29). Seiring kemajuan tehnologi, kita semakin yakin dengan "iman dan ilmu" kebenaran informasi Al-Qur'an bahwa rekaman catatan hidup manusia sejak lahir sampai mati berikut perbuatannya se-detil2nya tercatat sempurna, akan diperlihatkan di akhirat nanti. Kemajuan teknologi juga kiranya telah dapat menjawab bagaimana kira2 tugas Izrail, si penjemput maut. Wallahu 'alam bishawab. يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ "Ya Tuhan Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami pada agama-Mu”. Jadikanlah hati kami terbuka untuk mengimani semua yang dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya, guna memperbaiki amal ibadah kami sebelum Izrail datang memanggil. آميّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 25 Rabiul Akhir 1444 H. 20 November 2022. (1.062.11.22).

No comments:

Post a Comment