Sunday 9 October 2022

Wujud Syaitan Pasar

Seorang Nenek membeli 4 Kg telor ayam seharga Rp 128 ribu. Menyerahkan pecahan 100 ribu dua lembar. "Saya buru2 mau beli yang lain lagi". Nenek ngomong ke pedagang: “minta bon saja dulu, ntar mungkin anak atau cucu saya yang ngambil”. Si pedagang buat bon serta memberikan uang kembalian, mungkin itu nenek ndak kuat nenteng telor 4 Kg, belum lagi belanjaan lain; pikir pedagang telor. Selang kurang lebih 15 menit, datang seorang pemuda menghampiri pedagang telor “bang-bang disuruh ngambil telor yang 4 kilo, sekalian susuknya”. Si Abang menatap wajah si pemuda sekejap dan bergumam “Bonnya mana?”. Pemuda itu spontan jawab, “Oooh tadi nenek ndak kasi bonnya ke saya”. Pedagang jawab “Kan tadi uang nenek 200, susuknya sudah diterima nenek”. Pemuda tadi nimpali “Baik bang kalau gitu telornya saja, maklum nenek2 mungkin sudah lupa”. Tak pikir panjang si pedang menyerahkan kantong berisi 4 kg telor kepada pemuda itu. Belum lama si pemuda tadi hilang dari pandangan ketutup sama sudut los pasar, datang seorang wanita muda suruhan si nenek menyerahkan bon ke penjual telor, untuk mengambilkan titipan telor, dengan helm masih lekat dikepalanya, keliatannya buru-buru. Si abang telor menjawab “kan tadi telah di ambil”, terjadilah adu penjelasan yang berujung si ibu muda tadi pulang lagi dengan tanpa telor, ke motornya. Selanjutnya menggonceng si nenek ke pasar bertemu pedagang telor. Benar ternyata, si abang telor di rugikan oleh seorang pemuda yang ketika terjadi transaksi tadi nguping, dihatinya kemasukkan syaitan pasar, seperti inilah salah satu “Wujud Syaitan Pasar”. Posisi pedagang telor, kalah kesepakatan; yang ngambil telor menyerahkan bon. Ternyata di pasar itu banyak sekali syaitan, kejahatan kecil2 mudah terjadi, antara lain copet, makanya setiap masuk pasar diajarkan Rasulullah do’a sebagai berikut: باسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ إنِّي أسألُكَ خَيْرَ هَذِهِ السُّوقِ وَخَيْرَ ما فِيها وأعُوذُ بِكَ مِنْ شَرّها وَشَرّ مَا فِيهَا اللَّهُمَّ إنِّي أعُوذُ بِكَ أنْ أُصِيبَ فِيْهَا يَمِيْناً فاجِرَةً أوْ صَفْقَةً خَاسِرَةً “Dengan nama Allah, ya Allah, aku memohon kebaikan dari pasar ini dan kebaikan dari apa yang ada di dalamnya. Aku berlindung dari keburukan pasar ini dan keburukan apa yang ada di dalamnya. Ya Allah, aku berlindung dari sumpah palsu dan transaksi yang merugikan.” Sepertinya pedagang2 di pasar tentunya termasuk tukang telor baik sekali masuk pasar dan ketika membuka lapaknya amalkan do'a ini. Setidaknya mrpkn wujud berserah diri kpd Allah. Tidak sedikit pedagang di pasar, demi melariskan dagangannya melakukan seperti di sebut di kalimat akhir do'a. Yaitu menggunakan sumpah, padahal hal itu jelas dilarang Allah: وَلَا تَتَّخِذُوٓا أَيْمٰنَكُمْ دَخَلًۢا بَيْنَكُمْ فَتَزِلَّ قَدَمٌ ۢبَعْدَ ثُبُوتِهَا وَتَذُوقُوا السُّوٓءَ بِمَا صَدَدتُّمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ  ۖ وَلَكُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ "Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu, yang menyebabkan kaki(mu) tergelincir setelah tegaknya (kukuh), dan kamu akan merasakan keburukan (di dunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan kamu akan mendapat azab yang besar." (QS. An-Nahl ayat 94). Semoga, disetiap saat dan tempat kita semua senantiasa mengingat Allah, dengan demikian mudah2an Allah melindungi dari segala macam keburukan. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. 14 Rabiul Awal 1444 H. 10 Oktober 2022. (1.043. 10.22)

No comments:

Post a Comment