Friday 14 October 2022

PRASANGKA

Prasangka dapat dibagi dua: Prasangka baik dan Prasangka buruk. Sejak bayi manusia sudah mempunyai pembawaan berprasangka buruk dengan konotasi pihak lain diluar dirinya harus disikapi dengan hati-hati, karena akan dapat mencelakakan dirinya. Begitu terlahir bayi akan menangis, karena merasakan sesuatu yang asing dari yang dirasakannya selama di dalam kandungan ibunya. Selanjutnya menangis dijadikan sarana baginya untuk menolong dirinya untuk bebagai keperluan, buat menyatakan lapar dan haus, menyatakan kondisi sekeliling tubuhnya kurang nyaman. Perkenalan pertama bayi terhadap manusia adalah orang-orang yang ada disekelilingnya, semula orang tersebut diduga akan membahayakan ternyata tidak, karena dari orang yang dekat dengan dirinya diperoleh minuman dan makanan serta memberikan kesegaran tubuh seperti memandikan, mengganti pakaian dan lain-lain keperluan. Timbullah prasangka baik darinya terhadap orang2 yang telah dikenalnya itu. Bila disuatu keadaan ada orang lain yang mencoba mendekatinya selain yang biasa ia kenal, maka prasangka buruk akan timbul bagi si bayi. Ia tidak langsung bersedia digendong, ia akan menangis sebagai ungkapan keraguannya untuk memberitahukan kepada orang yang biasanya ia kenal, bahwa ada yang tidak ia suka karena akan mengancamnya. Pembawaan manusia ini terbawa sepanjang hidupnya. Kadar prasangka tinggi rendahnya tergantung pengalaman yang dialami individu yang bersangkutan. Orang yang hidupnya di kota besar, prasangka buruk lebih tinggi dibanding orang yang tinggal di pedesaan. Rumah orang di kota besar, pintunya senantiasa tertutup dan bahkan berkunci siang malam, dilengkapi pula dengan pagar tinggi pintu pagar berkunci di atas pagar ada kawat berduri. Tidak ketinggalan ada system alarm dan CCTV. Sedang rumah orang di desa, kadang tidak ditutup di siang hari, tidak ada pagar tinggi dengan pengamanan kawat berduri dan alarm apalagi CCTV. Jikapun ada pagar kadang sekedar pembatas halaman dengan jalan dan tetangga kiri kanan dan belakang rumah. Di kota; bila ada tamu yang ingin berkunjung, sebelumnya konfirmasi dulu, sedang di desa tamu dapat langsung datang ke rumah. Di Kota jika ada seseorang diluar pagar menekan bel rumah, isi rumah tidak langsung membukakan pagar, karena penuh curiga. Bukan berarti orang di desa sama sekali meninggalkan kecenderungan manusia berprasangka buruk, hanya kadarnya lebih kecil dari orang kota. Penyebabnya adalah di kota penduduk lebih banyak sehingga tidak mudah saling kenal mengenal. Sifat bawaan lahir manusia berupa prasangka ini setelah dewasa hendaklah dapat dikelola seimbang antara prasangka yang baik dan prasangka yang buruk tergantung dihadapkan kepada siapa, dalam kondisi yang bagaimana. Rambu2 tentang prasangka boleh dijadikan rujukan surat Al-Hujurat 12 يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْم  ۖ "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, …………….." Bila sebagian prasangka itu dosa, tentulah diantara prasangka itu sebagian ada juga merupakan kebaikan, karena dalam kondisi tertentu diperintahkan untuk berprasangka tidak langsung percaya dalam hal menerima berita tertentu; refer pada surat Al-Hujurat ayat 6: يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا إِنْ جَآءَكُمْ فَاسِقٌ ۢبِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًۢا بِجَهٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِينَ "Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." Selain itu Allah memerintahkan kita hidup ini perlu senantiasa waspada atau ber-hati2; sebagai wujud ke-hati2an itu penerapannya melalui berprasangka tidak gampang menilai sesuatu itu baik-baik saja sebelum dilakukan pengecekan seperlunya. وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَاحْذَرُوا  ۚ فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوٓا أَنَّمَا عَلٰى رَسُولِنَا الْبَلٰغُ الْمُبِينُ "Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul serta berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat) dengan jelas." (QS. Al-Ma'idah ayat 92) Semoga Allah memberikan kita kearifan dalam berprasangka, tidak mudah terprovokasi sehinga hidup ini dapat dilalui dengan penuh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, selamat di dunia dan akhirat. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. 18 Rabiul Awal 1444 H. 14 Oktober 2022. (1.046. 10.22).

No comments:

Post a Comment