Thursday 6 October 2022

SIFAT INSANI

Artikel ini hanya untuk bahan bacaan bagi yang tidak sibuk. Bagi yang tidak punya waktu mohon lewatkan saja…………. (karena ada yang komentar tulisanku terlalu panjang). Manusia tercipta dengan sifat bawaan paling tidak dapat diinventarisir 5 (lima) sifat utama. Kelima sifat2 tersebut diberitahukan oleh Allah dalam al-Qur’an Pertama: sifat lemah. (وَخُلِقَ الْإِنْسٰنُ ضَعِيف) QS: An-Nisa 28. Karena sifat lemah manusia itulah, Allah menjadikan manusia makhluk sosial, dengan demikian dapat saling membantu mengatasi persoalan hidup. Allah berikan akal dan ilmu kepada manusia, meskipun manusia lemah, dengan ilmu dan akalnya dapat menyelesaikan berbagai persoalan. Contoh kecil dengan ilmu; barang yang ratusan bahkan ribuan kali berat badannya manusia sanggup mengangkatnya, gedung yang tinggi2 dapat dibangun. Peninggalan zaman berabad lalu yang menakjubkan pembangunan Candi2, Pyramid, sebagai bukti. Kedua: sifat suka membantah. (وَكَانَ الْإِنْسٰنُ أَكْثَرَ شَىْءٍ جَدَل) QS: Al-Kahfi 54. Anjuran agama, peraturan perundang-undangan selalu ada saja yang melanggarnya, bila tidak ada pihak yang mengawasi pelaksanaannya. Manusia cenderung untuk membantah mengikuti peraturan tersebut. Contoh kecil peraturan lalu lintas; “dilarang belok kanan”, bilamana tidak ada petugas yang mengawasi banyak saja pengendara yang membantah melanggar rambu2 tersebut. Ketiga sifat cenderung berbuat fasik. (keluar dari ketaatan kepada Allah) ( فُجُو رَهَ) QS: Asy-Syams 8. Manusia lebih condong kepada perbuatan yang melanggar ketentuan agama dan melanggar ketentuan hukum. Aktivitas2 perbuatan melanggar hukum dan melanggar ketentuan agama dianggap lebih cepat membuat bahagia. Tak sedikit anak2 muda bersemboyan “Takut dosa tidak merasa”. Tak kurang dahsyat ada semboyan orang yang sedang memiliki peluang berbuat fasik dalam mengumpulkan harta “kesempatan tak kan berulang”. Adalagi semboyan mencari rezeki “yang haram saja sulit apalagi yang halal”. Keempat: tergesa-gesa (خُلِقَ الْاِ نْسَا نُ مِنْ عَجَل) QS:Anbiya ayat 37. Manusiawi; manusia ingin sukses dengan cara instan, dalam berbagai demensi kehidupan. Kadang dengan ketergesa-gesaan ini, mengesampingkan proses. Mencari jalan pintas dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai sukses. Dibidang olah raga misalnya; tidak akan ujuk2 seseorang atau team olahraga meraih prestasi puncak, harus dilalui tahapan latihan dan jam terbang. Selain itu ada faktor lain yaitu kehendak Allah yang menentukan, makanya setelah memalui proses berserah dirilah kepada Allah. Mungkin musibah yang terjadi barusan di Stadion Kanjuruhan, disebabkan ramuan sifat manusia “suka membantah” ditambah dengan sifat “tergesa-gesa”. Membantah kenyataan, bahwa setelah 2 x 45 menit di tambah perpanjangan waktu, team kesayangan juga kalah, suporter fanatik membantah kenyataan. Dilanjutkan tergesa-gesa meluapkan bantahannya, sehingga terjadilah apa yang terjadi….. wallahu alam bishawab. Umpamanya ketika itu semua pihak menerapkan sifat manuasia yang kelima berikut ini, tentu insya Allah semuanya akan pulang dalam keadaan aman dan damai. Kelima: sifat cenderung berbuat taqwa. ( وَتَقْوَىٰهَ) QS: Asy-Syams 8. Namun didalam diri manusia dengan empat sifat di atas tersedia juga sifat berbuat taqwa. Adakalanya sifat yang kurang baik di atas turun-naik, posisinya tempo2 dimasuki sifat taqwa. Bagi manusia yang tempo2 ini, begitu berbuat dengan sifat2 tidak baik diatas lekas-lekas bertaubat. Walau tempo2 ngulang lagi, lalu bertaubat lagi. Namun tidak sedikit orang yang sedari muda sifat tawqa dominan pada dirinya sampai tua. Banyak juga orang yang sifat taqwa ini, muncul kuat di saat usia senja, sudah udzur. Fenomena ini, maaf terlihat di sebagian, sekali lagi sebagian masjid, jamaahnya sebagian besar para lansia. Anak2 muda disekitar tempat di sebagian masjid dimaksud masih dominan menggunakan sifat “membantah”, “fujur “dan “tergesa-gesa”, diikuti memperturutkan sifat “lemahnya” manusia dia atas. Demikian inventarisir sifat insani yan melekat didiri kita masing2. Semoga dengan mengetahui sifat diri kita sendiri, sangguplah kita mengevaluasi diri selanjutnya berupaya untuk dapat mendominankan sifat taqwa dalam diri kita sepanjang hari sampai ajal datang menjemput. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚاِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّاب آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. 10 Rabiul Awal 1444 H. 6 Oktober 2022. (1.042. 10.22)

No comments:

Post a Comment