Sunday 16 October 2022

TAKUT RISIKO

Artikelku sering terangkai panjang. Agar makna terkandung tdk hilang. Untuk bacaan yg berwaktu luang. Bagi yg sibuk, tak suka; Lewatkan, daripada waktu terbuang. Lekas hapus biar ndak penuhi ruang. Manusia normal pasti takut terhadap risiko. Naluri manusia sadar maupun tidak sadar tetap berupaya menghindari risiko. Kendati semua orang paham bahwa ada risiko yang tidak dapat dihindari (seperti mati) semua orang pasti akan mati. Risiko yang ditakutkan oleh manusia umumnya terdiri dari dua risiko yaitu “Risiko murni/fundamental” dan “Risiko statis” Risiko murni/fundamental. Adalah risiko yang tidak disengaja, misalnya kebakaran, pencurian, penggelapan, bencana alam. Untuk menghindari risiko ini manusia secara naluri berusaha melakukan pengamanan sebelum risiko itu datang, dengan berhati-hati, waspada dan melakukan persiapan penanggulangan bila risiko itu datang juga. Banyak orang mengalihkan sebagian risiko2 tsb ke perusahaan asuransi. Risiko statis. Risiko yang tidak ada hubungan dengan perkembangan ekonomi dan IPTEK misalnya: Risiko hari tua Risiko Kematian. Risiko hari tua membuat manusia menyiapkan diri dengan menghimpun harta, selagi muda atau bekerja disuatu institusi yang memberikan jaminan masa tua. Tidak sama keberuntungan setiap orang menerima risiko hari tua ini. Yang sama adalah masing-masing berupaya menyiapkan diri. Ada orang yang bernasib baik, harta dihimpunnya di masa muda dapat dinikmati di masa tua sampai akhirnya ia meninggal. Sementara anak keturunannya berbakti kepada orang tuanya. Dalam pada itu ada orang yang kurang beruntung, tak berhasil menghimpun harta di masa muda untuk masa tua dan jikapun punya anak keturunan kurang dapat pula berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Anak tidak maksimal berbakti boleh jadi karena keterbatasan kemampuan atau karena faktor2 lain, misalnya terpengaruh oleh pasangan hidup mereka. Ada juga orang yang “punya kesempatan” menumpuk harta, terkumpullah harta yang diduganya sanggup dinikmati sampai tujuh turunan, agar diri anak cucu dan cicit tidak berisiko kemiskinan. Diantaranya ditayangkan di TV, kepemilikan harta sampai berbilang puluhan milyar dekat ke triliyunan. Saking banyaknya harta, tak masuk diakal diukur dari penghasilan. Belakangan baru diketahui apa yang dia kerjakan, berujung di bui untuk mempertanggung jawabkan. Risiko mati, semua manusia sadar bahwa dirinya bagaimanapun akan tutup usia, orang yang beragama diikuti insyaf, akan mengumpulkan bekal untuk kehidupan sesudah mati. Dipersiapkan bekal untuk menghadapi risiko mati: 1. Membawa bekal amal kebaikan (amal shaleh), untuk pendiding diri dari risiko azab diakhirat nanti. وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ  ۙ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ "Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh (bahwa) mereka akan mendapat ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 9) 2. Tidak menzalimi, atau melukai perasaan orang lain. Bilapun kadung terjadi, segera mohon maaf kepada yang terzalimi dan terlukai perasaannya. Mari kita lihat hadits tentang orang yang bangkrut di akhirat: فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ (رواه مسلم) “Orang yang menderita bangkrut berat dari umatku adalah orang yang dibangkitkan di hari kemudian dengan membanggakan amal ibadahnya yang banyak, ia datang dengan membawa pahala shalatnya yang begitu besar, pahala puasa, pahala zakat, sedekah, amal dan sebagainya. Tetapi kemudian datang pula menyertai orang itu, orang yang dulu pernah dicaci maki, pernah dituduh berbuat jahat, orang yang hartanya pernah dimakan olehnya, orang yang pernah ditumpahkan darahnya. Semua mereka yang dianiaya orang tersebut, dibagikan amal-amal kebaikannya, sehingga amal kebaikannya habis. Setelah amal kebaikannya habis, maka diambillah dosa dan kesalahan dari orang-orang yang pernah dianiaya, kemudian dilemparkan kepadanya kemudian dicampakkannya orang itu ke dalam neraka. (HR. Muslim, No: 2581) 3. Meninggalkan amal jariyah yang bermanfaat untuk masyarakat, agar dapat menolong dari risiko setelah mati. 4. Memberikan pendidikan agama kepada anak keturunan, supaya awak terbebas dari tanggung jawab sebagai ORTU thdp anak. Juga do’a anak yang shaleh akan meringankan diri Ortu mereka dari risiko alam kubur. Penghindar risiko butir 3 dan 4 salah satu referensinya baik diambil hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ : إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ “Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang diambil manfaatnya, (3) anak shalih yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim, no. 1631) Risko mati, baik yang takut maupun yang berani; yang takut yaa….mati , juga yang berani juga mati. Kematian pasti terjadi oleh karena itu sikap yang bijak adalah mempersiapkan bekal untuk risiko mati diantaranya 4 (empat) butir tersebut di atas. Semoga Allah membimbing kita mempersiapkan risiko kematian, sejak meng-akhiri hidup di dunia sampai memulai hidup kembali di alam akhirat. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. 20 Rabiul Awal 1444 H. 16 Oktober 2022. (1.047. 10.22).

No comments:

Post a Comment