Monday 6 December 2021

PRIORITAS IBADAH

Ibadah ikhlas dilakukan hanya karena Allah dan demi meraih kebahagiaan akhirat, menggapai surga, takut neraka, dengan dibarengi keyakinan bahwa amal ini bisa menyelamatkan dirinya dari siksaan api neraka. Ibadah ikhlas hanya karena Allah dan istiqamah walaupun sedikit, itu akan mengungguli amalan yang tidak rutin, meskipun jumlahnya banyak. Dari ’Aisyah radhiyallahu ’anha, beliau mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ ”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinyu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. (HR. Muslim). Dalam beramal istiqamah walau sedikit itu, juga penting diketahui: * Amalan mana yang harus dilakukan dengan segera dan mana yang bisa diakhirkan. * Amalan apa yang penting dan lebih penting. Contoh; shalat, hrs dilakukan segera begitu waktu nya masuk, amal yg lainnya menyusul ssdh dilaksanakan shalat. Walau tentu ada pengecualiannya. Misalnya harus menyelamatkan jiwa....... Kasus pak Rajal (bukan nama sesungguhnya) sedang menuju masjid akan shalat subuh, tiba2 terdengar jeritan seekor anak kucing yg nyemplung ke got. Setelah di amati si bayi kucing itu walau telah berusaha naik dengan meng-gapai2kan tangan dan kakinya ke dinding got yg terjal buatnya itu, tetap tidak berhasil. Bila dibiarkan sampai usai shalat subuh tu kucing baru di tolong, niscaya akan mati kedinginan dan kehabisan tenaga. Sementara induknya juga men-jerit2, mungkin memberi semangat anaknya, sambil berlari kecil kian kemari, mondar- mandir di bibir got, tapi tak mungkin dapat menolong. Pak Rajal balik kembali ke rumah, untuk mencari alat sebisanya mengangkat bayi kucing. Sambil atret pulang blm ada bayangan alat apa yg harus dibawa, setelah pintu pagar dibuka, teringat ada semacam tangguk penciduk berupa jaring bertangkai panjangnya sedang (bahasa daerahku se-sauk) ada di gudang di bagian belakang rumah..... Cukup lama milih gepokan kunci mencari kunci gudang. Sementara dari pengeras suara masjid, terdengar shalat sudah Al-Fatihah rekaat ke dua sampai di ayat ke 5: اِيَّا كَ نَعْبُدُ وَاِ يَّا كَ نَسْتَعِيْنُ Pak Rajal cepat keluar rumah kembali, masih berpakaian shalat. Langsung menghampiri got yg tak jauh dari rumah, jalan menuju masjid. Anak kucing kecelakaan tersebut sdh mulai lemah, induknya agaknya sdh putus asa ditandai volume ngeongannya sdh mengecil. Sesaukpun diturunkan Pak Rajal ke dalam got, dengan posisi membungkuk. Tak disadari, sejadah kecil terletak di bahu kanan nyemplung ke got. Si anak kucing yg sdh lemah itu agaknya salah persepsi, mau ditolong dikiranya "sesauk" itu akan mencelakakan dirinya. Dia mengelak dengan sisa2 tenaganya, membuat evakuasi tdk berjalan cepat, hingga sampai membuat jatuh ke got sajadah kecil, kenangan yg dibeli di Makkah ketika berhaji tahun 1991. Alhasil berhasil juga si anak kucing masuk "sesauk", lalu ditumpahkan jasad anak kucing yg sdh penuh lumpur itu ke samping induknya yg sdh lama cemas menunggu. Induk kucing langsung menjilat bulu2 anaknya, sambil sesekali melirik ke Pak Rajal, di-remang2 lampu penerangan jalan, mungkin untuk mengucapkan terimakasih kpd Pak Rajal yg telah menyelamatkan buah hati sibiran tulangnya. Di pengeras suara masjid sdh terdengar imam berzikir. Pak Rajal-pun pulang ke rumah mengembalikan "sesauk" ke gudang. Ganti pakaian, berwudhu ulang, sebab biarpun sedikit kepercik juga lumpur got yg diragukan bernajis. Dengan demikian dalam beramal juga dikenal skala prioritas. Penyelamatan jiwa harus diprioritaskan daripada shalat subuh berjamaah di masjid.... Itu penyelamatan jiwa kucing, apalagi penyelamatan jiwa manusia, tentu mrpkn skala prioritas yg paling utama. Dalam hal ini Allah memberitahukan kepada manusia: ".....وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَ نَّمَاۤ اَحْيَا النَّا سَ جَمِيْعًا..." "...........Barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia........." (QS Al-Ma'idah 32). Berbahagialah para petugas kesehatan: para dokter, para mantri, para perawat, para medis, para apoteker, yg tlh ikhlas berupaya menyelamatkan jiwa pasien2. Utamanya ketika pandemi covid 19. Kiranya ayat diatas semoga cukup memotivasi. Dmkn sekedar suatu tamsil ibarat prioritas dalam ibadah. Semoga Allah memberi petunjuk ke nurani kita agar mampu memilih prioritas beribadah. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن بارك الله فيكم M. Syarif Arbi. Jakarta, 1 Jumadil Awal 1443 H. 6 Desember 2021. (871.12.21).

No comments:

Post a Comment