Saturday 25 December 2021

TAHUN BERGANTI

Sepekan kurang tahun berakhir. Tidak terasa hari-hari bergulir. Hidup diisi kadang tanpa pikir. Muncul sesalan bila tergelincir. Setiap pergantian tahun yang akan jadi bahan renungan paling kurang 3 (tiga) hal: 1. Tentang tahun yang telah dijalani, evaluasi apa saja prestasi dan kegagalan yang terjadi. 2. Tahun mendatang bagaimana mempertahan prestasi dan mengejar ketertinggalan tahun yang lalu. 3. Agak jarang orang merenungkan sampai bulan apa saja dianya masih punya kontrak hidup di tahun depan. Padahal sunatullah hidup ini pasti berakhir. Malah orang merenungkan butir 3 ini dianggap orang yang "pisimis". Kalau diingatkan kepada orang lain orang yang diingatkan menganggap tak sopan bahkan dikatakan "nyumpahi" atau do'akan mati. Padahal maut tiap detik dapat terjadi. Pembaca tulisanku ini yang paling belia sekalipun tak kan mungkin untuk melihat kalender tahun 2221 Yaitu kalender 200 tahun yang akan datang. Umur manusia sepertinya sudah berbatas dibawah se abad kalaupun ada yang sampai atau lebih seabad dapat dihitung dengan jari. Walau menyadari akan keterbatasan usia itu namanya kita manusia sepertinya acuh, tetap saja berjuang untuk sukses, tidak peduli bagaimana caranya. Kadang tujuan menghalalkan cara. Apalagi bila sudah kemasukkan faham akhirat itu hanya ramalan, belum tentu kenyataannya sebab belum ada yang lihat langsung kesana, kemudian pulang membawa vedio kejadian di alam sana. Kalau sudah kemasukan faham tak percaya akhirat, maka mereka menganggap mati adalah proses alami, begitu mati selesai, habislah segala urusan. Generasi baru muncul menggantikan, agar mereka hidup senang dan nyaman, selagi bisa, selagi mungkin, selagi ada kesempatan, tumpuk harta dan pertahankan jabatan untuk dapat diwariskan kepada anak cucu penerus kehidupan. Persoalan hari esok yang diingatkan Allah melalui surat Al Hasyr 18 dianggap hari esok sebatas di dunia. Padahal ayat tsb; يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." Memang hari esok adalah hari sesudah hari ini. Untuk setiap individu bisa panjang bisa pendek. Hari esok di dunia inipun harus kita persiapkan agar kedepan dapat disongsong dengan segala kemudahan buat diri kalau mungkin sampai ke anak cucu. Persiapan untuk kehidupan di akhirat bagi orang beriman, jauh lebih penting mengingat sifatnya yang abadi. Tidak seperti kehidupan di dunia sementara dan hanya senda gurau dan permainan: وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا لَهْوٌ وَّلَعِبٌ ۗ وَاِنَّ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ لَهِيَ الْحَـيَوَانُ ۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ "Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui." (QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 64) Atas dasar keyakinan hari esok akhirat inilah, orang beriman dalam mempersiapan hari esok dunianya tidak "tujuan menghalalkan cara". Tetap memperhatikan koridor yang digariskan agama mereka. Tidak ada satu agamapun yang tak percaya adanya alam akhirat alam sesudah alam dunia ini. Jadi jikalah ada orang lisannya menyatakan alam akhirat itu tidak ada, maka dianya sudah menanggalkan agamanya. Kita tetap percaya, setiap manusia walau mengatakan tak percaya agama, hati paling dalam, tetap percaya yang ghaib. Sebab didirinya sendiri banyak terdapat unsur ghaib. • Roh yang ada ditubuh adalah sesuatu yang ghaib. • Jantung berdetak bukan kekuasaan siempunya jantung menggerakkannya sekian kali berdenyut per menit. • Penceernaan manusia bekerja atas kekuasaan ghaib. O.k.i. dalam merenung akhir tahun sebaiknya kita evaluasi diri, dosa apa yang telah dilakukan tahun lalu kemudian bertaubat serta memperbaiki diri dengan kebaikan di tahun depan. Jika banyak kebaikan dan prestasi dipertahankan dan ditingkatkan lebih baik lagi dengan dasar pemikiran bahwa alam dunia semakin dekat masanya kita tinggalkan, alam kubur sudah demikian dekat kita masuki. Demikian renungan singkat akhir tahun semoga manfaat. Semoga ditahun mendatang amal kebaikan semakin banyak kita perbuatan, amal buruk semakin banyak dapat dihindari, diberikan kesehatan dalam ketaatan kepada Allah. سُبْحَـٰنَ رَبِّكَ رَبِّ ٱلْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلْمُرْسَلِين اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن M. Syarif Arbi. Jakarta, 20 Jumadil Awal 1443 H. 25 Desember 2021. (880.12.21).

No comments:

Post a Comment