Thursday 23 December 2021

Melatih Anak-Cucu Berinfaq.

Menarik melihat seorang bocah laki2 bawah lima tahun ikut shalat Jum'at bersama Datuknya. Ketika kotak amal masjid melintas didepannya, si bocah sibuk merogoh sakunya dan memasukkan uang ke kotak amal. Terlihat rasa puas di wajah si bocah, sambil mendorong kotak amal ke depan si Datuk. Datuk pun ikutan masukkan uang ke kotak amal,..... mendorong kotak ke jamaah disampingnya. Si bocah memperhatiiiikan peredaran kotak sampai ke ujung shaf. Dilihatnya ada jamaah yg menahan kotak itu sejenak, sambil tangannya sebelah ditutupkan ke tangan sebelahnya lagi menyentuh lobang kotak memasukkan uang. Juga dilihatnya ada jamaah, dengan cepat menggeser tu kotak ke jamaah disampingnya, tanpa memasukkan uang ke lobang kotak. Hal yg sama pernah dilakukan si Datuk untuk ayah si cucu, ketika si ayahnya cucu (putera2 si Datuk) masih kecil dibawa shalat Jum'at ke masjid. Rekaman peristiwa ini membekas di hati bocah2 dlm pertumbuhan, insya Allah sampai dewasa kelak, berani berinfak dan/atau bersedekah biarpun ketika rejeki pas2an apalagi kalau rezeki melimpah. Sebab Agama mengajarkan: وَسَا رِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَا لْاَ رْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ  "Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa," (QS.3 Ali 'Imran ayat 133) Siapakah orangnya yg dimaksud ayat di atas? tersurat diayat selanjutnya; salah satu syaratnya ialah: الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّآءِ وَا لضَّرَّآءِ ............"  "(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, ................" (QS.3 Ali 'Imran ayat 134) Keluarga muda sebagian kecil ekonominya ndak langsung melejit, sehingga blm tentu mampu juga bersedekah yg memadai. Oleh karena itu maka bagi Datuk dan Nenek yg berkecukupan, adalah sangat baik kepada anak2 mereka, meskipun mereka sdh berkeluarga, berpencarian, masih dilatih bersedekah dan berinfak, seperti halnya dia masih bocah, diberi uang untuk kotak amal di masjid. Si Datuk-Nenek melihat ekonomi anak2nya yg baru tumbuh blm bgt mapan. Si Datuk-Nenek urunan memberi infak/sedekah terutama yg rutine bulanan kpd sanak keluarga yg kurang mampu, sedekah tsb di atas namakan dari anak2 mereka. Tentu besarannya tdk lagi uang recehan ketika dia masih bocah. Sasaran infak sedekah juga bukan sekedar kotak amal, tapi sdh mulai diajarkan kpd siapa yg paling utama diberi infak, sedekah termasuk zakat. Dalam hal ini panduan agama mengajarkan yg paling utama disantuni dengan urutan pertama adlh saudara karib kerabat yang masih tersangkut pertalian keluarga, boleh jadi saudara kandung, saudara dari ayah saudara dari ibu, barulah yg lain2. وَاٰ تَى الْمَا لَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى ".......memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat,......" (Al Baqarah 177). Nah dlm hidup ini keluasan rezeki tdk sama, mungkin ada saudara ayah atau saudara ibu yg keadaan ekonominya agak seret. Adalah baik dilakukan Datuk Nenek yg walau sebetulnya ndak berduit2 amat, tapi karena keperluannya mulai sedikit. Si Datuk-Nenek dlm rangka melatih anak2nya yg mungkin blm bgt sukses, maklum baru merintis hidup. Menyuruh anak2nya mengirim bantuan ala kadarnya buat tante/om mereka. Masing2 atas nama mereka, walau dananya seluruhnya atau sebagian dari si Datuk-Nenek, demi melatih anak2 rajin berinfak/bersedekah. Si Datuk dan si Nenek, tak perlu menyampaikan kpd pihak penerima sedekah, bahwa jumlah tersebut dari dirinya, bahkan sengaja dikatakan dari anak2 mereka. Ketika bertemu di suatu arisan keluarga, eee nyeletuk seorang kerabat yg rupanya dia juga sbg donatur membantu pundi2 kas keluarga untuk membantu keluarga yg kurang mampu. Isi celetukan yg disampaikannya ke Datuk-Nenek: "Datuk-Nenek partisipasi juga donk, jangan anak2 aja ngisi kas bantuan keluarga". Datuk menjawab enteng: "kami kan sdh 20 an tahun lebih pensiun". Dia ndak tau Datuk-Nenek sdh ikutan. Insya Allah mudah2an stlh Si Datuk-Nenek tiada, anak2 melanjutkan amalan tersebut, dan rejeki ybs pun meluas shg sanggup melanjutkan latihan dari Datuk-Nenek dengan nilai yg lbh besar, dari rezeki sendiri. اَللَّهُمَّ وَسِّعْ أَرْزَقَنَا آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْن اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن M. Syarif Arbi. Jakarta, 16 Jumadil Awal 1443 H. 22 Desember 2021. (878.12.21).

No comments:

Post a Comment