Friday 19 February 2021

ORTU berpotensi lalai karena ANAK.

 Adalah menjadi keinginan manusia normal setelah dewasa menikah, mempunyai anak sbg penerus kehidupan. Diharapkan juga nanti anak2 akan dpt membantu, merawat dikala usia senja, jika umpamanya tertakdir berumur panjang. 


Ternyata anak2 yg dikaruniakan Tuhan  itu, paling kurang mempunyai 5 (lima) potensi bagi ORTU mereka, salah satunya

"Ortu berpotensi lalai" karena anaknya.


Ada sebagian orang tua, dg hadirnya anak, lantas berpikir (dalam tanda petik) "berlebihan" mempersiapkan masa depan anaknya. 


Salah satu sohibku ketika dia punya anak 3 orang. Si sulung  masih di Es Em Pe, yg bontot masih di Te ka, sedangkan yg tengah di Es De. Memperkeras kerja dan usahanya.


Sohibku kusapa "Abang Alif" ini ku kenal bukan hanya dirinya, tapi ayah ibu sohibku itu ku kenal dan merekapun mengenalku, kupanggil "Pak Ngah" dan "Mak Usu".


Bang "Alif" (bukan nama sebenarnya) bekerja keras, demi anak2, kerja diperkeras kadang tak kenal waktu, tak jarang shalat tertunda waktu. Ini sdh salah satu model lalai. Selain itu untuk dpt rezeki sampai2 tak milih2 lagi yg bersih2, yg abu2 pun diraup, ini bentuk lalai yg lain.


Dikesempatan ngomong2 dg ku, bang Alif bilang, mempergiat ngumpulkan duit ingin simpankan deposito buat anak masing2 50 jt (masa itu jumlah cukup besar).......๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

Kutimpali "Pak ngah" dulu simpankan deposito berapa ya buat abang". ✊✊✊

Berderailah ketawa bang Alif๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ,  lalu katanya "iya ya, buktinya alhamdulillah hidup kita kayak begini lumayan walau ndak ditinggali deposito".


Di lain kasus, tak sedikit orang hilang malu hilang sungkan mengorbitkan anak agar jadi............


Tak jarang orang jadi hilang arif hilang bijak, hanya lantaran membela kepentingan anak2.


Dapat terjadi orang turun melorot dari tangga sukses, lantaran  membiarkan perilaku anak2nya.


Ada pula Ortu yg dari mulia jatuh menjadi malu terhina karena membela anak2 .......


Inilah contoh2 kelalaian disebabkan anak2, maha benar Allah dg firmannya:


ูŠٰุۤงَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุงٰู…َู†ُูˆْุง  ู„َุง ุชُู„ْู‡ِูƒُู…ْ ุงَู…ْูˆَุงู„ُูƒُู…ْ ูˆَู„َุงۤ ุงَูˆْู„َุงุฏُูƒُู…ْ ุนَู†ْ ุฐِูƒْุฑِ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ۚ  ูˆَู…َู†ْ ูŠَّูْุนَู„ْ ุฐٰู„ِูƒَ  ูَุงُูˆู„ٰุٓฆِูƒَ ู‡ُู…ُ ุงู„ْุฎٰุณِุฑُูˆْู†َ

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi."

(QS.  Al-Munafiqun ayat 9).


Untuk menghindari sbg upaya agar anak2 tdk menjadikan Ortu lalai sampai menerabas ketentuan yg berlaku di masyarakat. Lebih2 lalai melanggar ketentuan agama.


Keinginan bang Alif ingin membahagiakan anaknya adlh sah2 saja karena memang agama menganjurkan agar ortu tidak meninggalkan keturunan yg lemah.


ูˆَู„ْูŠَุฎْุดَ ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ู„َูˆْ ุชَุฑَูƒُูˆْุง ู…ِู†ْ ุฎَู„ْูِู‡ِู…ْ ุฐُุฑِّูŠَّุฉً ุถِุนٰูًุง ุฎَุง ูُูˆْุง ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ۖ ูَู„ْูŠَุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„ّٰู‡َ ูˆَู„ْูŠَู‚ُูˆْู„ُูˆุง ู‚َูˆْู„ًุง ุณَุฏِูŠْุฏًุง

"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."

(QS. An-Nisa' 4: Ayat 9)


Akan tetapi mengacu ayat di atas (takutlah kpd Allah), Ortu seyogyanya mencarikan rezeki yg halal buat mereka, bukan dari hasil korupsi, hasil tipu2 dll yg haram. Anak2 yg dibesarkan dg rezeki yg haram akan bermasa depan suram. 


Perlu dipahami bahwa andaikan kita sampai melakukan hal2 yg melalaikan aturan Allah dan masyarakat demi membahagiakan anak. Yang bertanggung jawab di akhirat kelak adlh diri sendiri tidak dpt beralasan karena anak.


ูˆَู„َุง ุชَุฒِุฑُ ูˆَุง ุฒِุฑَุฉٌ ูˆِّุฒْุฑَ ุงُุฎْุฑٰู‰

".....Dan seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain......" (QS Al-An'am 164).


Semoga Allah memberikan petunjuk kpd kita agar diberi petunjuk hal2 yg benar untuk diikuti dan hal2 yg salah untuk dihindari.


،ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฃَุฑِู†َุง ุงู„ْุญَู‚َّ ุญَู‚ًّุง، ูˆَุงุฑْุฒُู‚ْู†َุง ุงุชِّุจَุงุนَู‡ُ. ،ูˆَุฃَุฑِู†َุง ุงู„ْุจَุงุทِู„َ ุจَุงุทِู„ุงً، ูˆَุงุฑْุฒُู‚ْู†َุง ุงุฌْุชِู†َุงุจَู‡ُ.


Allahumma arinal haqqa haqqa warzuqnattiba’ah, wa arinal bathila bathila warzuqnajtinabah


‘’Ya Allah, tampakkanlah kepadaku kebenaran sebagai kebenaran dan kuatkanlah aku untuk mengikutinya serta tampakkanlah kepadaku kesalahan sebagai kesalahan dan kuatkan pula untuk menyingkirkannya.’‘ (HR Imam Ahmad)


ุขู…ِูŠّ.... ุขู…ِูŠّู†ْ... ูŠَุง ุฑَ ุจَّ ุงู„ุนَู€ู€ู€ุงู„َู…ِูŠْ

ุงَู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„ّٰู‡ِ ุฑَุจِّ ุงู„ْุนٰู„َู…ِูŠْู†َ

ุจุงุฑูƒ ุงู„ู„ู‡ ููŠูƒู…

 ูˆَ ุงู„ْุณَّู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู„ุงَู…ُุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَุฑَุญْู…َุฉُ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุจَุฑَูƒَุงุชُู‡ُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 7 Rajab 1442 H.

19 February 2021.

(737.02.21).

No comments:

Post a Comment