Wednesday 10 February 2021

Nengok AKHIRAT


Ditengah-tengah orang yang percaya dengan alam akhirat, tidak sedikit pula sejak berabad silam dan tak kurang Jumlahnya sampai sekarangpun orang yang ragu-ragu akan kebenaran adanya alam akhirat. Bahkan ada sekelompok manusia yang sama sekali tidak percaya akan alam akhirat. 


Sulit memang meyakinkan bagi yang tidak percaya itu, sebab memang belum pernah ada orang yang “berkunjung ke akhirat kemudian pulang lagi ke dunia”, layaknya pergi berwisata.


Semua agama mengajarkan kpd penganutnya ttg adanya alam akhirat. Sebelum hadir agama berkitab suci datang ke dunia ini, sejak adanya makhluk penduduk bumi berjuta abad yang silam, makhluk yang bernama manusia sudah yakin tentang alam ghaib. Manusia tlh percaya akan adanya alam dimana menjadi tempat akan berhimpun semua jiwa sesudah menjalani hidup di dunia fana ini. Hal itu dapat diketahui dari bukti-bukti bahwa nenek moyang kita dulu telah mempunyai ritual ibadah, sebagai wujud perhambaan kepada Sang Pencipta dan Penguasa  alam ini, agar nanti setelah jiwa berpisah dengan raga (meninggal dunia), arwah diterima di tempat yang baik di alam akhirat sana.


Logika saja tidak cukup, teknologi pun ndak akan mampu menguak kehidupan akhirat, karena kehidupan akhirat (menurut keyakinan orang beragama, apapun agamanya) adalah tentang alam ghaib, alam sesudah kita mati.


Soal orang tak percaya kehidupan akhirat itu bukan barang baru, bukan baru sekarang-sekarang ini, sudah luaama sekali, Cuma versi mengekspresikan ketidak percayaannya saja yang berbeda. 


Contoh:

Dulu; lbh empat belas abad silam, tatkala Nabi Muhammad ﷺ mengemukakan  tentang kehidupan akhirat dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an berhubungan dengan kehidupan akhirat akan dihuni. Manusia mau tidak mau, rela atau terpaksa, setiap jiwa manakala sudah berpisah jiwa dengan raga akan ke akhirat. Dimana raga nantinya akan tinggal sementara di dunia fana dalam tanah dan jiwa akan hidup kekal di alam BAKA sambil menunggu mahkamah Allah Ta’ala. Ketika itupun sudah banyak orang yang tak percaya akan alam akhirat. 


Tersebutlah 2 orang penting yang termasuk cendekiawan dan pemimpin dari kelompok masyarakat waktu itu, yaitu Ubay bin Ka’ab dan Al-Ash bin Wail. Kedua pemuka masyarakat itu selain tidak percaya bahwa orang-orang yang telah mati berabad-abad silam akan hidup kembali di kampung akhirat, juga akan memanfaatkan keterangan Rasulullah Muhammad ﷺ. tentang akhirat itu untuk membicarakannya di kalangan masyarakat guna menjatuhkan reputasi Nabi Muhammad ﷺ   dengan logika dan “ilmu” mereka.


Kedua orang itu pulang setelah bubaran dari mendengar da’wah Rasulullah Muhammad ﷺ   , mereka pergi ke kuburan yang sudah lama di sekitar tempat tinggal mereka. Kuburan digali dan tulung belulang dari kuburan itu dibawanya kehadapan Rasulullah ﷺ.  seraya itu tulang belulang yang sudah lapuk itu diinjak-injaknya hingga hancur menjadi debu. Lalu mereka berkata di hadapan Rasulullah ﷺ. “ENGKAULAH YANG MENGATAKAN BAHWA ALLAH AKAN MENGHIDUPKAN KEMBALI”? 


Untuk menjawab tantangan itu, malaikat Jibril membawa wahyu dari Allah di surat Yasin 77-81. 

77. Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!

78. Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?"

78. Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?"

79. Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.

80. yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu."

81. Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.


Bagi kedua orang ini, jawaban itu cukup membuat mereka tak dapat membantah lagi.


Alhamdulillah nya kaum quraisy yg belum Islam ketika itu, mereka mengimani bahwa dirinya, bumi dan langit serta apa yang dilihatnya, udara yang dihirupnya  buah-buahan yang dimakannya, air yang diminumnya yang menciptakan dan menyediakannya adalah Allah. Ini sudah jadi modal utamanya hanya saja mereka tidak mengimani alam akhirat. 


Hidup di alam akhirat itu adalah KEKAL

وَا لْاٰ خِرَةُ خَيْرٌ وَّ اَبْقٰى ۗ 

"padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal."

(QS. Al-A'la 87: Ayat 17)


Berarti alam akhirat itu tidak berujung, begitu informasi dari Al-Qur’an. Tentu hanya dapat diterima oleh orang BERIMAN, sebab IMAN lah sebagai kunci untuk dapat membuka pintu gerbang nengok akhirat. 


Tidak sedikit tentang informasi akhirat itu dinukilkan oleh Al-Qur’an. Oleh karena itu maka Al-Qur'an adlh sbg jembatan menengok akhirat.  


Nah sekarang kalau orang masa kini ndak yakin dengan keberadaan alam akhirat, cacatlah keimanannya. Naudzubillahi min dzalik. Kita do’akan semoga Allah menurunkan hidayah kepada mereka.


آمِيّ.... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 29 Jumadil Akhir 1442 H.

11 February 2021.

(734.02.21). 

No comments:

Post a Comment