Friday 5 February 2021

NILAI Perbuatan BAIK.

Perbuatan baik,  mungkin saja bernilai di dunia, tetapi mungkin blm tentu bernilai di akhirat. Atau perbuatan mungkin dianggap sebagian orang tdk menyenangkan (dinilai tak baik) di dunia, mungkin sangat bernilai di akhirat.

Digunakan kata2 "mungkin", karena nilai kebaikan di dunia ini kadang bias, tergantung siapa penilai, kapan dinilai. 


Bgt juga nilai perbuatan baik untuk  akhirat ada bbrp syarat barulah dapat nilai baik. Sebab boleh jadi kita sdh merasa berbuat kebaikan tetapi tdk bernilai apa2 di akhirat, hal ini ada diungkap Al-Qur'an:

اَ لَّذِيْنَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ يُحْسِنُوْنَ صُنْعًا

"(Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya."

(QS. Al-Kahf ayat 104)


Kebaikan di dunia tergantung; SIAPA PENILAI.


Parameter penilai bisa saja berbeda, sehingga menghasilkan nilai yg berbeda. Perbedaan dpt saja terjadi paling ekstrim, umpamanya: penilai "A" menilai baik, sedang penilai "B" menilai jelek. Karena berlainan standard penilaian, sudut pandang, dasar kepercayaan, budaya dll.


KAPAN DINILAI.

Di dunia ini, kebaikan dipengaruhi kapan penilaian dilakukan......

Di zaman penjajahan dulu, para pejuang kemerdekaan kita dinilai oleh penjajah sbg ekstrimis, pembuat kekacauan....... , dg gencarnya propaganda pihak penjajah sebagian anak bangsa termakan isu shg ikutan menilai seperti penilaian penjajah....


Masa berganti stlh kita merdeka para pejuang kemerdekaan sama2 kita hormati sbg pahlawan....... 

Mereka yg gugur memperjuangkan kemerdekaan, dikenang sbg kusuma bangsa.


Mungkin pembaca yg kini sdh berumur agak lanjut, dpt membandingkan nilai kebaikan telah berubah-ubah seiring dg perubahan ................zaman.


Adapun nilai kebaikan di dunia agar tercatat sbg kebaikan pula di akhirat kelak, spy tdk sia2 hendaklah:


a. Si yg berbuat baik hrs "beriman".........

Semua agama mengajarkan IMAN kpd penganutnya yaitu mempercayai bahwa dirinya dan alam semesta ini ada yg menciptakan. 

Orang ber IMAN,  segala tindakannya akan ter kendali, karena setiap saat dan tempat merasa ada Allah yg mengawasi. Oleh karena itu ybs ketika berbuat baik hanya berharap keredhaan Allah semata. Tanpa iman, amal baik sia2 di akhirat,  


اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰ يٰتِ رَبِّهِمْ وَلِقَآئِهٖ فَحَبِطَتْ اَعْمَا لُهُمْ فَلَا نُقِيْمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَزْنًـا

"Mereka itu adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak percaya) terhadap pertemuan dengan-Nya. Maka sia-sia amal mereka, dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari Kiamat."

(QS. Al-Kahf ayat 105)


b. Kebaikan; ketika yg dimaksud adlh untuk ibadah kpd Allah, selain diniatkan karena Allah hrs lah dg ILMU. 

Nilai akhirat tak sempurna, kadang malah tak keterima kalau tak dilandasi ILMU. 

Pengertian mudahnya; ibadah hrs sesuai "SISDUR", yg diatur dlm agama, tidak dilaksanakan atas kemauan sendiri, misalnya: bgmn enaknya atau bgmn kebiasaan. Prinsipnya: Bukan "membenarkan yg biasa", tapi hrs "membiasakan yg benar". Guna mendptkan yg "benar" ketika beribadah, jalannya melalui ILMU.


c. Nilai akhirat malah akan = nol, jika si yg berbuat kebaikan tidak Ikhlas semata-mata karena Allah. Terbesit keinginan menerima apresiasi manusia, atau lantaran terpaksa, atau ndak enak "apa kata orang nanti". 

Juga banyak kasus kebaikan tlh dihimpun, semula ikhlas jadi batal,......


".....فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَا نٍ عَلَيْهِ تُرَا بٌ فَاَ صَا بَهٗ وَا بِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا......."

Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan.QS Al-Baqarah 264.


Hal itu disebabkan:

1. Bersedekah dg menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), 

2. Orang yang menginfakkan hartanya karena riya' (pamer) kepada manusia dan

3.  Orang itu tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir.


Seperti terungkap di awal ayat 264 Al-Baqarah.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِا لْمَنِّ وَا لْاَ ذٰى ۙ كَا لَّذِيْ يُنْفِقُ مَا لَهٗ رِئَآءَ النَّا سِ وَلَا يُؤْمِنُ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya' (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir......"


Semoga kita semua sanggup ikhlas dalam beribadah, dalam berbuat kebaikan. 

Di antara upaya yg dapat menolong kita untuk bisa menjadi ikhlas adalah dengan banyak berdo'a kepada Allah. 

Di antara do'a Nabi Muhammad ﷺ,  yg sering beliau panjatkan;  menurut HR.Ahmad adalah:


« اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ »


Allahumma inni a’udzubika an usryrika bika wa ana a’lam wa astaghfiruka lima la a’lam


“Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.”.


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 19 Jumadil Akhir 1442 H.

01 February 2021.

(730.02.21).

No comments:

Post a Comment