Monday 22 February 2021

COBAAN HIDUP.

Sering diartikan Cobaan = Ujian. Jika diresapi lebih dalam memahaminya, sebetulnya terdpt perbedaan antara UJIAN vs COBAAN.


Ujian;  pengertiannya pihak yg ikut ujian aktif ingin di uji. Misalnya ujian di sekolah. Menguji iman berkunjung ke lokasi tempat yg memungkinkan iman tergoda. Uji nyali berwisata misteri.  Berpuasa, dg sengaja menahan hal2 yg membatalkan puasa. dstnya.


Adapun Cobaan, kedatangannya diluar dugaan, tidak disengaja, kadang datangnya tak dpt menghindar. Mungkin tak ada orang yg mau dicoba. Kalau terlihat tanda2nya berupaya menghindar.


Hidup ini, penuh dg  cobaan. Model cobaan itu dpt dikelompokkan a.l.:

* Cobaan keluarga, berupa Anak, Istri/suami, Ortu, Mertua, Saudara. 

* Cobaan Harta berupa kaya-miskin.

* Cobaan Tahta berupa wewenang, pengaruh, kehormatan.

* Cobaan Nista, penghinaan di sepelekan, difitnah, istilah sekarang di bully.

* Cobaan kesehatan, sakit phisik, sakit rohani, sakit hati, iri, dengki, haus sanjungan.


Banyak lagi bila di inventarisir COBAAN buat manusia ketika menjalani hidup ini.

Sebagai manusia yg ditaqdirkan lemah, kadang berhasil menjalani cobaan tsb. kadang gagal. 


COBAAN KELUARGA.

Cobaan keluarga, berupa anak, istri/suami, mertua, orang tua. 


Ndak adalah orang yg pengen anak mereka bandel. Tak ada orang ingin pasangan hidup menjengkelkan. Tak mungkin orang sengaja cari mertua yg bawel, menyebalkan. Semua anak ingin orang tuanya membimbing dimasa dia muda, mengarahkan ketika dewasa dan ketika tua  tidak pikun. Kalau dpt sebaliknya itu adlh cobaan.


Berbicara "cobaan keluarga" yg disebutkan di atas saja sdh banyak ragamnya. Ditulisan ini ambil saja "Cobaan" berasal dari "anak".


Aneka model pula cobaan berasal dari anak untuk Ortu.

Diantara  cobaan tsb kita ambil 1 (satu) saja cobaan yg berat adlh:


Anak Durhaka.

Di negeri kita dan negara jiran dikenal tokoh durhaka "Malin Kundang". "Kini sdh menjadi Batu"


Walau sdh "menjadi Batu"  penjelmaan mirip "Malin Kundang",  sering kita dengar dan lihat belakangan ini. Bahkan ada anak yg tega menghabisi nyawa Orang tuanya. Ada anak yg tega memperkarakan Ortunya. Tidak sedikit yg sampai hati membiarkan Ortunya sdh renta dlm kesengsaraan. Belum lagi yg tak mau repot ngurus Ortu diserahkan panti jompo.


Soal anak berpotensi sbg cobaan sebetulnya tidak aneh di dunia ini; Allah yg menciptakan manusia sdh ingatkan:

وَاعْلَمُوْۤا اَنَّمَاۤ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ   ۙ  وَّاَنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗۤ اَجْرٌ عَظِيْمٌ

"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar."

(QS. Al-Anfal ayat 28).


Menyikapi peringatan Allah ttg anak2 berpotensi sbg cobaan, ikhtiar dpt dilakukan:

Ikhtiar konkrit:

1. Pendidikan

2. Tanamkan iman.

3. do'a.

     3.a.do'a buat anak.

     3.b.do'a buat diri.


ad. 1. Pendidikan.

Umumnya anak yg berpendidikan, relatif lbh baik perilakunya. Ybs akan tumbuh menjadi dewasa memahami pemilahan yg baik dan yg buruk. Setidaknya dg pendidikan tsb dimungkinkan ybs mendptkan banyak referensi ttg bgmn seharusnya berbhakti kpd Ortu. Serta bgmn dampak durhaka kpd Ortu.


ad. 2. Iman.

Iman membimbing manusia se kurang2nya percaya bahwa ada kehidupan lagi ssdh hidup ini. Dimana kebaikan terhadap Ortu akan berbalas kebaikan pula akan diterima di akhirat. Didunia akan dpt perlakuan yg baik juga dari anak2 kalau kita sampai tua. Sebaliknya jika durhaka kpd orang tua maka di akhirat dpt siksa. Di dunia akan terima perlakuan sama dari anak2 dikala kita tua. 

Buat pembaca seiman dg ku; Allah berwasiat agar kita berbhakti kpd Ortu.

وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسَا نَ بِوَا لِدَيْهِ اِحْسَا نًا

"Dan Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya...............".


ad. 3. Berdo'a.

Bagi orang beragama, semua ikhtiar, upaya, selalu diikuti dg do'a. Karena manusia hanya berencana, berusaha, Tuhan jua yg menentukan.

Terkait ikhtiar buat anak ini ada 2 (dua) yg perlu kita berdoa.

ad. 3.a. do'a buat anak.

رَبَّنَا هَبْ لَـنَا مِنْ اَزْوَا جِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّا جْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَا مًا

"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."

(QS. Al-Furqan ayat 74)

Hakikat do'a:

Mohon pasangan yg takwa, karena diharapkan dari pasangan yg takwa akan melahirkan keturunan yg takwa. Pasangan dan keturunan yg takwa akan menyenangkan hati shg berbhakti kpd Ortu. Dimohon kan agar kita sekeluarga menjadi pemimpin orang takwa.


ad. 3.b. do'a untuk diri sendiri.

وَأَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ

Wa a‘uudzu bika an uradda ilaa ardzalil ‘umuri.


(aku berlindung kepada-Mu dari serendah-rendahnya usia (pikun),

Smg bermanfaat).

Hakikat do'a; mohon agar kalau bisa mohon umur panjang yg sedang2 aja usah sampai pikun, supaya anak2 ndak repot merawat. Jika sampai kita berumur panjaaang...... sampai pikun. Sampai2 anak2 langsung,  sdh ndak ada lagi, ada harapan oleh para famili, kitapun di tempatkan ke panti jompo.


Semoga anak2 kita berbhakti kpd orang tuanya. Semoga kita diberikan usia yg pantas jangan sampai pikun. Sehat afiat sampai akhir hayat agar tetap dpt beribadat.


آمِيّ.... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 10 Rajab 1442 H.

22 February 2021.

(738.02.21).

No comments:

Post a Comment