Friday 18 September 2020

Dimanakah PROFESI yang cocok.

Mengamati kehidupan ini tak habis2nya dpt dikomentari. Kadang ditemukan sesuatu yg di luar dugaan; lantas tercetus kata: 


*Ndak menyangka yaaa............ dulunya hanya anak........ jadinya terkenal mendunia.


*Ndak menyangka ya....... usahanya dulu .......... tukang ...... sekarang jadi.........


*Seusai kuliah melamar kerja di instansi .......... tidak lulus test masuk. 

Eee tau2 .............. siapa nyangka,...... oleh yg berwenang thdp tempat kerja yg dilamar 5 tahun lalu itu, mengangkat dirinya jadi Direktur Utama instansi tsb. Masih sempat ketemu dg pewawancara yg menganggapnya tak layak jadi karyawan di instansi tsb., tentu jadi anak buahnya. Betul juga, dia tak layak sbg karyawan, malah cocoknya sbg Direktur Utama.


Bgtlah guratan nasib seorang manusia. Tak ada yg mengetahui sblmnya, besok bakal jadi apa.


Dmkn pula akan hal rezeki, 

Ku jadi ingat kisah memancing Udang Galah di tepian Sungai Kapuas.


Besoknya kalender merah,  ba'da Isya, dua orang sekantor janjian mancing Udang Galah. Satunya senior dan satu lagi yunior (dlm kepangkatan selisih 3 jenjang).


Tiba di lokasi, yunior tentu mempersilahkan senior milih posisi duduk,  untuk melabuh pancing.


Belum berapa lama yunior sdh berulang kali mendaratkan Udang Galah dimasukkan ke wadah perlengkapan mancing.


Sementara Senior blm satupun Udang Galah yg nyenggol pancingnya. Dapat k/l  30 menit, senior usul tukar posisi,  didugaannya "posisi nentukan rezeki". 


Tak ada pilihan, yunior manut,..... namun dasar rezeki enggan tertukar, terus menerus si yunior narik senar pancingnya nyantol Udang Galah.


Senior penasaran, minta tukaran pancing dg yunior. Lagi2 yunior patuhi, karena diapun merasa heran, sekalian ingin tau "apakah pancing menentukan hasil".


Rupanya malam itu Udang Galah lagi ogah ke pak senior, satupun Udang Galah tak dpt dimuat di wadahnya.


Pukul 11 malam sbgmn kesepakatan sblm berangkat memancing, hrs pulang. Kalau ke malaman nanti bakal gundah keluarga mereka di komplek perumahan. 


Tiba2 si Senior memanggil yunior:


"Jhon  !!!, coba kesinikan kantong udangmu, ku pengen liat......".


Dg penuh hormat, yunior nenyerahkan wadah udang,  ke Senior.


Senior: "Banyak juga dapatmu ya.............. "


Sejurus kmdn mulut wadah di balikkan, diarahkan ke Sungai Kapuas, sampai kosong tak bersisa seekor udangpun. Udang Galah kembali berenang ke habitatnya.


Senior: "Supaya kita stand kosong2, back to basic". 


Stlh hening sejenak, terdengar derai tawa kedua rekan sekantor kebetulan tinggal sekomplek ini. 


Buat mereka hasil pancingan bukan tujuan mereka, memancing hanya mrpk hiburan, tak ayal peristiwa malam itu di waktu istirahat di kantor jadi bahan candaan, jadi buah tutur ber-pekan2.


Buat Bapak2 berdua ini mancing bukan mata pencarian, hanya hiburan. Tapi buat pemancing sbg mata pencarian, akan mudah memahamkan "hikmah rezeki tidak diketahui lbh dahulu".


Sbtlnya sih tentang apa kesudahan  seseorang sampai akhir hidup sdh ditentukan oleh yg Maha Kuasa sblm lahir ke dunia. Namun tak satupun orang dpt mengetahuinya.


 إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خلقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ،


“Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dipadukan bentuk ciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari (dalam bentuk نُطْفَةً) 

lalu menjadi segumpal darah  ( عَلَقَةً) selama itu pula (selama 40 hari), lalu menjadi segumpal daging (مُضْغَةً)   selama itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh pada janin tersebut, lalu ditetapkan baginya empat hal: 

rizkinya, ajalnya, perbuatannya, serta kesengsaraannya dan kebahagiaannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).


Bgmn andaikan manusia tlh tau terlebih dahulu  kesudahan taqdirnya. Misalkan saja mengenai Rezeki.


Andaikan sdh tau bahwa hari itu, biar bgmnpun gigihnya usaha tdk akan berhasil, maka ybs tentu memilih tdk beraktivitas. 


Justru dg adanya aktivitas, walaupun tak berhasil, tetap saja membuat berputar roda perekonomian. 


Dlm case memancing misalnya: Perginya orang memancing; lahan rezeki penyedia umpan pancing, mata usaha bagi pengrajin Joran pancing dan segala peralatan pancing, jadi dagangan toko alat2 memancing. 


Setiap kegiatan seorang manusia akan berpengaruh untuk bergeraknya manusia lain dan makhluk lain.


Demikianlah Rezeki, Nasib masing2 orang akan menemukan jalannya bila sampai waktunya.


Karena tiap orang tak tau sblmnya ttg rezeki dan nasib masing2. Kadang dlm menekuni bidang usaha, sarana mencari rezeki, melalui mencoba beberapa bidang kegiatan. Seorang cocok bidang tertentu, gagal di bidang lain, akhirnya menemukan usaha, sarana cocok baginya mencari rezeki masing2  bidang. 


Lantaran usaha/kegiatan tertentu blm tentu cocok untuk semua orang, maka muncul-lah aneka profesi di dunia ini. Dg dmkn terjadilah interaksi antar manusia guna saling melengkapi, saling membutuhkan.


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang baik serta halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).”


آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــال

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 29 Muharram 1442 H.

17 September  2020.

(695.09.20).



No comments:

Post a Comment