Friday 13 July 2018

Ujub, Virus Ibadah

Riya = beramal untuk Allah mengharap apresiasi manusia.
Summ'ah = beramal untuk diapresiasi manusia, walau tdk disuka Allah dan RasulNya.
Begitu barangkali singkat kalimat buat Riya dan Summ'ah yg sdh dibicarakan di dua tulisan yg lalu.
Virus ibadah ke 3, "Ujub". Kagum terhadap diri sendiri, bahkan kekaguman itu kadang diproklamirkan kepada orang lain. Virus ini kebanyakan menyerang orang-orang yang sukses dalam masyarakat, orang yang sukses dalam hidup. Ia menyatakan bahwa sukses dirinya hanya:
* lantaran kerja kerasnya,
* lantaran usahanya yang sungguh-sungguh,
* lantaran kepiawaiannya,
* lantaran kecerdasannya,
* lantaran kekuatannya.
Tak jarang orang seperti ini memberikan nasihat kepada pihak lain dengan kata-kata misalnya:
“Kalau ingin sukses seperti saya ikuti langkah saya, saya bangun setiap hari sebelum pukul 4 pagi dan langsung membaca buku……., langsung beraktivitas.........., pokoknya kerja, kerja, kerja ......., tdk berpangku tangan” dan seterusnya contoh-contoh lain diberikannya.
Pokoknya dalam pernyataannya semua keberhasilannya adalah karena usahanya, sebagaimana apa yang diungkapkan Qarun diabadikan di dalam Al-Qur’an surat Al Qashash 78 (Qarun berkata:
"Sesungguhnya aku diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.")
(قَالَ اِنَّمَاۤ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِيْ)
Padahal ia lupa segala yang terjadi di alam ini tak mungkin terjadi tanpa izin Allah Swt, termasuk kekayaan dan kejayaan. Ditegaskan Allah dalam Al Qur’an surat An-Najm ayat 48;
وَاَنَّهٗ هُوَ اَغْنٰى وَ اَقْنٰى
dan sesungguhnya Dialah yang memberikan kekayaan dan kecukupan."
Tidak semua usaha orang langsung sukses terus, berhasil terus, bila tdk disertai Allah.
Dpt saja terjadi, keberhasilan suatu usaha "sdh didepan mata", gagal total seperti diibaratkan Al-Qur'an surat Yunus 24, ttg pemilik kebun.
ۗ وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ اَهْلُهَاۤ اَنَّهُمْ قٰدِرُوْنَ عَلَيْهَاۤ ۙ اَتٰٮهَاۤ اَمْرُنَا لَيْلًا اَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنٰهَا حَصِيْدًا كَاَنْ لَّمْ تَغْنَ بِالْاَمْسِ ۗ
" ................dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin".
Jika dihubungkan dg ayat 23 surat Al-Hadid, harus disadari bahwa kesuksesan dan kegagalan, disandingkan Allah agar qt tak berlebihan dalam kondisi sukses maupun gagal.
لِّـكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَاۤ اٰتٰٮكُمْ ۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرِ
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Smg dg mengetahui virus ibadah ujub ini, menyadarkan qt agar tdk terlalu berbangga atas kesuksesan yg dicapai, sampai menafikan pertolongan Allah. Dalam pada itu menerima dg sabar apabila ikhtiar sdh maksimal, namun kesuksesan blm berpihak kpd qt. Terhunjam kuat keyakinan qt bahwa sbg manusia hak qt berencana, berusaha, berikhtiar sdgkan yg menentukan adalah Allah.
Barakallahu fikum. Wslm. M. Syarif Arbi.

No comments:

Post a Comment