Thursday 17 August 2023

M E R D E K A ! ! !

Agustusan tahun 1985 sampai 1991 keluarga kami berada di kota khatulistiwa, kedua puteraku masih anak TK dan terakhir SD. Kebanyakan di bulan Agustus begini udara di daerah khatulistiwa demikian panas. Fasilitas rumah dinas tidak dilengkapi dengan AC, tahun 1985 an AC dan telepon rumah masih terkelompok barang mewah buat rumah instansi kecuali pemimpin cabang. Disuatu hari libur aku dengan anak2ku leyeh2 disiang hari di tengah rumah menggelar karpet, sambil menyalakan TV. Posisi ku berbaring ditengah kedua anak laki2ku, yang tua sudah duduk di TK, sedang yang bungsu masih TK ikut2an karena dia tidak mau kalau abangnya sekolah dianya tidak sekolah. Hasil negosiasi dengan sekolah si bungsupun diikutkan masuk TK. Di leyeh2 disiang yang panas itu, tanganku ku buka, kedua telapak tangan ku se-jauh2 nya diatas kepala, sehingga ketiakku terbuka lebar. Anak sulungku tidak masalah dianya miring kekiri agak menjauh. Sedangkan anak bungsuku yang sedari kecil lengket denganku, sampai SMP saja masih sering duduk berpangku. Dianya suasana ba’da dzuhur itu mepet denganku. Anak bungsuku keberatan dengan ketiakku terbuka “papah ketiaknya jangan dibuka” katanya. Lalu kujawab “kita inikan sudah merdeka sejak 17 Agustus tahun 1945”, maksudku kukaitkan dengan bulan Agustus sebagai hari kemerdekaan kita. Si bungsu menjawab “merdeka sih merdeka,…….. tapi bukan untuk ber mewah2”. Entah kenapa si bungsuku yang ketika itu masih TK numpang itu pilih kata “ber-mewah2”. Berat dugaanku dianya belum memiliki banyak kausa kata, barang kali maksudnya “merdeka bukan berarti bebas segalanya”. Namun aku bangga anakku sekecil itu sudah sanggup merangkai kata jadi istilah, bahwa kemerdekaan itu tidaklah bebas berbuat apa saja. Agama memerdekakan pemeluknya dari ketergantungan kepada sesama makhluk, termasuk ketergantungan mutlak kepada manusia. Disisi lain seseorang memasuki suatu agama mengikatkan diri kepada aturan2 yang ditetapkan agamanya itu. Hakikatnya sama seperti yang dimaksud anak saya tadi, bahwa merdeka dalam pengertian agama bukanlah berarti bebas tetapi harus tunduk dan patuh dengan aturan yang ditetapkan agamanya itu. Bagi pembaca yang seagama denganku baik dipetikkan surat Al-Baqarah ayat 208: “……………….يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّة Maknanya bahwa begitu memeluk agama Islam, diri ini sudah merdeka dari segala macam menggantungkan diri untuk segala urusan kehidupan di dunia ini kepada makhluk, hanya berikhtiar, terikat mengikuti petunjuk Allah yang termuat dalam kitab suci Al-Qur’an dan petunjuk Rasulullah dengan sunnah2nya. Kemerdekaan yang diproklamirkan 17 Agustus 1945 adalah membebaskan bangsa ini dari cengkeraman penjajah. Kemerdekaan bukan berarti lalu bebas berbuat sekehendak hati, bebas berbicara sekehendak lidah. Akan tetapi harus tunduk dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Ketundukan kepada undang2 dan konstitusi bagi warga bangsa Indonesia itu, bukan hanya ditujukan kepada rakyat biasa, tetapi untuk seluruh warga masyarakat baik sebagai pemerintah, sebagai wakil2 rakyat, sebagai penegak hukum, sebagai aparat keamanan tidak ada pengecualian. Selamat HUT kemerdekaan Indonesia ke 78, semoga dengan kemerdekaan Indonesia yang sudah ke 78 tahun ini, semakin membuat bangsa ini makmur dalam keadilan, sejahtera dalam keamanan, rakyat dan pemimpinnya bahagia penuh kesyukuran; بَلْدَةٌۭ طَيِّبَةٌۭ وَرَبٌّ غَفُورٌۭ…………...” آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. 30 Muharram 1445H 17 Agustus 2023 (1.178.08.23)

No comments:

Post a Comment