Sunday 13 August 2023

Alam MIMPI alam NYATA dan alam AKHIRAT

Keakraban masyarakat pedesaan, bila tetangga akan ada hajatan sudah biasa akan ikutan partisipasi sebisanya. Seorang pemuda BERMIMPI ketika tetangganya ada hajatan mengambil peranan membersihkan sejumlah ayam yang sudah selesai disembelih, untuk lauk pauk bagi undangan acara khitanan tetangga 3 pintu dari rumahnya. Prosesnya setelah ayam disembelih untuk mencabut bulu2nya lebih dahulu dimasukkan ke dalam kawah mendidih (bahasa setempat “di celor”), supaya bulunya gampang dilepas dari badan si ayam. Tidak itu saja proses membersihkan (bahasa setempat “menyiang”) ayam tahap selanjutnya adalah mengeluarkan isi perut ayam, membuang bagian yang tidak dimakan. Si pemuda dalam mimpinya itu berinisiatif membawa ayam2 itu ke pekarangan rumahnya, dimana terdapat kolam ikan Mujair. Pikirnya nanti lebih enak membersihkan ayam2 itu di pinggir kolam, isi perut ayam yang tak layak makan langsung di buang ke kolam, untuk disantap ikan. Nanti bulu2 ayam dikuburkan di samping kolam dibawah pohon Alpukat sekaligus jadi pupuk. Sebuah pisau tajam dibawa sebagai peralatan dengan ayam2 yang sudah dicelor itu dalam keranjang. Baru saja berhasil menyiang 3 ekor ayam, dalam mimpinya entah bagaimana pisau terlepas nyemplung ke dalam kolam ikan. Reflex si pemuda mencebur ke kolam untuk mendapatkan pisau kembali, nalarnya mengisyaratkan kalau diraba dengan kaki akan berbahaya bisa2 terkena pisau lalu terluka. Dipilih menyelam supaya kelihatan, lagian harus hati2, segera sebelum air kolam keruh. Si pemuda setelah menyelam, perasaannya (rupanya dia mimpi yang kedua), dianya masuk ke sebuah kampung menjadi tamu di rumah orang berada. Keluarga itu mempunyai anak gadis cantik jelita, minta agar si pemuda itu menikahinya. Si pemuda memang belum menikah, singkat kisah mimpi diadakanlah pesta pernikahan tiga hari tiga malam, si mertua menyembelih seokor Sapi besar, pesta dengan memanggil group gendang rebana dengan tarian Jepin (budaya setempat). Pernikahan membuahkan dua orang anak lelaki cukup sehat dan lumayan aktif. Anak keduanya usia kira2 10 tahun suatu ketika memanjat pohon rambutan di pekarangan rumah. Si anak bisa manjat pohon, kesulitan untuk turun sambil menjerit jerit minta tolong lantaran dianya dikerubungi dan di gigit Kesak (bahasa setempat sejenis semut besar berwarna merah) kalau menggigit sakit sekali. Si ayah (yang tak lain pemuda yang sedang mimpi menyiangi ayam itu) mengambil tangga untuk menjemput si bocah yang tengah kesakitan digigit Kesak. Anak diraih tangannya, hampir terjatuh diapun kaget lalu terbangun dari mimpi keduanya. Rupanya si tangga membuat dia muncul dari kolam, dia kaget bukan main bahwa ayam yang dia siangi sebagian dalam keranjang masih hangat, jadi artinya masuk kolam tadi dia bermimpi begitu panjang ceritanya sampai beranak dua, demikian singkat. Dia melihat pisau yang kecebur kolam tadi ada dalam keranjang. Sempat berpikir dia akh….. kalau begitu tadi hanya mimpi. Tapi kini dia masih diselubungi mimpi pertama, sebagai gara2 dia bangun dimimpinya pertama, ayam yang sedang dia bersihkan mau disatroni beberapa ekor anjing, saking serius memburu kawanan anjing itu, dia terbangun, dilihatnya TV dalam kamarnya yang sebelum tidur di sleep 90 menit sebagai pengantar tidur, belum off tapi masih kurang 10 menit lagi. Bukan takwil mimpinya yang dia pikirkan, tapi sempat ngalami dua episode mimpi dengan durasi kurang dari satu setengah jam. ALAM NYATA dan ALAM AKHIRAT Alam nyata durasi 70-80 tahun, rata2 sampai usia 20-25 tahun masa persiapan termasuk pendidikan, atau merintis usaha. Selanjutnya 60 tahun keatas semuanya sudah menurun..... Jadi masa persiapan kehidupan untuk dunia dan akhirat yang produktif dengan jiwa dan raga, paling2 hanya 30an tahun. 10 tahun dari masa produktif itu digunakan untuk tidur, lalu net efektif durasi hidup produktif ibadah hanya 20an tahun. Kurun waktu 20 tahunan itulah masa ibadah yang dapat intensif. Masa itu pula tenaga masih kuat ibadah secara jasmani dan jiwa lebih sempurna, karena bila usia sudah lanjut mulai banyak udzur. Durasi 20 tahunan itulah manusia dimungkinkan mempersiapkan diri untuk kehidupan alam kubur yang tak ketauan durasinya, serta alam akhirat yang kekal. Alangkah ruginya bila waktu bernas 20 tahun itu terbuang sia2. Padahal durasi 20 tahun itu dalam ukuran akhirat hanyalah seperlimapuluh hari atau 28.8 menit dibulatkan k/l setengah jam. (refer QS. 22 = Al-Hajj ayat 47) "....وَاِ نَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَاَ لْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّوْنَ "......Dan sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu." Maka benarlah sumpah Allah*) bahwa manusia itu sangat merugi bila tidak bijak memanfaatkan waktu yang demikian sempit utamanya kepentingan persiapan diri ke alam kubur dan akhirat yang pasti didatangi. *( وَا لْعَصْرِ اِنَّ الْاِ نْسَا نَ لَفِيْ خُسْرٍ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَا صَوْا بِا لْحَقِّ ۙ وَتَوَا صَوْا بِا لصَّبْرِ "Demi masa." "Sungguh, manusia berada dalam kerugian," "kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (QS. 103 = Al-'Asr ayat 1-3). Nah bagi yang ndak percaya bahwa alam akhirat itu pasti adanya, setidaknya mereka yang ndak percaya akhirat itu pernah bermimpi, bandingkanlah bahwa alam mimpi itu beda dengan alam nyata. Tapi jelas adanya alam mimpi itu, saya yakin semua orang pernah bermimpi dalam tidurnya. Seperti kisah diilustrasikan di atas dalam waktu singkat banyak dapat dikisahkan. Alam nyata durasinya agak panjang dari alam mimpi, juga terbatas jarang sampai seratus tahun, alam akhirat kekal abadi, alam mimpi singkat padat dari mulai bermimpi sampai terbangun. Semoga Allah menyadarkan kita bila terlena dengan durasi kehidupan dunia ini yang begitu singkat, agar senantiasa mempersiapkan diri guna menyongsong alam kubur dan alam akhirat dengan durasi yang panjaaaang tiada berujung. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. 26 Muharram 1445H 13 Agustus 2023 (1.177.08.23)

No comments:

Post a Comment