Sunday 11 September 2022

Permintaan Terakhir

Beginilah usia senja dg bermacam simpanan penyakit kronis, hari ini jadual kontrol ke salah satu poli di RS. Sdh meletakkan berkas dua jam kurang 10 menit baru dpt nomor antrian orang ke 17. Terdengar yg sdh dipanggil ke dokter baru no 4. Artinya masih lama, ngisi waktu baik kutulis artikel dibawah ini agar tidak terasa lama menunggu. Ada pepatah "Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepenggalah". Guru es em pe ku dulu menerangkan arti pepatah: Kasih sayang ibu tak putus2nya seperti jalan, terus bersambung. Kasih sayang anak berujung bagaikan galah. Galah terbuat dari bambu, paling panjang sepanjang bambu, makin ke ujung makin mengecil. Seorang ibu dengan sepuluh anak, dia mampu merawat, membagi kasih hampir merata kepada anaknya. Sebaliknya kadang sepuluh anak ndak sanggup merawat satu atau sepasang orang tua mereka yg sudah renta, lalu bersepakat mendelegasikan perawatan ke "Panti Jompo". Semoga tidak bernasib dmkn. Kasih seorang ibu tak pandang strata sosial ekonomi anak2nya. Pernah kutulis ortu yg menjadi jembatan distribusi rezeki dari anak2 yg berkelebihan ke anak2 yg kekurangan. Rahasia tsb baru diketahui oleh anak2 mereka stlh ortu dimaksud meninggal dunia. Seorang ibu nilpon anak bungsu lelakinya, "Besok antar ibu ke rumah mbak yu mu pengen jenguk dia sakit", dmkn si ibu. Si bungsu jawab "jam empatan lewat ya bunda, sekalian "Ucup" (nama kecil) pulang kantor". Esok hari ba'da ashar si bunda yg sdh 7 tahunan ditinggal suami itu, sudah siap. Sementara nunggu pukul 4 lewat si ibu pesan ke ART, "saya pengen sekali minum kopi, tolong sedukan". ART sdh dipesani anak2 si ibu tentang makanan, minuman yg tdk boleh disuguhkan kpd si ibu 70 tahun keatas yg sdh lengkap nyimpan penyakit kronis itu. Nalar ART jalan juga; satu2nya orang yg me-wanti2 pantangan ibu Komariah (nama tak sebenarnya) dipesankan oleh anak sulung beliau yg ikut suaminya tinggal berlainan pulau. Segera dia wattsup ke ibu Nani (nama samaran). Ibu Nani tanggapi WA: "jangan....!!!,.... lagian dirumah kan sdh lama tak simpan kopi". Ririn (nama hanya di artikel ini) ART melapor ke bu Komariah, "maaf bu kita ndak nyimpan serbuk kopi, lagian saya dipesani oleh bu Nani, ibu ndak boleh minum kopi". Langsung si ibu masuk kamar, keluar memberikan pecahan 20 ribu, "nih beli di warung bu Napis, sedukan saya seperempaaaat saja". Dialog itu langsung di WA kan Ririn ke ibu Nani. Di warung, Ririn sempat bertelepon langsung ke ibu Nani, lengkap menceritakan rencana akan pergi dijemput pkl 4 lewat oleh sibungsu Ucup. Hati ibu Nani lunak juga: "Ok lah, sedukan sedikit saja yang encer". Sepulang dari warung Ririn menyedukan kopi yg sdh ditunggu ibu Komariah di ruang keluarga. Usai minum kopi ibu Komariah menuju kamar berpesan ke Ririn: "Nanti kalau Ucup tiba, beritau saya dikamar, saya mau istirahat dulu!!!". Kurang lebih 50 menitan kemudian, terdengar deru mobil di carport di depan pagar halaman rumah. Benar juga si Ucup datang.... Sambil membukakan pagar rumah, Ririn memberitahukan, "ibu sdh siap,... tapi istirahat di kamar, pesannya tolong beritahu kalau bapak datang". Ucup ngambil sikap dia sendiri ke kamar bunda. Dengan manja si Ucup persimpuh di pembaringan bunda....... Alangkah terperanjatnya Ucup ..... bundanya sdh tidak merespond sapaan dan sentuhan manjanya. Ternyata ibu Komariah menutup hayatnya di hari itu. Spontan Ucup menjerit Bundaaa, Ririn terperanjat langsung ikut masuk kamar. Singkat kisah seluruh sembilan anak dan mantu tersebar di bbbrp kota diberitahukan berita duka tsb. Merekapun dlm kesempatan pertama pulang. Tetangga kerabat sibuk mempersiapkan acara pemakaman. Ririn ART adlh orang yg paling sangat terpukul jiwanya. Dari sepuluh anaknya walaupun ikhlas menerima, namun terdpt dua kubu: Ada yg bilang: "udah tau bunda itu ndak boleh minum kopi, kenapa permintaannya di penuhi....". Ada yang berpendapat: "itu permintaan bunda terakhir, alangkah kecewanya beliau jika tidak dipenuhi". Yang jelas pulangkanlah kepada; bila waktunya maut, tak dapat di geser waktunya. Sesuai penegasan Allah di surat Al Munafikun ayat 11. وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَآءَ اَجَلُهَا ۗ وَا للّٰهُ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ "Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." Mari kita berdo'a: اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 15 Shafar 1444 H. 12 September 2022. (1.029. 09.22)

No comments:

Post a Comment