Wednesday 28 September 2022

HP di BLOKIR

Akan lama sekali terasa menunggu proses antrian kontrol kesehatan rutin bulanan jika tdk dimanfaatkan. Sejak pkl 8 sampai masuk zuhur blm dpt giliran, supaya tak terasa menunggu lama kutulis artikel ini: Pensiun, tidak berarti semua kegiatan berhenti. Apalagi bila masih sehat dan enerjik, rasanya tak nyaman bila tak ada kegiatan. Temanku seusia, sdh 20 tahunan pensiun, sebut saja pak Sumid (bukan nama sebenarnya). Sejak pensiun masih aktif berbisnis ngelola perkebunan dan pertambangan. Sebagai pebisnis tingkatan manager, HP adlh bgt penting, punya 3 unit, dg fitur yg canggih2. Konsekwensi sbg manager, meeting ke-mana2 di dlm negeri kadang luar negeri. Beberapa hotel di beberapa kota sdh jadi langganan nginap. Suasana di meja makan, kejadian dua tahun lalu ketika makan malam bersama istri di rumah sesudah shalat isya, menjadi masalah buat bisnis sohibku Sumid. HP yg terletak tak jauh di meja dekat meja makan memberi tanda ada tlp masuk. Langsung Pak Sumid meraih HP, menempelkan di telinga. "Papi-papi, kamar hotelnya sudah siap, biasa .......saya tunggu". Begitu suara di HP (suara dibesarkan maklum telinga tua) suara terdengar genah oleh Ny. Sumid, dimana mereka tinggal berdua di kediaman mereka. Anak2 sdh berumah tangga sendiri. Serta merta makan malam yg blm tuntas itu selesai prematur. Tak dpt dikisahkan seranah sang istri. Penjelasan pak Sumid, dari sudut manapun dan cara apapun tidak diterima. Cemburu si istri meluap mendidih, membayangkan suami sekamar di hotel dg perempuan lain yg menyebut suaminya papi. Padahal si suami sdh ber-tahun2 dlm rangka ngurus perusahaan, bila ke kota lain, nginap di hotel. Pesan kamar bbrp hari seblmnya untuk kepastian. Ndak tau kali ini resepsionis hotel pakai nelpon segala, biasanya pakai SMS terakhir pakai WA hanya nyebutkan nama hotel. Singkat kisah: Guna menyelamatkan perkawinan yg sdh melibihi tahun emas itu, pak Sumid menerima syarat istrinya: 1. Semua HP yg 3 unit itu, hanya boleh diaktifkan 1 nomor. 2. Pak Sumid tidak lagi boleh pegang HP, semua tlp masuk hrs diterimakan dulu oleh sang istri. 3. Pak Sumid diminta resign dari perusahaan. Menurut istri kehidupan cukup ditunjang dg uang pensiun dan iuran dari 4 orang anak mereka yg kini sudah mapan. "Aku tak mau makan hati berulam jantung", demikian semboyan istri. Berbicara sifat kaum istri: Nabi Adam diciptakan sendiri, merifer kpd surat An-Nisa ayat 1, Allah menciptakan Siti Hawa dari diri Nabi Adam: يٰۤـاَيُّهَا النَّا سُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّا حِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَا لًا كَثِيْرًا وَّنِسَآءً ۚ وَا تَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهٖ وَا لْاَ رْحَا مَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا "Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu." Banyak komentar ttg makna "dari diri yang satu" (خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّا حِدَةٍ ) Siti Hawa tercipta dari tulang rusuk Nabi Adam. Jadinya ku teringat lanjutan kisah "dongeng?" Adam dan Hawa. Ketika Nabi Adam tertidur, diam2 Hawa memeriksa rusuk Nabi Adam, apakah ada lagi rusuk Nabi Adam yg hilang. Kalau ada berarti ada perempuan lain. Berdasarkan "dongeng?" itu berarti cemburu wanita sdh dari sononya begitu besar. Kekhawatiran Siti Hawa kalau2 ada lagi wanita lain sbg saingan. Kembali ke cerita pak Sumid karibku, agaknya cemburu tak mengenal logika. Bila dipikir yg jernih, cewek mana gerangan yg tertarik dg kakek diatas 75 tahun seperti pak Sumid, berjalan saja sdh susah mengendalikan badan, jaga ke seimbangan. Isinya tinggal "batuk, pegal dan kentut". Bertahun-tahun ku tak dpt komunikasi dg sohibku Sumid, rupanya nomor HP nya tinggal hidup satu itupun di blokir. Terakhir kudapat jalan keluar nelpon temanku itu via tetangga pak Sumid yg juga temanku. Isi telponku diteruskan oleh temanku itu, selanjutnya pak Sumid menelponku (mungkin didepan istrinya). Demikian, semoga bagi sesama lansia, hidup bahagia dg saling pengertian sampai maut memisahkan. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Sedang nunggu antrian di RS. 2 Rabiul Awal 1444 H. 28 September 2022. (1.039. 09.22)

No comments:

Post a Comment