Monday 26 September 2022

ILMU & HARTA

Ilmu adalah kekayaan intelektual, tidak terlihat wujudnya namun dapat dirasakan, dapat dilihat/dibuktikan hasilnya. Sedangkan harta adalah kekayaan material, terlihat wujudnya dapat dihitung nominalnya, dapat dirasakan manfaatnya. Menurut Ali bin Abi Thalib perbedaan antara Kepemilikan ilmu dan harta: Pertama, ilmu adalah warisan para nabi dan rasul, sedangkan harta adalah warisan Qarun, Fir’aun, Namrud dan lain-lainnya. Kedua, ilmu akan menjaga diri kita, sementara harta malah sebaliknya, malahan kita yang harus menjaganya; Ketiga, orang yang memiliki banyak harta akan memiliki banyak musuh. Sedangkan orang yang kaya ilmu akan banyak orang yang menyayangi serta menghormatinya; Keempat, harta jika sering kita gunakan akan semakin berkurang. Berbeda dengan ilmu, semakin sering digunakan, maka akan semakin bertambah; Kelima, pemilik harta biasanya akan ada seseorang yang menyebutnya pelit, sedangkan pemilik ilmu akan dihargai dan disegani; Keenam, pemilik harta akan selalu menjaganya dari kejahatan, baik maling, rampok maupun yang lain. Sedangkan ilmu tak perlu susah payah menjaganya, karena ia lah yang akan menjaga kita; Ketujuh, pemilik ilmu akan diberi syafa’at oleh Allah Swt di hari kiamat kelak, sementara pemilik harta, setiap harta yang digunakan akan dihisab oleh Allah kelak di yaumul hisab; Kedelapan, harta pada saatnya akan habis, sedangkan ilmu malah sebaliknya, ilmu akan abadi; Kesembilan, seseorang yang banyak harta akan dijunjung tinggi hanya karena hartanya. Sedangkan orang yang berilmu akan dijunjung tinggi karena ilmu dan intelektualnya; Kesepuluh, harta sering kali membuat kita tidak tenang, bahkan dengan kata lain harta dapat mengeraskan hati kita. Tetapi, ilmu sebaliknya, dia akan menyinari hati hingga hati kita menjadi terang dan tentram. Berbicara masalah ilmu, diantaranya baik dipetik surat Al Mujadilah ayat 11 dimana Allah menyatakan: يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ  “Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”. Secara sederhana, bagaimana ketinggian derajat orang yang berilmu: Seorang kernet tukang bangunan rumah yang biasanya ilmunya lebih rendah dari tukang bangunan, tentu penghargaan atas derajat keilmuannya berupa upah lebih rendah dari tukang. Begitu seterusnya derajat tersebut lebih tinggi kepala tukang dari tukang biasa juga mandor, selanjutnya lebih tinggi lagi derajat arsitek dari pada kepala tukang dan mandor. Akan lebih tinggi lagi derajat dari kepala tukang, mandor dan arsitek serta para tukang dan kernet bilamana mereka beriman. Karena dengan iman, tidak akan memanipulasi kualitas bangunan, tidak mengurangi formula campuran bahan bangunan. Tepatlah penegasan Allah bahwa Orang yang beriman sekaligus berilmu “ditinggikan Allah derajat mereka”. Nabi Musa pernah bertanya kepada Allah tentang 4 hal yaitu: 1) Siapakah hamba Allah yang paling mulia. 2) Siapakah orang yang paling alim (paling berilmu). 3) Siapakah orang yang paling adil 4) Siapakah orang yang paling besar kesalahan. Dijawab Allah: 1) Orang yang paling mulia adalah orang yang lidahnya tak pernah kering dari berzikir kepada Allah. 2) Orang yang berilmu adalah orang yang sangggup mensinergikan ilmunya dengan ilmu orang lain. Dengan demikian tidak menganggap paling berilmu, menghargai ilmu orang lain, tidak merasa benar sendiri. 3) Orang yang paling adil adalah orang yang menerapkan hukum buat dirinya sama dengan hukum yang diterapkan buat orang lain. 4) Orang yang paling besar kesalahannya adalah orang yang buruk sangka terhadap Allah. Contohnya, dalam hal do’a belum terkabul berprasangka Allah tidak sayang kepadanya. Sebagai wujud implementasi meningkatkan ilmu, mari terus menerus menambah ilmu pengetahuan, dengan tidak beranggapan bahwa diri paling berilmu, karena itu menghargai ilmu orang lain, selanjutnya mensinergikan ilmu yang dimiliki dengan ilmu orang lain. Terus menerus meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah dilaksanakan dengan senantiasa mengingat Allah dengan berzikir, senantiasa berlaku adil dan berprasangka baik terhadap Allah. Semoga Allah meninggikan derajat kita di dunia dan di akhirat nanti, dengan memberikan pertolongan-Nya terus menerus meningkatkan ilmu dan iman kita. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ M. Syarif Arbi. Jakarta, 1 Rabiul Awal 1444 H. 27 September 2022. (1.037. 09.22)

No comments:

Post a Comment