Wednesday 17 March 2021

Nikmat AKAL.

Berbicara ttg akal,  mrpk perangkat abstrak, out put nya saja yg nampak, wujud akal itu sendiri tak kelihatan. Out put atau produk akal dpt didengar, dpt dilihat, dpt dirasakan. Contoh konkrit sekarang dirasakan outputnya berupa vaksin, disuntikan di pangkal lengan.


Bermacam istilah orang menamakan si pemilik akal dilihat dari apa yg diperbuatnya;

Berakal cerdik, berakal bulus, arif dan bijak, taktis, culas dan....... banyak lagi. Karena momentnya yg bertepatan, berhasil menemukan vaksin covid 19 ini,  mungkin cocok buat mereka para penemu disebut  "ber akal brilian".


Produk akal lah shg kita dapat berjumpa di medsos, di dunia maya. Produk akal pula merubah besi dpt mengapung di laut, besi dpt terbang padahal bbrp abad silam yg namanya besi tenggelam di air, kini jadi kapal. Sekarang waktu tempuh jadi pendek dg pesawat terbang. Andaikan produk vaksin ini berhasil mengamankan ummat manusia, betapa bersyukurnya kita kpd Allah yg tlh memberikan ilham kpd akal penemu vaksin ini.


Dalam pada itu produk akal pula ummat manusia jadi susah, timbul bencana, bom atom buktinya. 


Tangan manusia yg tentunya digerakkan akalnya merambah hutan tak beraturan, menggali tambang di bumi tak berperhitungan, mendirikan gedung2 tak indahkan tata ruang, terjadilah bencana tanah longsor selalu terulang, banjir bandang sering menerjang. 


ظَهَرَ الْفَسَا دُ فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّا سِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."

(QS. Ar-Rum ayat 41).


Akal ada pula yg SAKIT dan yg SEHAT. Hasil produk akal ini juga mrpkn indikator menentukan sehat/tdk sehatnya akal.  Nah, ...... bgmn mengukurnya sehat, ndak sehatnya akal kita. Sblm diukur baik dikelompokkan dulu "akal sakit":

1. Sakit jiwa, orang yg akalnya sakit dlm artian gangguan jiwa ukurannya lbh mudah agaknya karena terlihat nyata.

2. Hilang ingatan, ini juga mudah diketahui, ybs lupa sesuatu yg pernah diketahuinya, contoh pikun. 

3. Berperilaku tak lazim yg condong negatif, sepertinya kelompok jenis ini lbh sulit menilainya. Dalam hal ini boleh jadi orang yg berakal "tidak sehat" menilai orang yg berakal "sehat" lah yg akalnya ndak sehat. 


Akal TIDAK SEHAT mungkin saja dimiliki oleh individu yg sehat rohani dan sehat jasmani. Meskipun ada semboyan "ditubuh yg sehat terdpt jiwa yg sehat". 


Melalui pendekatan kebenaran religi dan alur berpikir spiritual, mungkin dpt dijadikan referensi kata2 dlm Al-Qur'an ttg akal sehat;

أُولُوا الْأَلْبٰبِ

Terjemahan bebasnya "akal sehat". Bila dikutip diantaranya dari sekian banyak kata2 tsb. dlm Al-Qur'an dpt dipahami bahwa orang yg berakal sehat adlh:

1. Orang yg TAKWA, sebab orang takwa akan tercermin pada semua out put akalnya dlm kebaikan.

2. Orang berakal sehat, yaitu orang yg dpt mengambil pelajaran dari ayat2 Allah baik yg tersurat di kitab2 suci, maupun yg tersirat di alam semesta ini.


Sebagian dari ayat2 al-Qur'an sbg rujukan sbb:


Al-Baqarah 197.

 ۚ وَاتَّقُونِ يٰٓأُولِى الْأَلْبٰبِ

"Dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!"


Al-Baqarah 269

وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُولُوا الْأَلْبٰبِ

"Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat."


Az-Zumar 9

إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُوا الْأَلْبٰبِ

"Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran."


Begitu banyak pelajaran yg dpt dipetik dari ayat2 Allah untuk menjadikan diri ini BERAKAL SEHAT dlm artian taqwa, iman kepada Allah. Iman bahwa akhirat itu ada. Mulai dari melihat disekeling kita, udara, tumbuhan, hewan pokoknya seluruh alam semesta. Maha benar Allah dg statement-NYA.


قُلْ لَّوْ كَا نَ الْبَحْرُ مِدَا دًا لِّـكَلِمٰتِ رَبِّيْ لَـنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ اَنْ تَـنْفَدَ كَلِمٰتُ رَبِّيْ وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهٖ مَدَدًا

"Katakanlah (Muhammad), Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)."

(QS. Al-Kahf ayat 109).


Dari mengambil pelajaran thdp ayat2 Allah atau kalimat2 Allah dari alam semesta ini, akan menjadikan diri ini pada kebenaran dan kebesaran Allah, shg dg AKAL SEHAT tak ada alasan untuk tdk percaya Allah mengatur alam jagad semesta ini. Termasuk menciptakan makhluk diberi nama covid 19.  Tumbuhan ada yg merambat, tdk berbatang buahnya besar sampai bbrp kilogram. Ada pohon besar daun rindang, buahnya kecil2 hanya bbrp gram. Pohon tumbuh vertikal walau tumbuh di tanah lereng gunung yg miring. Itu baru soal tetumbuhan. Belum lagi ayat2 Allah berupa hewan dan alam lain di cakrawala.


Contoh butir 2 kelompok akal tak sehat ku tulis di atas. Seorang teman masih blm usia pikun, hilang ingatan sampai2 nama dirinyapun tdk ingat lagi, apa lagi menuliskannya. Padahal tadinya ybs mahir presentasi di depan kelas. Siapakah yg menarik ingatannya itu, dan tak seorangpun sanggup mengembalikan ingatan itu kecuali Allah. 

Teringat aku akan peringatan Allah perihal kemampuan akal mengingat.


وَلَئِنْ شِئْنَا لَنَذْهَبَنَّ بِا لَّذِيْۤ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَـكَ بِهٖ عَلَيْنَا وَكِيْلًا ۙ 

"Dan sesungguhnya jika Kami menghendaki, niscaya Kami lenyapkan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), dan engkau tidak akan mendapatkan seorang pembela pun terhadap Kami,"

(QS. Al-Isra' ayat 86).


Nabi Muhammad saja jika Allah berkehendak mencabut ingatan beliau, sama sekali tak sanggup mengingat kembali. Apalagi kita2 ini sbg manusia biasa.


Semoga Allah memelihara akal sehat kita semua, tidak mencabut pengetahuan yg tlh kita miliki dan menjadikan kita hambanya yg sanggup mengambil pelajaran dari ayat Kauliah maupun Kauniah, sehingga menjadi orang yg taqwa.


  آمِيّنْ... آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

بارك الله فيكم

 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

M. Syarif Arbi.

Jakarta, 4 Sya'ban 1442 H.

17 Maret 2021.

(747.03.21).

No comments:

Post a Comment