Saturday 18 July 2020

Keberuntungan BERAGAMA

Seharusnya tak seorangpun dari kita warga negara Indonesia yg tidak memeluk agama, karena negara berdasarkan Pancasila. Agama adlh keyakinan bahwa diri dan alam semesta ini ada yg mencipta. Kpd yg mencipta diri dan alam ini, harus beribadah dan patuh. Acuan cara ibadah dan patuh itu aturannya ada di masing2 agama. Pada dasarnya agama apapun untuk kebaikan semua ummat manusia dan alam  semesta.

Keberuntungan beragama.
Dengan beragama hidup merasa tidak sendiri, ada Yang Maha Pencipta Alam, setiap saat mendampingi dalam hidup ini. Ada yang senantiasa membantu menyelesaikan segala urusan.  Ada tempat bergantung dan menyerahkan diri. Kalau sudah ikhtiar dilakukan maksimal masih tertumbuk ke jalan buntu,  Allah menjadi tempat sandaran.

Rasulullah ﷺ. mengajarkan doa penyerahan diri:
 “Allahuma inni aslamtu nafsi ilaika (ya Allah aku serahkan diriku kepada Engkau), ………… dan seterusnya…… la malja a wala manja minka ilaika (tidak ada tempat berlindung lain dan tidak ada tempat melarikan diri dari Engkau kecuali lari kepada Engkau jua) ……..”  (dirawikan Bukhari Muslim dari kitab Ryadhush Shalihin Imam Nawawi)

Bahwa hidup ini, tidaklah mesti selalu sukses. Tidaklah semuanya berjalan lancar. Kadang ketemu halangan dan rintangan. Beruntungnya bagi orang beragama bila menemui kegagalan, bila ketemu kemacetan usaha, bila ketemu rintangan. Sepanjang tlh ikhtiar maksimal, orang beragama menyerahkan sgl persoalan kpd Sang Maha Kuasa (Agama Islam: Allah s.w.t.). dimana Allah ingatkan agar manusia jika sukses tak usah over bahagia, jika gagal tak perlu terlalu bersedih.

لِّـكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَا تَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَاۤ اٰتٰٮكُمْ ۗ وَا للّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَا لٍ فَخُوْرِ ۙ 
"Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri,"
(QS. Al-Hadid ayat 23).

Betapa beruntungnya orang beragama dlm kondisi apapun biasa2 saja.
اِنْ شَآءَ اللّٰهُ
tidak menyebabkan stress bila dihadapkan dg problem dan masalah.

Tulisan ini dibuat di tengah masih berjangkitnya virus Corona, saban hari terlihat meningkat jumlah manusia yg terpapar. Bagi insan agamis ada bbrp sudut pandang melihat musibah ini. Salah satu di antaranya dipandang sbg UJIAN Allah. Dg me refer dua ayat berikut dpt dipahamkan bahwa:
1. Iman tak cukup sekedar pengakuan.
2. Iman hrs diuji dan......
3. Akan diketahui siapa iman sungguhan dan siapa yg imannya sebatas ucapan.

اَحَسِبَ النَّا سُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَـنُوْنَ
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?"
(QS. Al-'Ankabut ayat 2).

وَلَقَدْ فَتَـنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَـعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ
"Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta."
(QS. Al-'Ankabut ayat 3)

Bagi orang beragama selain tabah menghadapi ujian ini, tetap berprasangka baik thdp Allah, selanjutnya berserah diri kpd Allah, kemudian berdo'a diikuti mengintensifkan ibadah kpd Allah serta berbuat baik kpd sesama makhluk dan ummat manusia.

Mari kita berdo'a:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
“Sesungguhnya kami milik Allah dan hanya kepada-Nya kami dikembalikan. Ya Allah, berilah kami pahala karena musibah ini dan tukarlah musibah ini dengan yang lebih baik daripadanya.”
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
بارك الله فيكم
 وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
M. Syarif Arbi.
Jakarta, 27 Dzulkaidah 1441 H.
18 Juli  2020.
(672.07.20).

No comments:

Post a Comment