Sunday 3 March 2019

Penyesalan.

Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna. Pepatah ini agaknya cocok untuk aktivitas kehidupan dunia, terutama interaksi di dlm pergaulan sesama manusia. Penyesalan tiada begitu berguna dlm pergaulan, ketika:
1. Terlanjur salah ngomong, salah ucap, salah keluarkan pernyataan. Apalagi skrg di video kan sdh sulit menghapusnya. Sesuatu msh dihati blm keluar di bibir, ide apapun mutlak masih kuasa kita. Tapi jika tlh terucap sudah jadi milik pendengar.
2. Terlanjur salah tulis di publish di media, biarpun diralat tetap berbekas msh tersimpan data digitalnya. Apa yg terpikir di hati selama belum di publish msh milik kita, tapi jika sdh terpublish maka sdh menjadi milik publik.
O.k.i. Hati2 dlm berujar jangan menyinggung menyakiti hati orang lain. Apalagi menyakiti/menghujat suatu kelompok. وَلَا تَلْمِزُوٓا (jangan mencela)
Pertimbangkan sblm mempublish tulisan di media, juga jauhkan menyinggung orang atau kelompok.
عَسٰىٓ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ
(Boleh jadi mereka lbh baik). *Al-Hujurat ayat 11.

Kadang memang, kendati sdh ditimbang diperhitungkan sblm di publish, ada juga org yg menilai  tulisan kita sbg "menyinggung sesuatu kelompok", walau sebenarnya bila dibaca dg cermat (atas dasar kaidah kata, bukan dg perasaan) sesungguhnya di tulisan itu tak ada alasan buat pihak tertentu tersinggung karena tak menyebut satu  pihak lain. Ibaratnya mengiklankan satu merk obat sakit kepala, dg tidak menyebut apalagi menjelekkan obat sakit kepala merk lain, apa iklan ini membuat obat sakit kepala lain hrs tak terima. Ini ku alami ktk mempublish seseorang jadi mualaf.  Dlm tulisan tsb tdk disebutkan asal agama mualaf. Admin suatu group menilai muatan tulisan itu menyinggung, pdhal tulisan itu tak lebih dari berita kegiatan agama. Seyogyanya seluruh agama yg diakui di negeri ini boleh saja mensyiarkan agamanya dg mempublish di berbagai media ttg ritual ibadah mereka, berdakwah mencerahkan kehidupan beragama umat masing2. Asalkan tidak mencela agama lain. Inilah ke Bhineka Tunggal Ika an kita yg sangat2 harus kita syukuri. Bagi kami ummat Islam malah secara tegas Al-Qur'an memberi petunjuk bahwa keberagaman agama itu termasuk kehendak Allah.
(QS. Ar-Ra'd: Ayat 31)
أَفَلَمْ يَايْئَسِ الَّذِينَ ءَامَنُوٓا أَنْ لَّوْ يَشَآءُ اللَّهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيعًا
Maka tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya.

Bgtlah adanya, maka kudu hrs hati2 interaksi antar sesama kita. Bila terjadi kesalahan tak mudah pupus hanya dg PENYESALAN.

Beda adanya penyesalan atas dosa kpd Allah. Allah malah sangat senang kpd hambaNya yg menyesali kesalahannya.
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (Al-Baqarah 222).
Allah sangat suka kpd orang yg menyesali kesalahannya selanjutnya bertaubat dan bahkan Allah SWT berfirman:
قُلْ يٰعِبَادِىَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلٰىٓ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَّحْمَةِ اللَّهِ  ۚ  إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا  ۚ  إِنَّهُۥ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Az-Zumar: Ayat 53)

Kutulis artikel ini saat dirawat di rumah sakit (tgl 22 direncanakan s/d 25 February 2019) tindakan colonoscopy. Smg Allah memulihkan kesehatanku. Aamiin.

Barakallahu fikum
Wassalamualaikum
M. Syarif Arbi.6

No comments:

Post a Comment