Sunday 3 March 2019

Informasi. Komunikasi ke Generasi

Informasi dmkn penting di kehidupan manusia. Sejak bayi sampai tua manusia hidupnya berlangsung didukung informasi.

Sbg orang tua, adalah penting kecermatan menyeleksikan informasi bgmn yg pantas buat generasi penerusnya, sesuai tingkat perkembangan/pertumbuhan kematangan jiwa mereka.

Dlm upaya menyeleksikan putra/putri thdp informasi, anda jelas harus berkomunikasi kpd mrk. Teknik berkomunikasi harus tepat agar komunikasi efektif. Dg komunikasi yg baik, Ortu dpt memberi arah/memilihkan putra/putri mereka informasi model apa yg layak buat masing2, sesuai strata usia mereka. Tayangan TV program bgmn yg cocok, perangkat komunikasi apa yg pantas buat anak2 sesuai usianya.

Ortu jika salah memilih teknik komunikasi, jangka panjang besar kemungkinan arahannya akan diabaikan.

Sbg pedoman komunikasi Al-Qur'an memberikan 6 teknik berkomunikasi y.i.:

1. secara "sadida" (al-Ahzab 70=
قَوْلًا سَدِيدًا
"ucapkanlah perkataan yang benar,"
berkomunikasi dg "kata yg benar". Utamanya kpd usia balita jangan menyampaikan "larangan", kemudian memberikan alasan penyebabnya yg tdk benar. Hanya sekedar menjawab untuk menakut nakuti. Banyak contoh di waktu kita masih kecil misalnya "kalau maghrib sgr berhenti main, nanti ditangkap hantu Wewe".

2. Komunikasi secara "karima" (Al-Isyra 23),
وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
"janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." ini sbtlnya perintah komunikasi buat orang tua. Anak2, banyak perilakunya sama dg manula.
Kata kuncinya tdk menggurui, komunikator memposisikan komunikan adalah orang yg harus dijaga perasaannya. Diusia menjelang remaja kadang si anak sdh merasa paling bisa. Ortu dlm memberikan arahan harus mulai hati-hati jangan terkesan menggurui. Ybs kadang tak terima, karena merasa sdh pintar, sdh mengerti. Salah2 berkomunikasi dicap ekstrim oleh mereka, Ortu dianggap sok usil, Kepo.

3. Komunikasi secara "ma'rufa" (Al-Baqarah 235),
إِلَّآ أَن تَقُولُوا۟ قَوْلًۭا مَّعْرُوفًۭا ۚ
"kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf". 
Petunjuk komunikasi ini dlm konteks pria dan wanita dlm proses PDKT. Dpt difahami model komunikasinya penuh ke-hati2 an dan kasih sayang.
Kata kuncinya perkataan baik, tidak menyakitkan hati. Kebijakan Ortu memilih cara memberikan larangan untuk menggunakan informasi atau anjuran apapun dg perkataan yg baik, tdk menyakitkan hati. Kalau punya kemampuan dg teknik lucu, berseloroh, shg ybs tak terasa sdg dinasehati.

4. Komunikasi secara "baligha"
(QS. An-Nisa': Ayat 63)
قَوْلًۢا بَلِيغًا
"perkataan yang membekas pada jiwanya." kata kuncinya mengerti lawan bicara, sampai dimana logikanya bgmn kondisinya. Kaidah ini penting agar pesan tersampaikan efektif dan manfaat. Anda tau betul perkembangan putra/putri anda sebab merawatnya sejak bayi. Anda harus tepat memilih cara berkomunikasi sesuai perkembangan kecerdasan ybs. Dekati dari hati ke hati.

5. secara "layyina".  (QS. Ta Ha: Ayat 44)
قَوْلًا لَّيِّنًا
"dengan kata-kata yang lemah lembut", petunjuk komunikasi ini sejatinya untuk Nabi Musa dan Nabi Harun thdp Fir'aun. Artinya adakalanya dlm berkomunikasi, komunikator memposisikan komunikan sbg atasan, shg dipilih kata2 yg meyakinkan. Berkata lemah lembut dg argumentasi yg logis, siap dg bukti. Bila perlu berikan contoh akibat buruk anak yg sering (ses. yg anda cegah) dan kesudahan sukses/baik anak yg menuruti (apa yg anda anjurkan).

6. secara "maysura" (QS. Al-Isra': Ayat 28)
فَقُل لَّهُمْ قَوْلًا مَّيْسُورًا
"katakanlah kepada mereka ucapan yang lemah lembut." Kata kuncinya penuh pengertian dan taktis.
Dlm konteks tersebut ortu yg bijak. Pernah kutulis di blog dan FB judul "Komunikasi Lidi".
Seorang ibu menggunakan cara "maysura", menyikapi anaknya kls 1 SD yg dpt menjawab pertanyaan 60 + 3 = 63.
Tapi ketika ditanya gurunya 3 + 60 = berapa dia tak dpt menjawab.
Dg sabar ibu muda itu memotong lidi sebanyak 100 ukuran sekitar 10cm. Taktis yg digunakannya, si anak disuruh meletakkan dilantai 60 lidi selanjutnya 3 lidi. Disuruh hitung. Tentu hasilnya 63.
Selanjutnya lidi dikumpulkan lagi. Berikut disuruh si anak menjajarkan 3 lidi disisi kiri dan di kanan dijejer 60 lidi. Lidi kemudian dikumpulkan. Juga disuruh hitung tentu hasilnya juga 63.
Dg taktik spt itu, tu anak paham bahwa di bolak balik hasilnya sama; 60 + 3 = 63; juga 3 + 60 hasilnyapun = 63.
Begitulah pemahaman anak kadang kecerdasannya beda-beda dg anak se usianya. Disikapi dg taktis dan penuh pengertian, oleh bundanya, tdk dg diomeli.
Smg kita dpt memilih teknik berkomunikasi kpd generasi penerus kita agar dpt menyeleksikan informasi yg bgmn yg layak buat generasi penerus kita. Agar mereka tumbuh menjadi manusia yg cerdas, taktis,  berkepribadian yg baik. Tak gampang terimbas dampak negatif kemajuan teknologi. Tak mudah terprovokasi informasi hoaks. Tak gampang terpengaruh godaan duniawi shg berguna buat agama bangsa dan negara serta bakti kepada orang tua.

Aamiin.
Barakallahu fikum.
Wassalamualaikum
M. Syarif Arbi.

No comments:

Post a Comment