Thursday 22 March 2018

MAKAN beriring DO'A.

Do'a mrpk senjata orang beriman. Bekerja saja tanpa berdo'a, ustazd bilang namanya takabur. Berdo'a saja tanpa bekerja, tidak realistis, nasi sdh dipiring saja tapa disuap tak mungkin dg di do'akan masuk ke mulut. Itu usaha kita dlm suapan nasi.
Tapi jangan merasa hebat dulu, jangan menganggap semua proses sesuap nasi menjadi darah dan daging, menjadi tenaga adalah usaha kita sendiri.
Ketahuilah bahwa setelah ditelan tu makanan, proses cerna dlm lambung dan usus, mimilahnya jadi darah, tenaga, urine dan faeces semua itu bukan hasil usaha kita melainkan kuasa Allah.
Buktinya kita; anak dan istri, makan di meja yg sama, menu makananpun sama. Si Bapak makan makanan itu membuat gula darahnya naik, si Ibu makanan makanan itu manaikkan cholesterol. Sedangkan bagi si anak karena organ cernanya masih baik, pankreas berfungsi baik, ginjal dan semua "organ proses" dlm tubuhnya masih bekerja sempurna, makanan makanan itu menjadikan dia tumbuh sehat. Naaah dari renungan sederhana ini sadarlah kita bahwa kuasa kita sangat amat terbatas. Soal makan saja hanya sampai di pangkal kerongkong kuasa kita. Itulah sebabnya bgt penting berdo'a sblm makan, (Allahuma bariklana fima razaktana waqina azaban naar) agar makanan tsb terproses dg baik oleh alat cerna yg hanya kuasa Allah saja yg dpt memfungsikannya dg baik.
Bagi penganut faham realistis berargumen bahwa: sepanjang makanan itu sehat, dikonsumsi teratur dan terukur maka akan menyehatkan tubuh.
Statemen itupun agaknya dpt terbantahkan; bila anda menyaksikan tunawiswa, kadang makan makanan yg jauh dari sehat bahkan cendrung kotor misalnya sisa makanan yg sudah kedaluarsa mungkin saja basi. Pekerja buruh kasar karena situasi dan kondisi tempo-tempo makan nasi dg tangan tak dicuci. Buktinya kedua klompok yg kita ambil contoh ini bugar segar saja. Justru yg sering sakit orang "gedongan".
Di renungan soal makan ini saja kita sdh dpt merasakan sekaligus menyaksikan betapa hebatnya kekuasaan Allah mengatur pencernaan kita, dimana alat cerna itu diluar kekuasaan kita.
Kalau bukan pertolongan Allah, makanan yg kita masukkan ke lambung kita bukan mustahil mengandung racun, bakteri, jamur dll yg dpt membuat diare, keracunan dan berbagai penyakit.
Sbg bahan kita memikirkan hal "makan" termasuk dlm "klompok rezeki" ini, agaknya pantas kita cermati ayat berikut bahwa:
Allah lah pemberi rezeki kita semua. Dg rezeki itu kita hidup dan berkembang beranak pinak. Dlm pada itu tak jarang akibat dari makanan, juga kita sakit menuju proses kematian, walau mati tak selamanya lantaran sakit. Lantas nanti kita kan dihidupkan lagi di akhirat untuk dimintai pertanggungan jawab atas semua amal termasuk rezeki yg dimakan dan diberikan makan kpd anak istri dan keluarga.
اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ۗ هَلْ مِنْ شُرَكَآئِكُمْ مَّنْ يَّفْعَلُ مِنْ ذٰ لِكُمْ مِّنْ شَيْءٍ ۗ سُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ
"Allah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, lalu mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara mereka yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu yang demikian itu? Maha Suci Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan."
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 40)
Smg Allah menuntun kita agar selalu mengingat-Nya di segala kesempatan termasuk ketika makan. Dan Allah berikan rizki yg halalan taiyiban spy kelak mempertanggung jawabkannya gampang. Amien. Barakallahu fikum. Waslm, M. Syarif Arbi

No comments:

Post a Comment