Thursday 22 March 2018

MASIH HIDUPNYA QALBU

Manusia mempunyai "perangkat lunak" yg lazim disbt "hati" sepertinya hewanpun punya prangkat itu. Buktinya hewan yg kita pelihara dari kecil usetia akan pemeliharanya.
Bagi manusia dlm terminologi agama hati juga disebut "Qalbu".
Hati dlm pengertian qalbu inilah yg menggerakkan manusia condong berbuat baik dan condong berbuat jahat. Makanya Jangan heran kalau ada anak manusia yg bebuat baik, beramal shaleh. Dalam pada itu ada pula yg beramal SALAH dan berbuat jahat. Karena memang qalbu manusia berpotensi "fujur" dan "taqwa":
فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰٮهَا
"maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,"
(QS. Asy-Syams 91: Ayat 8)

Ku agak tekejut, ketika pulang shalat Isya ada 3 orang remaja putri parkir 2 sepeda motor di didepan garasi rumahku.
Kutanyakan keberadaan mereka. Dijelaskan bahwa barusan ketika mereka akan melintas di jalan raya di depan rumahku, mereka terhenti, terhambat menantikan sebuah mobil memutar haluan memanfaatkan "car port" di depan rumahku. Begitu mobil berlalu mereka terkaget seekor anak kucing meregang nyawa, rupanya terlindas ban mobil yg berputar arah tadi.
Bgt terhenyuh nampaknya perasaan 3 mahasiswi suatu akademi, yg kos bertetangga dg kelurahan kediaman kami itu. Mereka barusan pulang dari makan malam.
Salah seorang meminta cangkul kpd saya, untuk menguburkan anak kucing itu. Singkat cerita kubuka pagar rumah mengambil cangkul di garasi, selanjutnya kutunjukkan tanah ditaman, sambil kubantu menyoroti lobang yg dibuatnya dg senter. Kutegaskan aku kurang awas kalau nyangkul malam-malam begini.
Kepedulian mahasiswi ini wujud dari masih hidupnya qalbu mereka. Thdp anak kucing saja mereka demikian perhatian, apalagi kalau yg kecelakaan itu manusia.
Tapi tdk sedikit orang yg qalbunya sdh mati, diantara tandanya, tak perduli dg lingkungan dimana dia berada.
Smg kita masih terkelompok sbg manusia yg ber qalbu yg hidup, peka terhadap lingkungan, berempati terhdp pihak lain tertimpa musibah atau ketidak beruntungan. Amien. Waslm M. Syarif Arbi.

No comments:

Post a Comment