Thursday 15 March 2018

Membentengi Genarasi Penerus dari dampak negatif kemajuan teknelogi informasi.(publish ke 2)

Enam solusi yg kupapar tawarkan untuk membentengi sbgmn judul di atas.
Sempitnya ruang FB dan W.A. enam solusi tsb. ku publish bertahap.
Bahwa dmkn pesatnya teknologi informasi, bila dahulu penggemar tontonan dewasa seronok harus cari medianya ngumpet-ngumpet, bisik-bisik dg pedagang CD; sekarang dpt dilihat ditelapak tangan. Fenomena ini buat anak-anak sangat berbahaya bagi remajapun masih berbahaya. Persoalannya bgmn ORTU harus menyikapinya. Barangkali solusi untuk MEMBENTENGI generasi penerus dari dampak negatif kemajuan teknologi informasi tersebut adalah:
1. Perencanaan
2. Penyeleksian informasi
3. Pengarahan
4. Pendampingan
5. Pembagian waktu
6. Pemberian alternatif
PERENCANAAN (tlh di publish 23-02-2018)
PENYELEKSIAN INFORMASI.
Informasi mrpk isi dari komunikasi. Arus informasi ada yg searah, ada yg dua arah. Informasi pd dunia maya kadang searah dan boleh jadi menjadi dua arah bila sipenerima informasi merespond ke sumber informasi.
Out put informasi dpt berujung berkomunikasi secara aktif bila penerima meng-counter informasi itu, secara pasif jika hanya menerima informasi itu tanpa merespond. Secara aktif maupun pasif informasi yg sdh terlanjur masuk berpengaruh thdp diri seseorang, tergantung persiapan individu ybs dlm mencerna informasi tsb.
O.k.i. agar aman; disinilah peran ORTU menyeleksikan informasi bgmn yg pantas buat generasi penerusnya sesuai tingkat perkembangan/pertumbuhan kematangan jiwa mereka.
Dlm upaya mensileksikan putra/putri thdp informasi, anda jelas harus berkomunikasi kpd mrk. Teknik berkomunukasi harus tepat agar komunikasi effektif.
Ortu yg salah memilih teknik komunikasi, jangka panjang besar kemungkinan arahannya akan diabaikan.
Sbg pedoman komunikasi pernah ku publish di blogspot ku dan di akun F.B. ku bahwa Al-Qur'an memberikan a.l. 6 teknik berkomunikasi y.i.:
1. secara "sadida" (al-Ahzab 70) berkomunikasi dg "kata yg benar". Utamanya usia balita jangan menyampaikan "larangan", kemudian memberikan alasan penyebabnya yg tdk benar. Hanya sekadar menjawab untuk menakut nakuti. Banyak contoh di waktu kita masih kecil misalnya "kalau maghrib sgr berhenti main, nanti ditangkap hantu Wewe".
2. secara "karima" (Al-Isyra 23), kata kuncinya tdk menggurui, komunikator memposisikan komunikan adalah orang yg harus dijaga perasaannya. Diusia menjelang remaja kadang si anak sdh merasa paling bisa. Ortu dlm memberikan arahan harus mulai hati-hati jng terkesan menggurui. Ybs kadang tak terima, karena merasa sdh pintar, sdh mengerti. Ekstrim Ortu dianggap sok usil.
3. secara "ma'rufa" (Al-Baqarah 63), kata kuncinya perkataan baik, tidak menyakitkan hati. Kebijakan Ortu memilih cara memberikan larangan untuk menggunakan informasi atau anjuran apapun dg perkataan yg baik, tdk menyakitkan hati. Kalau punya kemampuan dg teknik lucu, berseloroh, shg ybs tak terasa sdg dinasehati.
4. secara "baligha" (an-Nisa 63) kata kuncinya mengerti lawan bicara, sampai dimana logikanya bgmn kondisinya. Kaedah ini penting agar pesan tersampaikan effektif dn manfaat. Anda tau betul perkembangan putra/putri anda sebab merawatnya sejak bayi. Anda harus tepat memilih cara berkomunikasi sesuai perkembangan kecerdasan ybs.
5. secara "laiyina". (Taha 44). Berkata lemah lembut dg argumentasi yg logis, siap dg bukti. Bila perlu berikan contoh akibat buruk anak yg sering (ses. yg anda cegah) dan kesudahan sukses/baik anak yg menuruti (apa yg anda anjurkan).
6. secara "maysura" (Al-Isyra 28). Kata kuncinya penuh pengertian dan taktis.
Dlm konteks tersebut ortu yg bijak. Pernah kutulis di bolog dan FB judul "Komunikasi Lidi".
Seorang ibu menggunakan cara "maysura", menyikapi anaknya kls 1 SD yg dpt menjawab pertanyaan 3 + 60 = 63.
Tapi ketika ditanya gurunya 60 + 3 = berapa dia tak dpt menjawab.
Dg sabar ibu muda itu memotong lidi sebanyak 100 ukuran sekitar 10cm. Taktis yg digunakannya, si anak disuruh menletakkan dilantai 3 lidi selanjutnya 60 lidi. Disuruh hitung. Tentu hasilnya 63.
Selanjutnya lidi dikumpulkan lagi. Berikut disuruh si anak menjajarkan 60 lidi disisi kari dan di kanan dijejer 3 lidi. Lidi kemudian dikumpulkan. Juga disuruh hitung tentu hasilnya juga 63.
Dg taktik spt itu, tu anak paham bahwa di bolak balik hasilnya sama; 3 + 60 = 63; juga 60 + 3 hasilnyapun = 63.
Bgtlh pemahaman anak kadang kecerdasannya beda-beda dg anak se usianya. Disikapi dg taktis dn penuh pengertian, oleh bundanya, tdk dg diomeli.
Smg kita dpt memilih teknik berkomunikasi kpd generasi penerus kita agar dpt menyeleksikan informasi yg bgmn yg layak buat generasi penerus kita guna membentengi mereka dari dampak negatif dari kecanggihan teknologi infirmasi. Amien.
Barakallahu fikum. Wasslm M. Syarif Arbi.

No comments:

Post a Comment