Friday 26 January 2018

MENGUKUR sikap kita kpd yg LEMAH

Seharian tukang sol sepatu berkeliling kampung memikul alat-alatnya sambil mulutnya berteriak has “Sol Sepatu”. Kita yang bersangkutan minta menjahitkan atau mengelem sepatu yang terbuka solnya padahal keadaan sepatu masih baik.
Tentu saja teriakan spt ini hanya terdengar di komplek perumahan kampung lama di Jkt. Sebab dikomplek rumah mewah si tukang sol sepatu ogah masuk karena penghuninya kalau sepatunya cacat sedikit langsung dibuang. Kadamg juga sepatu yg sdh bosan makenya juga dibuang atau dibuat koleksi. Ndak bakalan ada yg ngesolkan sepatu atau jaitkan sandal di perumahan mewah. Lagian tukang sol sepatu mungkin ndak diijin kan masuk oleh Satpam penjaga gerbang.
Agaknya tulisan ini kena dibaca bukan penghuni rumah mewah.
Bila ada rezeki si tukang sol sepatu ada yg minta jaitkan, reperasi sandal/sepatunya. Jasa tukang sol tersebut ditawar habis, sampai akhirnya si tukang sol yang lemah posisi tawarnya, harus menyerah dengan tawaran pemilik sepatu, daripada ndak ada kerjaan hari ini “belum dapat penglaris” katanya.
Hal serupa bila menjahitkan retsleting celana rusak atau ada pakaian anda perlu dijahit dengan penjahit keliling.
Bandingkan bila anda membayar jasa parkir ketika masuk di mall, tanpa dapat menawar anda harus membayar puluhan ribu karena parkir anda sekian jam, hebatnya lagi kalau mobil anda parkir 4 jam lebih beberapa menit maka dibeberapa tempat parkir dihitung menjadi 5 jam. Andapun tak pernah dapat protes, padahal pengelola parkir dan gedung adalah orang kaya-raya.
Antara Pizza dan Makanan Gerobak
Kitapun juga lebih suka memesan dengan telepon dari rumah untuk diantarkan sekotak Pizza, ketimbang menghentikan Makanan Grobak yang didorong oleh si ekonomi lemah. Padahal mereka lebih butuh akan lakunya dagangan mereka. Sedangkan outlet Pizza dikelola pengusaha kaya dan harganyapun lebih mahal ketibang makanan grobak, semisal sate, siomay, ketoprak dll.
Seharusnya minimal untuk menerapkan kepedulian kita kepada yang lemah, dari pada membeli Pizza mendingan lariskan pedagang kecil. Sudahkan anda peduli dengan mereka, jika anda karena sesuatu penyakit sehingga ada larangan makan dari makanan gerobak, setidaknya dalam hati anda berdo’a semoga orang yang mencari rezeki halal ini, dimudahkan Allah, dilariskan dagangannya. Ketahuilah do’a anda yang tak diketahui orang yang di do’akan lebih manjur, karena dilaksanakan dengan tulus.
Itu sebagian kecil contoh sikap sebagian kita terhadap orang lemah. Semakin terbalik cara bersikap kita terhadap orang lemah ini, maka semakin jauhlah kita dapat MENGENTASKAN kemiskinan dan bahkan mungkin-mungkin malah dapat MENETASKAN KEMISKINAN.
Semoga kepedulian kita kepada pihak yang lemah selama ini dapat dikoreksi, bila kebetulan sebagian kita berperilaku yang kurang berpihak kepada yang lemah dan bahkan dermawan kepada pihak yang kuat. Baik sama kita renungkan apakah perilaku kita itu sdh tepat. Wallahu a’lam bishawab.

No comments:

Post a Comment