Wednesday 23 November 2016

KOMUNIKASI LIDI



Manusia tidak dapat berelak harus berkomunikasi, sejak mulai lahir sampai akhir hayat. Itu barang kali sebabnya maka Al-Qur’an sampai memberikan arah kepada manusia tentang cara-cara berkomunikasi. Dibanyak ayat dapat dipetik, Allah memberitahukan kepada ummat manusia bagaimana sebaiknya seseorang berkomunikasi dengan orang lain antara lain caranya yaitu: SADIDA, BALIGHA, MA’RUFA, KARIMA, LAYINA DAN MAY-SYURA.
Kumunikasi tersebut terkait; ialah bagaimana caranya berkomunikasi ke seluruh pihak, yaitu:
·         komunikasi seorang komunikator dengan masyarakat banyak,
·         komunikasi seorang komunikator dihadapan orang yang sedang berjabatan tinggi,
·         komunikasi seorang komunikator kepada audience yang strata pemahamannya heterogin,
·         komunikasi antara komunikator dengan orang yang lebih tua,
·         komunikasi oleh komunikator  dengan orang yang lebih muda, seperti misalnya dengan anak-anak khususnya anak sendiri.
Dari macam-macam model komunikasi tersebut, dalam tulisan ini sengaja baru saya anggkat satah satu diantaranya. Mari kita perhatikan komunikasi dengan anak sendiri oleh seorang Ibu kepada anaknya yang baru duduk di bangku kelas satu SD.
Sepulang dari sekolah dengan muka sedih si anak melapor pada bundanya: “soal matematiknya sulit Bunda”. Dengan kelembutan seorang ibu si Ibunda menyahut: “Ya nanti Bunda lihat, ganti baju dulu dan ayo kita makan”.
Setelah makan diketahui bahwa kesulitan si anak adalah menjawab soal 3 ditambah 60. Si anak telah diajari oleh gurunya 60 ditambah 3. Dia tau jumlahnya adalah 63. Bundanya segera mengetahui masalah anaknya, bahwa tidak paham kalau dibalik.
Singkat cerita segera ibunya memotong-motong lidi dibuat pendek-pendek sebanyak 100 lidi. Mula-mula praktek berhitung dengan yang selama ini sudah dipahami si anak yaitu 60 buah lidi terdiri dari 6 ikat sepuluh lidi diletakkan di sebelah kiri selanjutnya 3 buah lidi di sebelah kanan. Selanjutnya si anak disuruh menyebutkan berapa jumlahnya. Dengan sigap si anak tentunya menyebutkan angka pasti 63.
Kemudian lidi yang tiga di letakkan di sebelah kiri sedangkan lidi yang 6 ikat sengaja di jauhkan dulu (ditempatkan di belakang si ibu duduk dilantai), kemudian si bunda meletakkan 6 ikat itu satu persatu disebelah kanan tumpukan yang tiga tadi sampai enam. Si anak diminta ibunya menyebutkan berapa jumlahnya, disini si anak dapat menyebutkan jumlah lidi adalah sebanyak 63. Tidak hanya itu saja; yang tiga lidi di taroh di atas dan yang 60 di letakkan dibawahnya, juga ditanyakan ke si anak berapa jumlahnya. Alhamdulillah si anak dapat mengatakn jumlahnya ya tetap 63. Hal sama dilakukan yang 60 diletakkan di atas dan yang tiga dibawah, anak itupun paham jumlahnya juga sama 63. Mulai saat itu sitidaknya si anak memahami bahwa penjumlahan dua angka dibolak balik adalah sama. Inilah barangkali yang dimaksud berkomunikasi dengan “May Syura”, dimaksudkan surat Al Isra ayat 28.
May-syura; terjemahannya kurang lebih “Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas.  Kata KUNCI :  Pengertian dan Tak Tis,  Contoh kecil dikemukakan di atas; seseorang anak SD klas satu, nalarnya belum sampai, kalau letak angka yang dijumlah dibalik saja sudah tidak memahami. Komunikatorlah yang harus mampu mencari tak-tis untuk mimilih kata-kata yang pantas, sehingga pesan dapat tersampaikan sekaligus dimengerti oleh yang diajak berkomunikasi. Diiringi dengan cara yang tidak menyakitkan; istilah syar’ienya, berkomunikasi dengan “Ma’rufa (Al-Baqarah 263). Anak tadi tentu akan kecewa dan ndak mau belajar lagi, bila si Ibu menyahutnya dengan kata-kata yang menyakitkan misalnya; “masa’ gitu aja kamu ngak bisa”. Tapi ini ibu cukup bijak, dan akan dikenang anaknya sampai diapun menjadi orang tua lagi bagi anak-anaknya dan mungkin sampai dianya menjadi nenek dan kakek buat cucu mereka. Semoga jadi bahan renungan untuk yang masih punya momongan yang baru tumbuh. Wallahu ‘alam bishawab. Baraqallahu fikum.

No comments:

Post a Comment