Tuesday, 31 December 2024

BERIMAJINASI

Oleh: M. Syarif Arbi No: 1.291.12.7-2024 Tiba lagi hari terakhir suatu tahun, tahun 2024 bagi bangsa Indonesia ditandai suatu peristiwa yang cukup penting, yaitu pergantian kepemimpinan bangsa. Setiap anak bangsa halal2 saja untuk berimajinasi. Imajinasi adalah kemampuan untuk membayangkan, menciptakan, atau memvisualisasikan sesuatu yang tidak ada dalam kenyataan, yang muncul di dalam otak. Imajinasi dapat saja untuk keadaan perekoniman, politik dan keamanan yang berjalan nanti dari tahun ke tahun yang akan datang, sehubungan dengan pergantian kepemimpinan bangsa. Pun tidak diharamkan bila berimajinasi tentang nanti terjadi sesuatu yang kurang mengenakkan, atau sebaliknya menggembirakan bagi warganegara dibawah pemimpin yang baru. Juga tak akan ada yang melarang berimajinasi tentang kemungkinan akan lebih bahagia, atau lebih susah bila pemilu yang baru lalu yang menang adalah nomor sekian atau nomor sekian. Berbicara soal berimajinasi memang dimungkinkan untuk tentang masa yang akan datang, dan tentang masa lalu, untuk apa saja. Akan tetapi di artikel singkat ini, berimajinasi difokuskan hanya buat individu kita masing2, sebab terlalu berat jika berimajinasi tentang keadaan perekonomian, perpolitikan dan keamanan terkait dengan peristiwa yang terjadi dipenghujung tahun 2024. Berimajinasi untuk masing2 diri, dapat berwujud imajinasi masa depan dan masa yang lalu. Kadang berimajinasi mempunyai nilai positif, namun tak kurang berimajinasi berdampak negatif. BERIMAJINASI UNTUK MASA DEPAN. Berimajinasi tentang masa depan, menyangkut cita-cita......... Halal2 saja diimajinasikan saat sekarang untuk sesuatu esok, pekan depan, bulan depan, tahun depan dstnya. Justru bercita-cita itu penting agar semangat hidup tinggi. Perkara berhasil atau gagal itu adalah urusan Allah. Bagi setiap orang terbentang kemungkinan imajinasi buat hari esok untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Berimajinasi ke depan yang maha penting bagi orang beriman adalah hari depan akhirat, sebab akhirat lebih abadi. Tak seorang yang tidak datang ke akhirat, baik yang percaya ataupun yang tidak percaya, pasti akan ke akhirat. Makanya khusus mengenai, berimajinasi ke depan dalam pengertian dunia maupun akhirat ini Allah perintahkan: يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۚ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr ayat 18) Ber-imajinasi yang positif justru إِن شَآءَ ٱللَّهُ berpahala, misalnya berimajinasi tentang masa depan anak2 keturunan kita” وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَا فُوْا عَلَيْهِمْ ۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا "Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."(QS. An-Nisa' 4: Ayat 9) BERIMAJINASI MASA YANG LALU. Namun banyak juga orang yang suka nyesali masa yang sudah lewat. Nyesali kejadian yang telah lalu atau sudah di belakang. Mengenang masa lalu, perlu memang, untuk sebagai pelajaran agar tak mengulangi kekeliruan yang sama. Tapi hati2 ada berimajinasi ke belakang, nanti malah berdosa; يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَكُوْنُوْا كَا لَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَقَا لُوْا لِاِ خْوَا نِهِمْ اِذَا ضَرَبُوْا فِى الْاَ رْضِ اَوْ كَا نُوْا غُزًّى لَّوْ كَا نُوْا عِنْدَنَا مَا مَا تُوْا وَمَا قُتِلُوْا ۚ لِيَجْعَلَ اللّٰهُ ذٰلِكَ حَسْرَةً فِيْ قُلُوْبِهِمْ ۗ وَا للّٰهُ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ ۗ وَ اللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu seperti orang-orang kafir yang mengatakan kepada saudara-saudaranya apabila mereka mengadakan perjalanan di bumi atau berperang, Sekiranya mereka tetap bersama kita, tentulah mereka tidak mati dan tidak terbunuh. (Dengan perkataan) yang demikian itu, karena Allah hendak menimbulkan rasa penyesalan di hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan, dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."(QS. Ali 'Imran ayat 156). Jadi jangan menyesali, misalnya salah ambil keputusan. Biarpun karena keputusan itu jadinya pahit, apaboleh buat, sudah terlanjur. Tak mungkin jarum masa diputar mundur. Jika keputusan itu berupa dosa, bertaubat. Jika keputusan itu salah membuat rugi, evaluasi jangan terulang. Demikian juga umpama kata “salah pilih”, yang akan datang usah dipilih lagi, seraya tetap dido’akan senantiasa dapat perlindungan Allah. Andaikan “pilihan sudah benar” bersyukur, agar nikmat ditambahkan Allah berlipat-lipat. Rasulullah Muhammad ﷺ memberikan sebuah konsep dalam menghadapi masa lalu dan masa depan. Hal ini tergambar jelas dalam sebuah sabda beliau: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ; قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : “الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ” Diriwayatkan dari Abu Hurairah raberkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah, dan dalam keduanya ada kebaikan. Semangatlah untuk melakukan hal yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah. Dan ketika sesuatu menimpamu maka janganlah kamu katakan: “Seandainya dahulu aku melakukan hal yang ini maka akan terjadi seperti ini dan itu” tapi katakanlah: “Ini adalah takdir Allah dan apapun yang Dia kehendaki pasti akan terjadi” karena kata-kata “Seandainya (Lau)” akan membuka amalan setan.” (HR. Muslim 4186, Ibnu Majah 76). Hujan panas selalu bergilir. Kadang panas kadang hujan. Sudah lepas jangan dipikir. Baiklah fokus kemasa depan. Semoga, masa depan kita penuh terisi dengan kebaikan, masa lalu; umpamanya dosa Allah ampunkan, umpamanya merugikan kedepan Allah ganti dengan keuntungan. آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم Jakarta, 31 Desember 2024 29 Jumadil Akhir 1446H

Wednesday, 25 December 2024

SEIMBANG

Disusun: M. Syarif Arbi No: 1.290.12.6-2024 Seimbang; secara sederhana berarti tidak berat sebelah, kiri dan kanan sama beratnya. Keseimbangan dalam pengertian jasmani seseorang, adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan posisi tetap stabil dalam berbagai kondisi, terutama saat tegak. Manusia terdiri dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Kedua unsur ini haruslah berimbang. Jasmani memerlukan perawatan diantaranya makanan bergizi, istirahat yang cukup, lingkungan yang nyaman, terpenuhi semua kebutuhan hidup. Rohani, juga memerlukan perawatan, harus selalu disirami agar tidak gersang, diberikan asupan nilai2 kerohanian yang bermutu, yang didapat dari ajaran agama. Agama mengajarkan, agar kita selalu menyeimbangkan antara kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani, kebutuhan duniawi dan ukhrawi. Agama tidak membenarkan seseorang, yang dalam hidupnya hanya mementingkan kebutuhan jasmani, dengan mencari dunia untuk kebahagiaan jasmani semata. Dalam pada itu juga tidak membenarkan seseorang, yang hidupnya hanya mementingkan kebutuhan rohani, tanpa memperdulikan kebutuhan jasmaninya. Allah memberi petunjuk dalam surat al-Qashshas ayat 77: وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ (القصص: ٧٧) “Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. Juga di surat an-Nisa’ ayat 9 Allah berfirman: وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا (النساء: ٩) “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. Dengan demikian sejauh mungkin, sedapat mungkin setiap diri harus berikhtiar agar tidak meninggalkan anak-anak keturunannya dalam keadaan miskin. Baik miskin harta dan ilmu pengetahuan dunia, maupun miskin dalam perilaku beribadah dan ilmu pengetahuan akhirat. Hendaklah setiap ORTU membekali anak2 mereka harta dan ilmu pengetahuan dunia yang cukup sehingga ia tidak bergantung pada belas kasihan orang lain untuk memenuhi hajat hidup mereka. Juga setiap ORTU hendaklah mewariskan ketaatan beribadah kepada Allah, dilengkapi dengan ilmu pengetahuan agama yang mumpuni, sehingga menjadi hamba2 Allah yang taqwa. Ayat 9 an-Nisa dikutip diatas ada perintah taqwa menunjukkan bahwa membekali harta yang cukup kepada anak merupakan bagian dari ketaqwaan kepada Allah. Juga mempunyai makna bahwa anak2 generasi penerus kita tidak cukup hanya dibekali kebutuhan jasmani, tetapi juga harus dibekali kebutuhan rohani yang cukup. Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 143 menegaskan: وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَٰكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا “Dan demikianlah Kami menjadikan kamu (umat Islam), umat yang moderat (wasat), agar kamu menjadi saksi atas manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas kamu.“ Konsep wasatiyyah diajarkan Allah ini menekankan bahwa kehidupan yang baik adalah kehidupan yang seimbang antara urusan dunia dan akhirat. Keseimbangan menyikapi hidup di dunia ini, hendaklah menjadi pedoman bagi setiap diri dan diwariskan kepada generasi penerus. Semoga kita semua, sanggup memelihara keseimbangan dalam menjalani sisa2 hidup ini, dan dapat mewariskannya ke generasi yang akan datang. آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم Jakarta, 26 Desember 2024 24 Jumadil Akhir 1446H

Monday, 16 December 2024

UMUR Panjang REZEKI Luas

Disusun: M. Syarif Arbi No: 1.289.12.5-2024 Terakhir ini dengan munculnya teknologi komunikasi yang semakin mudah, teman2 setingkat sesekolah ketika es em pe, es em aa. juga berbagai kumunitas dapat saling mencari rekan lama mereka, selanjutnya kini marak kegiatan reuni. Jalinan hubungan baik sesama teman lama, hubungan baik dengan keluarga, merupakan wujud silaturahim. Bertemu sahabat lama di suasana reuni, sangat menyenangkan, sanggup menghilangkan stress, menyehatkan mental dan ujungnya membugar phisik. Silaturahmi adalah salah satu ajaran yang diperintahkan oleh Allah. Terdapat beberapa ayat dalam alqur’an memerintahkan menjaga hubungan silaturahim, diantaranya dua ayat dipetik dibawah ini; surat An-Nisa ayat 1 dan surat Ar-Raad ayat 21: وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَۗ “Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan”. وَٱلَّذِينَ يَصِلُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوٓءَ ٱلْحِسَابِ “Orang-orang yang menyambung apa yang diperintahkan Allah untuk disambung, takut kepada Tuhan mereka, dan takut pada hisab yang buruk”. (Ar-ra’ad 21) Juga terdapat hadist bahwa silaturahim dapat melapangkan rezeki dan dipanjangkan umur: مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ “ “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya (dipanjangkan umurnya)”, (HR.-Bukhari, Muslim) Sejatinya umur setiap orang dipandang dari sudut berapa lamanya masa sejak lahir sampai mati, sudah tersurat sejak manusia dikandungkan ibu, begitu juga dengan rezeki masing2. Dalilnya: Hadits diriwayatkan dari Abdurrahman Abdullah bin Mas'ud RA. Dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah menceritakan: إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقَهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمَا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ المَلَكُ فَيَنفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ فَوَاللَّهِ الَّذِي لَا إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ "Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama 40 hari berwujud nutfah (mani), kemudian menjadi 'alaqah (gumpalan darah) selama itu juga, kemudian menjadi mudghah (gumpalan daging) selama itu juga. Kemudian diutus seorang malaikat, lalu dia meniupkan roh kepadanya, dan dia (malaikat tadi) diperintahkan menulis 4 kalimat (perkara): tentang REZEKINYA, amalannya, AJALNYA dan (apakah) dia termasuk orang yang sengsara atau Bahagia”. Perkara umur Panjang karena silaturahim. Pengertian “dipanjangkan umur”, bukanlah durasi hidupnya yang panjang, karena atas dasar hadist di atas umur sudah “dipatok”. Dengan demikian panjang/pendek umur seseorang tergantung bagaimana yang bersangkutan mengisi hidupnya. Hidup ini dapat terisi dengan efektif dalam pencapaian tujuan hidup, efisien yakni mampu berbuat dengan cara terbaik untuk mencapai tujuan hidup. Semua kita berjatah hidup sehari semalam adalah 24 jam. Namun ada orang yang efektif dan efisien mengunakan waktu yang 24 jam itu. Orang2 yang banyak berbuat hal2 yang bermanfaat guna kemaslahatan masyarakat serta ibadah, antara lain memperbanyak silaturahim, mereka adalah orang yang umurnya panjang. Sementara ada orang2 yang sebaliknya waktu 24 jam itu berlalu begitu saja, atau kadang malah melakukan hal2 yang tidak bermanfaat, ini kelompok orang yang umurnya singkat. Orang2 yang waktunya sia2 tidak bermanfaat, tau2 sudah tua saja, belum ada prestasi yang dapat jadi kenangan setelah mereka meninggal dunia. Mereka inilah orang yang umurnya pendek. Orang2 yang beprestasi, para pahlawan, orang2 yang berjasa, orang2 yang pernah menemukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang banyak sampai sekarang, pengarang buku2 ilmu pengetahuan, meskipun dianya telah tiada ber-abad2, pada hakikatnya umurnya panjang, karena namanya masih tetap dikenang. Perkara dilapangkan rezeki lantaran silaturahim. Salah satu jalan sumber rezeki dalam hidup ini datangnya dari kerena berinteraksi dengan sesama manusia. Terdapat tiga jalan rezeki pernah kumuat di salah satu buku tulisanku yaitu: 1. Reading, 2. Meeting dan 3. Travelling. READING; termasuk didalamnya membaca segala kemungkinan, belajar, menyimak tanda2 alam (musim), dan mempelajari terus menerus situasi dan kondisi dalam masyarakat. Selanjutnya sanggup membuat perencanaan2 kegitan bisnis untuk mendapatkan rezeki atas dasar fenomena2 dimaksud. MEETING; termasuklah silaturahim. Tidak sedikit ide gagasan mendatangkan rezeki yang diperoleh dari hasil bertemu dengan rekan2 dari berbagai profesi. Selanjutnya dapat tukar menukar informasi didalamnya bukan mustahil diperoleh informasi2 usaha, berlanjut transaksi bisnis. TRAVELLING; Tidak sedikit ide2 bisnis yang mendatangkan rezeki lantaran melihat kebudayaan, melihat kebutuhan manusia di tempat2 yang dikunjungi. Tervelling ini juga merupakan ruang lingkup silaturahim. Seseorang yang banyak bepergian keberbagai tempat niscaya memperbanyak relasi. Semoga kita semua diberikan Allah kesempatan mengamalkan silaturahim, sehingga berumur panjang dan berezeki yang luas. آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم Jakarta, 16 Desember 2024 14 Jumadil Akhir 1446H

Wednesday, 11 December 2024

TAUBAT terhadap KESEHATAN

Dirangkai: M. Syarif Arbi No: 1.288.12.4-2024 Meneruskan tulisanku tentang upaya lansia memelihara kesehatan dimana telah kutulis enam ikhtiar: 1. Makan bergizi, 2. Olahraga teratur dan terukur, 3. Minum sebanding, 4. Tidur yang cukup 5. Mengelola stress 6. Berobat. Sekarang langkah ke TUJUH ialah “Bertaubat”. Taubat berpengaruh terhadap kesehatan mental, seperti telah dikemukakan pada artikelku No: 1.286.12.2-2024 dibawah judul “Kelola Stress” bahwa kesehatan mental besar sekali pengaruhnya terhadap kesehatan phisik. Dengan bertaubat akan mencegah: gangguan mental, perasaan jadi lega, membebaskan diri dari beban emosional, sanggup mengendalikan emosi, bathin menjadi tentram, selalu dekat kepada Allah. Bertaubat ialah menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan, berjanji untuk tidak mengulanginya kembali. Menghindari hal2 yang memicu untuk berbuat dosa, Mengendalikan diri, Meningkatkan peribadatan. Tak seorangpun terbebas dari dosa, karena manusia selain Nabi sangat banyak berbuat kesalahan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ “Setiap anak Adam banyak melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang banyak melakukan kesalahan adalah mereka yang banyak bertaubat”. [HR. Ibnu Mâjah, dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ; dihasankan oleh Syaikh al-Albâni dalam al Misykah dan Shahîh Sunan Ibni Mâjah] Bagi yang telah terlanjur banyak berbuat dosa, berapapun banyak dosa yang dibuat, bertaubatlah karena Allah akan mengampuni berapapun banyaknya dosa yang telah diperbuat. عَنْ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَـى : يَا ابْنَ آدَمَ ، إنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيْكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ، ثُمَّ اسْتَغفَرْتَنِيْ ، غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ، ثُمَّ لَقِيتَنيْ لَا تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا ، لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابهَا مَغْفِرَةً Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allâh Azza wa Jalla berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap hanya kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” [HR. at-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih]. Kita2 yang sudah lansia ini, kadang bila me-review perjalan hidup yang telah dilalui, ada diantara kita “mungkin”, sekali lagi “mungkin” suka ngeri apakah dosa2 yang telah terlanjur dilakukan akan diampuni Allah??? …. Sebagai acuan tentang bertaubat, boleh kiranya kita simak Kisah Wahsyi bin Harb “Dari Abbas ra. Berikut ini: “Wahsyi, pembunuh Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah SAW. Wahsyi Menulis surat kepada Rasulullah SAW dari Mekkah, yang menyebutkan bahwa sesungguhnya dianya ingin masuk Islam, namun katanya: “yang menjadi penghalangku untuk masuk Islam adalah ayat Al-Qur’an yang turun kepada Anda”, yaitu: وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلٰهًا ءَاخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِى حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًا "dan orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat,"(Al-Furqan ayat 68). “Aku telah melakukan tiga perkara itu, sekarang apakah aku berpeluang untuk bertaubat” ?. …... (kata Wahsyi dalam suratnya). Kemudian turun firman Allah SWT. Dijadikan balasan surat kepada Wahsyi: إِلَّا مَنْ تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صٰلِحًا فَأُولٰٓئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنٰتٍ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا "kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Al-Furqan ayat 70) Wahsyi menulis surat lagi yang isinya menyebutkan tentang syarat taubat, yaitu beramal saleh, dalam surat itu Wahsyi menulis “aku tidak tahu apakah aku dapat melakukan amal saleh atau tidak” ?. kemudian turun firman Allah SWT. إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَشَآءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًۢا بَعِيدًا "Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu) dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali." (An-Nisa' ayat 116). Rasulullah SAW pun membalas surat Wahsyi dengan ayat 116 surat An-Nisa. Wahsyi menulis surat lagi yang isinya menyebutkan tentang syarat taubat yang juga terdapat dalam ayat tersebut, dan “aku tidak tahu apakah aku mendapatkan ampunan atau tidak ?”. Turun firman Allah SWT. قُلْ يٰعِبَادِىَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلٰىٓ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ "Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Az-Zumar yat 53). Rasulullah SAW pun membalas surat Wahsyi dengan ayat 53 surat Az-Zumar itu. Wahsyi tidak lagi melihat ada syarat taubat yang berat baginya dalam ayat tersebut, maka dia pun bertolak menuju Madinah dan masuk Islam. Naah pembaca, kisah di atas baik kiranya untuk bahan banding buat diri masing2, kuat dugaan, dosa kita semua, belum seberat dosanya Wahsyi. Sedangkan Wahsyi saja diampuni Allah, dengan demikian, insya Allah bila kita bertaubat dengan sungguh2 Allah akan bersihkan diri kita dari dosa kepada Allah. Bahwa setiap bani Adam berdosa, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW. Dengan bertaubat menyehatkan jiwa. Kesehatan jiwa berdampak signifikan bagi Kesehatan jasmani. Semoga Taubat kita semua diterima Allah s.w.t. اللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآاِلهَ اِلَّااَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَناَ عَبْدُكَ وَأَناَ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ من شَرِّمَاصَنَعْتَ. اَبُوْءُلَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَي وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لاَيَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلاَّ اَنْتَ آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم Jakarta, 12 Desember 2024 11 Jumadil Akhir 1446H

Saturday, 7 December 2024

BEROBAT

Rangkuman: M. Syarif Arbi No: 1.287.12.3-2024 Melanjutkan tulisanku tentang langkah “manula atau lansia” berkenaan dengan menjaga Kesehatan. Dimana telah di publish lima langkah yaitu: makan bergizi, olahraga teratur terukur, minum sebanding, tidur yang cukup dan kelola stress. Artikel sekarang adalah langkah: KE ENAM; BEROBAT BILA SAKIT. Kebanyakan ada bedanya sakit lansia dan sakit orang masih muda, beda pula sakit ketika masih anak2. Sudah lama dikenal adanya dokter spesialis anak, belakangan tersedia pula “Geriatri” adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari kesehatan dan penyakit lansia. Dokter spesialis geriatri menangani berbagai keluhan kesehatan lansia, seperti diagnosis, pengobatan, dan pencegahan penyakit. Semua lansia pernah mengalami masa muda, tidak ujuk2 manjelma jadi lansia. Ketika muda dulu, meriang dikit2, tidak dirasakan, tidak perlu diobati, masih tetap saja bekerja, kemudian meriangnya hilang. Beda dengan kini setelah lansia, fisik ini tak mau lagi di gagah2-kan, penyakit tak mau lagi dicuekkan, harus dilakukan segera pengobatan, jika gejala penyakit dibiarkan akan berkelanjutan. Satu dan lain “onderdil-2” tubuh lansia sudah banyak yang soak. Fisik tak sanggup lagi membentengi cuaca buruk, perobahan iklim dan bahkan kadang mendengar kabar kurang menyenangkan saja, si lansia jatuh sakit. Oleh karena itu ada kelaziman suatu rumpun keluarga, bila ada anak2 berlain kota dengan Ortu mereka yang sudah lansia, jika mereka sakit sampai di opname di rumah-sakit misalnya; ortu mereka tidak di kabari. Alasannya: ortu mereka yang sudah renta itu, sangat rapuh, kalau menerima kabar salah seorang anaknya sakit, akan berpengaruh kepada kesehatan Ortu mereka, malah akan sakit. Adalah langkah yang tepat, bagi lansia yang punya kesempatan, untuk mengontrol kesehatannya rutin secara preodik, misalnya sebulan sekali atau tiga bulan sekali. Pengecekan kesehatan rutin secara preodik bagi lansia, guna memantau secara dini progress dari penyakit2nya, sebab sudah umum bahwa setiap lansia mengidap penyakit2 kronis. Dunia ini tercipta berpasang-pasangan, sakit merupakan pasangan dari sehat, sehingga hampir tidak ada manusia sejak lahir sampai wafat tidak pernah mengalami sakit. Walau mungkin memang ada kasus khusus lansia yang tak pernah sakit sampai maut datang menjemput. Justru sakit kadang adalah anugerah Allah buat manusia untuk dapat mensyukuri akan kesehatan, serta pengguguran sebagian dosa. Bagi orang yang sakit Allah Ta’ala akan menghapuskan dosa-dosanya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya. Hal ini telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مَرَضٌ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا“ “Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571) Ada beberapa hadits yang menjadi dalil bahwa tiap penyakit tersedia obatnya. Oleh karena itu, berobat adalah semestinya dilakukan bilamana sakit. Bila memungkinkan dilaksanakan upaya pencegahan penyakit. إن الله تعالى أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً فتداووا ولا تداووا بالحرام “Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obatnya dan menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian, dan jangan kalian berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud dari Abu Darda) يَا رَسُولَ الله أَنْتَدَاوَى ؟ فقال : تَدَاوُوا فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلَّا وَضَعَ لَهُ دَوَاء غَيْرَ دَاءِ وَاحِدٍ : الْهَرْمُ “Orang-orang bertanya, "Ya Rasulullah, bolehkah kita berobat?". Beliau SAW menjawab, "Berobatlah, karena sungguh Allah SWT tidak menurunkan penyakit kecuali juga menurunkan obatnya, kecuali satu penyakit yaitu tua. (HR. Abu Daud, At-Tirmizy dan An-Nasai). Perlu diperhatikan dari kalimat terakhir hadits di atas,……… bahwa ada satu penyakit yang tidak ada obatnya, atau tidak dapat diobati yaitu “PENYAKIT TUA”. Agaknya kita para lansia harus ikhlas menerima sejumlah penyakit yang merupakan penyakit tua itu. Beberapa nabi dikisahkan di dalam al-Qur’an pernah mengalami sakit, dipetik beberapa diantaranya. Nabi Ibrahim pernah sakit, buktinya nabi Ibrahim pernah berdo’a termuat dalam Surat Asy Syuara ayat 80: وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ “Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku”, Nabi Ayub pernah menderita suatu penyakit selama 18 tahun. Nabi Ayub tidak putus asa dan terus berdoa kepada Allah, kisahnya termuat dalam surat Al-Anbiya ayat 83: وَاَيُّوۡبَ اِذۡ نَادٰى رَبَّهٗۤ اَنِّىۡ مَسَّنِىَ الضُّرُّ وَاَنۡتَ اَرۡحَمُ الرّٰحِمِيۡنَ‌ “Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” Mari kita berdo’a untuk diri masing2: اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي، اَللَّهُمَّ عَافِنِي فِي سَمْعِي، اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالفَقْرِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابٍ الْقَبْرِ. لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ “Ya Allah, berilah kesehatan pada badanku. Ya Allah, berilah kesehatan pada pendengaranku. Ya Allah, berilah kesehatan pada penglihatanku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. Tidak ada Tuhan yang pantas disembah kecuali Engkau” آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم Jakarta, 7 Desember 2024 6 Jumadil Akhir 1446H

Wednesday, 4 December 2024

KELOLA STRESS

Rangkuman: M. Syarif Arbi No: 1.286.12.2-2024 Telah saya tulis di artikel2 yang lalu; empat kegiatan menjaga Kesehatan seperti: “makan bergizi”, “olahraga teratur terukur”, “minum sebanding”, “tidur yang cukup”, jika dilakukan dengan baik dan rutin. Namun kalau masih sering pusing dan banyak pikiran lantaran stress, malah membuat mudah terserang penyakit. Stress sudah terbukti dapat mengganggu sistem imun tubuh. Orang yang stress dapat melepas dan mengurangi kemampuan “hormon kortisol”, sehingga menurunkan kemampuan tubuh melawan peradangan dan penyakit. Manusia terdiri atas Jiwa dan Raga, atau sering juga disebut Ruhani dan Jasmani, mental dan fisik. Ruhani dan jasmani saling mempengaruhi, buat kesehatan manusia. Dalam kondisi jiwa yang tidak tenang maka akan berpengaruh kepada fisik dan sebaliknya bila fisik menderita sakit maka jiwa akan resah dan gelisah, semua rasanya serba salah. Jiwa yang tidak tenang, resah gelisah, merupakan wujud dari stress. Penyebab stress yang konkrit belum diketahui secara pasti. Namun demikian, dapat diduga ada sejumlah kondisi yang dihadapi atau sedang dialami seseorang yang dapat menimbulkan stress, yaitu: 1. Keluarga yang tidak/kurang harmonis. 2. Mengalami suatu peristiwa menyedihkan yang membuat trauma yang tak terlupakan. 3. Menderita penyakit berjangka lama (kronis), belum menemukan obatnya, atau tidak sanggup berusaha untuk pengobatannya. 4. Masalah perekonomian keluarga yang serba kekurangan. 5. Berdiam di lingkungan yang tidak aman, sering terjadi gangguan keamanan. 6. Bagi orang dewasa; bila memikul beban pekerjaan terlalu berat bertumpuk. Bagi pelajar dan mahasiswa jika tugas pelajaran/kuliah terlalu banyak. 7. Terjadi peristiwa yang tidak dikehendaki misalnya; meninggalnya tulang punggung keluarga, diberhentikan dari pekerjaan. Penyebab stress tersebut diatas sangat mempengaruhi emosi, fisik, cara berfikir dan perilaku. Pengaruh stress tergadap emosi: Mudah gusar, Frustrasi, Suasana hati yang mudah berubah, Sulit untuk menenangkan pikiran, Bingung, Perasaan tidak berguna, Cenderung menyendiri dan Depresi. Pengaruh stress bagi fisik: Lemas, Berat badan dapat menurun atau naik, Pusing, Mual, Diare, Sembelit, Nyeri otot, Jantung berdebar, Gangguan tidur. Tubuh gemetar, Telinga berdenging, Kaki atau tangan dingin dan berkeringat, Mulut kering, Sulit menelan. Dampak terhadap cara berfikir: Sulit focus, Sering lupa, Pesimis, Cenderung berpandangan negative, dan Sering membuat keputusan yang tidak baik. Pengaruh terhadap perilaku: Perubahan pola makan, Gugupan, Jalan mondar-mandir, tak jarang terjadi orang stress yang tadinya sudah lama berhenti merokok mengulangi kebiasaan merokok dengan lebih meningkat dari sebelumnya. Guna mengendalikan diri bila diri mengalami cobaan yang memungkinkan menimbulkan stress, Allah memberikan petunjuk cara mengingat Allah disebut zikir. Zikir dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: Pertama zikir bil qalbi; Berzikir dengan hati, misalnya dengan mengaitkan ciptaan Allah dengan Pencipta-Nya. Merenungkan keadaan alam dengan penuh keajaibannya. Merenungkan kejadian penciptaan diri kita sendiri, merenungkan makhluk2 ciptaan Allah contoh misalnya: nyamuk, betapa kecilnya, tetapi punya kelengkapan hidup yang menakjubkan…….. Kedua zikir bil lisan; Berzikir dengan lisan, misalnya dengan membaca kalimah thoyyibah seperti tahlil, tahmid, tasbih, takbir, istighfar, membaca ayat2 Alqur’an. Ketiga zikir bil af'al; Berzikir dengan perbuatan, misalnya dengan menyingkirkan duri di jalan agar tidak mencederai orang yang melintas. Menolong orang yang membutuhkan pertolongan. Allah menjamin bahwa hati akan tentram apabila diri senantiasa mengingat Allah dengan cara berzikir. Hati yang tentram jauhkan diri dari terkena stress. الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram”. (Ar-Raad 28) Semoga Allah selalu memberikan kesempatan untuk senantiasa mengingat-Nya dengan berzikir, sampai kepada nafas yang terakhir. آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم Jakarta, 4 Desember 2024 2 Jumadil Akhir 1446H

Monday, 2 December 2024

PENYUMBER REZEKI

Rangkuman: M. Syarif Arbi No: No. 1.285.12.1-2024 Rezeki adalah kenikmatan, keberkahan, karunia yang diberikan Allah Swt pada hamba-Nya. Jenis rezeki, antara lain: Rezeki umum: segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia. Seperti: rumah, harta, kesehatan, kendaraan, dan lain sebagainya yang didapatkan baik secara halal maupun haram. Rezeki bukan hanya berkaitan dengan harta dan materi. Namun, rezeki jauh lebih luas, mencakup segala aspek kehidupan manusia, termasuk waktu, kesehatan, kebijaksanaan, hubungan dengan sesama, dan banyak hal lainnya. Dari cara datangnya rezeki dapat dikelompokkan: REZEKI PASIF atau rezeki yang dijamin oleh Allah. Tidak kecuali, semua makhluk yang bergerak dan yang tidak bergerak menerima rezeki pasif ini. Kenyataannya setiap makhluk hidup di darat menerima oksigen sebagai rezeki yang diterimanya untuk bernafas. Semua mahluk di daratan dan dipermukaan lautan menikmati sinar Matahari. Bayi dalam kandungan menerima rezeki dari ibunya, begitu bayi lahir beberapa saat kemudian air susu ibu langsung tersedia. REZEKI AKTIF: Bila manusia sudah dewasa sanggup mencari rezeki sendiri, untuk mendapat rezeki sudah harus mulai berusaha, tidak lagi hanya mengandalkan rezeki pasif melalui ibu atau ortu. Dengan demikian manusia memperoleh dua jenis rezeki yang dianugrahkan Allah yaitu; rezeki PASIF dan rezeki AKTIF. Rezeki aktif untuk memperolehnya harus dengan usaha yang sungguh-sungguh. Usaha ini dapat dilakukan dengan berbagai bidang kegiatan. Manusia diberikan kebebasan pula untuk meraih rezeki yang diterima secara aktif ini dengan upaya apa saja, baik dengan cara legal maupun illegal, boleh pula berlomba-lomba, tak terkecuali bersaing antar sesama. Disinilah peran agama dan aturan undang-undang, untuk memberikan batasan pencari rezeki aktif guna menentukan bagaimana memilih cara yang diperkenankan dan bagaimana yang tidak dibolehkan. Karena manusia berpotensi FUJUR dan TAQWA (QS: 91 Asy-Syams ayat 8), dapat saja mencari rezeki dengan cara yang haram, tetapi tak kurang juga banyaknya yang memilih jalan mencari rezeki dengan cara halal. Perlu dipahami bagi orang yang beragama bahwa, ikhtiar yang dilakukan disamping harus dengan cara halal, juga ada kadar yang telah ditetapkan oleh Allah. Dalam kenyataan orang dengan lapangan usaha yang sama, ada yang sukses, sementara ada yang kurang sukses. Semua itu telah ditentukan kadarnya oleh Yang Maha Kuasa. Rezeki yang harus dicari secara aktif ini, telah diisyaratkan oleh Allah (mengenai balasannya) dalam Al-Qur’an surat 45 Al Jatsiah ayat 22 dan QS. 13 (Ar-Ra'd) ayat 26 sbb: وَ خَلَقَ اللّٰهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّ وَلِتُجْزٰى كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ "Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar, dan agar setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan." Selanjutnya tentang banyak sedikitnya rezeki yang kita peroleh Allah tegaskan: اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ وَفَرِحُوا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا فِى الْأَاخِرَةِ إِلَّا مَتٰعٌ "Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyalah kesenangan (yang sedikit) dibanding kehidupan akhirat." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 26). Ditinjau dari penyumbernya, rezeki dari Allah itu dapat dikelompokkan dari 8. Berikut ini adalah penyumber rezeki yang tertulis dalam Al-Qur'an: Penyumber rezeki yang Pertama; Sedekah وَمَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ وَتَثْبِيْتًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ ۢ بِرَبْوَةٍ اَصَابَهَا وَابِلٌ فَاٰتَتْ اُكُلَهَا ضِعْفَيْنِۚ فَاِنْ لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ ۝٢٦٥ “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta mereka untuk mencari rida Allah dan memperteguh jiwa mereka adalah seperti sebuah kebun di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, lalu ia (kebun itu) menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, hujan gerimis (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Baqarah 265) Penyumber rezeki yang kedua; berasal dari Jaminan dari Allah SWT ۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ “Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauhulmahfuz)”. (QS Hud: 6) Penyumber rezeki ketiga; Karena Selalu Bersyukur وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ “(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras." (QS Ibrahim: 7) Penyumber rezeki ke empat; Lantaran mempunyai Anak2 وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِيَّاكُمْۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيْرًا “Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan (juga) kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka itu adalah suatu dosa yang besar”. (QS Al Isra: 31) Penyumber rezeki ke lima; Disebabkan Menikah وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَاۤىِٕكُمْۗ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاۤءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ “Nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu, baik laki-laki maupun perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS An Nur: 32) Penyumber rezeki ke enam; Dari Hasil dari Usaha وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ “Bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya”, (QS An Najm: 39) Peyumber rezeki ke tujuh; Karena Tawakal kepada Allah وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا “dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu”. (QS At Talaq: 3) Penyumber rezeki ke delapan; Mengamalkan selalu Beristighfar فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ وَّيُمْدِدْكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ جَنّٰتٍ وَّيَجْعَلْ لَّكُمْ اَنْهٰرًاۗ “Lalu, aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. (Jika kamu memohon ampun,) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, memperbanyak harta dan anak-anakmu, serta mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu." (QS Nuh: 10-12) Semoga Allah senantiasa menolong kita semua mendapatkan rezeki yang halal dan berlimpah serta berkah, bermanfaat untuk kepentingan dunia dan akhirat. آمِيّنْ ….آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ مِيّنْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم Jakarta, 3 Desember 2024 1 Jumadil Akhir 1446H