Sunday 11 August 2024

MEMILIH IMAN

Ditautkan: M. Syarif Arbi No: 1.262.08-2.2024 Di negara2 demokrasi setiap akan diadakan pemilihan pemimpin, setiap kontestan melakukan kampanye guna mempengaruhi hati para pemilih. Agaknya terdapat tiga atau lebih faktor sangat menentukan pilihan, yaitu pertama; faktor dari dalam diri (internal) dan kedua; faktor diluar diri (eksternal) para pemilih. Tak kalah pentingnya faktor ketiga yaitu faktor “X”. Umumnya manusia dalam menentukan pilihan: "hati baru menerima setelah melalui pertimbangan logika, nalar, akal sehat, fakta2 dan kajian ilmu". Kadang, kendati suatu pilihan dapat diterima dengan pertimbangan2 tsb di atas, pilihan terpaksa dilakukan melenceng dari pertimbangan internal. Ada juga orang yang menentukan sesuatu, menentukan pilihan karena faktor diluar dirinya (eksternal) misalnya karena terpaksa, karena terpengaruh lingkungan, karena terpengaruh orang yang berkuasa, karena hasutan, karena imbalan, dll. Tak dapat diabaikan faktor ketiga yaitu sering disebut dengan faktor “X”, diluar kuasa manusia. Dalam hal memilih pemimpin di negeri kita ada lagi faktor ke empat, boleh jadi ini menjadi faktor paling utama yaitu orang yang akan dipilih apakah dianya “cukup kursi” dari partai2 yang mencalonkannya, dikenal dengan istilah "threshold” Tulisan ini tidak berbicara tentang memilih pemimpin. dibatasi hanya berkaitan dengan seseorang memilih keimanannya. Ada seseorang hatinya menerima memilih beriman tapi belum siap melaksanakannya, karena: • Pertimbangan Lingkungan. • Pertimbangan keluarga besar, tak siap dikucilkan dari komunitas. • Pertimbangan jabatan, khawatir akan terjungkal dari kedudukan. Diantara kelompok ini adalah paman nabi Muhammad saw sendiri yang sangat melindungi dan menyayangi Nabi, Abu Thalib sampai menghembuskan nafas terakhir enggan berucap akan keimanan atas risalah yang dibawa kemenakannya. Memang kehadiran para Nabi dan Rasul hanya bertugas menyampaikan risalah iman kepada ummat manusia, tidak bertanggung jawab sampai orang memilih beriman. Seperti yang dijelaskan Allah dalam surat Al-Baqarah 272: لَيْسَ عَلَيْكَ هُدٰٮهُمْ وَلٰـكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَآءُ ۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَلِاَ نْفُسِكُمْ “(Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki…………………………………” Dan ditegaskan lagi di surat Ar Ra’d. ayat 40: فَاِ نَّمَا عَلَيْكَ الْبَلٰغُ وَعَلَيْنَا الْحِسَا بُ …………………….” “……………(Sesungguhnya tugasmu (Muhammad) hanya menyampaikan saja dan Kami-lah yang memperhitungkan (amal mereka). Dalam keberimanan faktor “X” nya adalah “Hidayah” (terminology Islam) Apa yang ada di hati hanya Allah yang tau dan diri ybs. Bagaimanapun iman, amal tak cukup hanya ada di dalam hati. Jenis amal mengacu rukun Islam yg lima seperti Sabda Rasulullah SAW : بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ البَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ (Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu syahadat laa ilaaha illallah dan Muhammadan Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan. (HR. Al-Bukhari no. 8 dan Muslim no. 113) JENIS AMAL mengacu kepada rukun Islam yang lima dapat dibagi menjadi: 1. Ibadah LISAN + HATI , yaitu mengucapkan dua kalimat syahadah. Bahkan harus dengan saksi (untuk yang baru masuk Islam). Sedangkan bagi yang sudah masuk Islam se-kurang2nya 9 kali sehari melafazkan dua kalimah syahadat, ketika melaksanakan shalat 5 waktu. 2. Ibadah HATI + LISAN + PHISIK, Harus terbetik niat dalam hati, diiringi ucapan dari lisan dan dilaksanakan dengan gerak phisik. Contoh shalat. 3. Ibadah HATI + HARTA, mungkin juga ikut phisik mengantarkannya dan lisan mengakadkannya. ZAKAT. 4. Ibadah HATI + PHISIK, niat dan tekad melaksanakan puasa. Tekad harus kuat dan phisik harus sehat agar sanggup berpuasa. Tidak sedikit orang yang sehat, puasa tak kuat karena kurang tekat didukung niat. Dalam pada itu ada juga yang tekat niat yang kuat tapi phisik tak sehat puasapun tak dapat dilaksanakan. 5. Ibadah HATI + LISAN + HARTA + PHISIK, itulah ibadah HAJI. Niat harus mantap dengan hati. Lisan, dengan ucapan yang harus disuarakan a.l. kalimat Talbiah. Harta, tak mungkin berangkat tanpa biaya, baik dari kantong sendiri maupun dibayarkan pihak lain. Phisik, banyak rukun haji yang harus dilaksanakan dengan phisik a.l. tawaf, sa'ie, wukuf. Sedangkan melempar jumrah dpt diwakilkan bilamana udzur. Keberimanan di dalam agama Islam harus dideklarasikan, merupakan pintu pertama masuk Islam, berupa dua kalimat syahadah, haruslah diucapkan dengan LISAN. Banyak terjemahan rukun Islam yg pertama ini ter-redaksi "Mengucapkan dua kalimat syahadat". Artinya harus disuarakan, tak cukup di dalam hati. Tentu ini dimaksudkan bagi orang yang pertama memeluk Islam. Dari sejak era Rasulullah, sampai kini tak sedikit orang yg hatinya bersimpati kepada Islam, sudah menerima kebenaran Islam tapi masih enggan mendeklarasikannya. Semoga kelompok yang hati nya sudah menerima kebenaran Islam diberi Allah Hidayah. Sebab tak ada yang sanggup memberi hidayah kecuali Allah seperti ayat2 dikutip di atas. Jika terdapat kebenaran uraian ini datang dari Allah. Jika terdapat keliru dan salah, karena ilmuku yang masih rendah. Ambilah yang baik buangkan yang salah. Maafkan saya, supaya diriku tak menjadi gundah. Agar kebersuaan kita tetap terasa indah. آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه 11 Agustus 2024 M, 5 Safar 1446 H

No comments:

Post a Comment