Monday 9 October 2023

RISIKO dihari TUA

Disusun: M. Syarif Arbi. No. 1.194.10. 23. Manusia normal pasti takut terhadap risiko. Naluri manusia sadar maupun tidak sadar tetap berupaya menghindari risiko. Kendati semua orang paham bahwa ada risiko yang tidak dapat dihindari, semua orang pasti akan temui seperti menjadi tua jika dipanjangkan umur. Dapat dirinci risiko yang ditakutkan oleh manusia umumnya ada dua besaran yaitu "Risiko Fundamental" dan "Risiko Statis". Resiko fundamental. Adalah risiko yang tidak disengaja, misalnya kebakaran, pencurian, penggelapan, bencana alam. Untuk menghindari risiko ini manusia secara naluri berusaha melakukan pengamanan sebelum risiko itu datang, dengan berhati-hati, waspada dan melakukan persiapan penanggulangan terhadap risiko itu. Jika risiko datang juga, apaboleh buat, selanjutnya menyikapi pasca risiko. Risiko fundamental banyak orang atau perusahaan yang mengalihkannya kepada pihak maskapai asuransi, sebelum risiko terjadi, dengan membayar premi. Keterbatasan ruang tulis, risiko fundamental ini tidak diurai lebih lanjut. Risiko statis. Risiko yang tidak ada hubungan dengan perkembangan ekonomi dan IPTEK misalnya: Risiko hari tua Risiko Kematian. Dikesempatan ini hanya dimuat tentang “risiko hari tua”. Sedang “risiko kematian”, insya Allah akan dimuat di kesempatan lain. Upaya mengatasi risiko hari tua, manusia menyiapkan diri dengan menghimpun harta, selagi muda atau berusaha dapat bekerja disuatu institusi yang memberikan jaminan masa tua (pensiun). Tidak sama keberuntungan setiap orang mengalami risiko hari tua. Yang sama adalah masing-masing berupaya menyiapkan diri. Ada orang yang bernasib baik, harta dihimpunnya di masa muda dapat dinikmati di masa tua, bahkan tak habis sampai akhirnya ia meninggal. Tidak sedikit orang berharta dimasa muda, salah mengelola hartanya tidak dapat dinikmatinya lagi di masa tua. Ada juga lansia beruntung, keturunannya berbakti kepada orang tuanya. Dalam pada itu ada orang yang kurang beruntung, tak berhasil menghimpun harta di masa muda untuk masa tua dan jikapun punya anak keturunan, kurang dapat pula berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Berbicara masalah harta dan anak2, diarahkan Allah menyikapinya: يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَٰلُكُمْ وَلَآ أَوْلَـٰدُكُمْ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَـٰسِرُونَ “Wahai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi”. (Al-Munafiqun 11) Terdapat empat butir kata dari ayat di atas; “Harta”, “anak2mu”. “Lalai mengingat Allah” dan “Merugi”. Jikalau harta, membuat awak lalai terahadap Allah, akan terjadi untuk mendapatkan harta, tidak memperhatikan halal dan haram. Padahal harta yang diperoleh dengan jalan haram tidak membawa keberkatan, itulah sebabnya sudah ludes kadang sebelum hari tua. Ujungnya adalah rugi. Anak2, bila ortunya melalaikan Allah maka akan terjadi salah asuh, diberikan makanan minuman yang tidak halal, berdampak akhlaknya akan rusak kelak menjadi anak yang tidak berbakti kepada ortu mereka, sehingga anak2 mendatangkan kerugian. Jika anak2 keturunan kita yang menjadi tumpuan harapan mengayomi di masa tua, menjelma jadi anak durhaka maka jadilah seperti disebutkan Al-Qur’an “anak2 menjadi musuh” يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنَّ مِنْ اَزْوَا جِكُمْ وَاَ وْلَا دِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَا حْذَرُوْهُمْ ۚ وَاِ نْ تَعْفُوْا وَتَصْفَحُوْا وَتَغْفِرُوْا فَاِ نَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ "Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (At-Taghabun ayat 14) Demikian penting makanan yang halal berdampak buat akhlak anak2 keturunan kita, pada gilirannya hari tua kita tidak beruntung. Oleh karena itu Allah memberitahukan kepada manusia: يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah: 168). Langkah2 syaitan itulah yang membuat manusia melalaikan Allah, mencari harta dengan jalan bathil, memakan makanan dan minuman yang haram, menafkahi anak2 – istri dengan harta yang tidak halal, berakibat merugi baik di dunia apalagi di akhirat nanti. Semoga kita semua dari muda sampai tua, selalu terkondisi dapat mencari rezeki dengan cara yang halal, makan minum yang halal dan menjauhi yang haram, agar masa tua nanti tidak mengalami “risiko merugi”, untuk itu mari kita amalkan doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam: اللَّهُمَّ اكْفِني بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ ، وَأَغْنِ نِ ي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ “Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.” ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالمِيّنْ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ بارك الله فيكم وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 10 Oktober 2023 26 Rabiul Awal 1445 H.

No comments:

Post a Comment