Tuesday 24 October 2023

GAWANG ber PAWANG

Disusun: M.Syarif Arbi. No. 1.197.10.23 Kemajuan teknologi juga kini telah dirasakan di dunia persepak bolaan. Hampir setiap hari dapat ditonton di layar kaca pertandingan sepak bola di seluruh dunia, langsung atau siaran tunda. Belakangan diperkenalkan teknologi VAR (Video Assistant Referees). VAR memungkinkan untuk dapat memastikan hal2 seperti terjadinya gool, pelanggaran di daerah penalty, sehingga fair play lebih terjamin. Teringat masih kecil dulu ketika di kampung tahun 1960 an, teknologi persepak bolaan betul2 masih terkebelakang dibanding sekarang. Dalam rangka memeriahkan HUT kemerdekaan ke 15 misalnya, kala itu kesebelasan bertanding “antar kecamatan” belum pakai sepatu, apalagi “shin guard” pelindung tulang kering, belum dikenal waktu itu. Bola yang digunakan didalamnya masih menggunakan “bladar” (seperti ban dalam, pada ban kendaraan) diluarnya ada kulit, terdapat lobang memasukkan bladar. Setelah “bladar” dimasukkan ke dalam kulit bola, dipompa sesuai keperluan barulah si kulit bola di ikat dengan benang yang telah disediakan di salah satu sisi kulit bola. Wajar bila bola, sepak bola waktu itu tidak bundar2 benar seperti sekarang. Seingatku, kesebelasan sepak bola “tarkam” (antar kampung) ketika ku masih kecil, selain mengandalkan kekuatan phisik dan “skill” pada zamannya, juga masing2 kontingen dilengkapi pula dengan “pawang”. Adu pawang ini cukup seru, bagi kesebelasan yang pawangnya hebat, maka merekalah yang akan jadi juara. Kepiawaan pawang, konon; dapat mengalihkan hembusan angin menuju ke arah kesebelasan lawan, maklum waktu itu lapangan sepak bola terbuka, bebas menerima hembusan angin. Jangan harap ada pertandingan malam hari, sebab tidak tersedia lampu seperti sekarang. Dari dulu, kesebelasan yang bertanding bertukar gawang, di babak kedua. Babak pertama undian menentukan pilihan gawang dan pilihan kick off. Disinilah peran si “pawang”, konon; selain soal ngatur arah tiupan angin, bagi pawang yang canggih, konon dapat pula ngatur elastisitas tiang dan mistar gawang. Bagi kesebelasan yang dipawanginya; giliran strikernya menendang ke gawang lawan, misalnya menendang agak keatas, maka mistar gawang akan elastis naik ke atas mengikuti arah bola, sehingga masuk. Giliran strikernya menendang, tendangannya menyamping maka tiang gawang melebar sehingga bola pun masuk gawang. Sebaliknya bila kesebelasan lawan menendang bola ke arah gawang yang dipawanginya maka mistar gawang bisa merendah, tiang gawang bisa menciut. Konon salah satu ritual yang mereka lakukan, sebelum pertandingan dimulai sang pawang menanam bungkusan kecil di dekat tiang gawang lawan dan tiang gawang kesebelasan yang dipawanginya. Ketika babak kedua, bungkusan kecil tersebut harus di ambil, dipertukarkan. Dengan adanya teknologi TV dan VAR tentu ini tak dapat dilakukan bakal secara jelas terlihat terekam dapat di zoom. Ketentuan baku berlaku internasional dalam persepakbolaan; tinggi gawang 2,44 meter, lebar gawang 7,32 meter. Kebanyakan balok tiang dan mistar gawang sekarang berbentuk tabung dengan deamiter 12cm. Sampai saat ini pun sering kita tonton bola terkena tiang gawang, terkena mistar gawang, bola melenceng kesamping gawang, bola beberapa senti di atas mistar gawang. Tentu sekarang bukan karena bantuan pawang, tetapi lebih kepada faktor keberuntungan. Si pawang alias dukun (setara dengan tenaga ahli) melalui kemampuan supra naturalnya, konon; mampu mengubah luas lapangan, tinggi dan lebar gawang, sesuka hatinya demi meng goal kan bola yang di sepak oleh striker dari kesebelasan yang dipawanginya. Dengan kemampuan istimewanya itu, peraturan yang berlaku umum didunia persepakbolaan dapat diubah oleh sang pawang sesuai dengan kehendaknya, lapangan dapat diperkecilnya, tinggi dan lebar tiang gawang, dapat diciutkan, direndahkannya demi bola yang ditendang lawan kesebelasannya tidak bersarang ke gawang kesebelasan yang dipawanginya. Kemampuan supra natural seperti sihir ini bukan mustahil, memang pernah diturunkan Allah dibumi ini “ilmu sihir” , melalui 2 malaikat yaitu Harut dan Marut. “…………………………..يُعَلِّمُونَ ٱلنَّاسَ ٱلسِّحْرَ وَمَآ أُنزِلَ عَلَى ٱلْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَـٰرُوتَ وَمَـٰرُوت ……………….” “…………. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut,…………...” (Al-Baqarah ayat 102) Agaknya dengan kemajuan teknologi ini, dengan adanya TV dengan adanya VAR, para penyihirpun di dunia persepakbolaan harus memodifikasi teknik syarat sihirnya, karena kalau menanam sesuatu di dekat tiang gawang seperti dikisahkan di atas akan dapat dengan mudah terlihat. Tentu akan di larang. Demikian juga bilamana ada pawang2 yang mengatur dalam meng goal kan pihak2 yang di pawanginya untuk memuluskan keberhasilan mencapai tujuan2 tertentu, di era teknologi canggih, di jaman sudah banyak para pakar dan ahli di berbagai bidang, seperti sekarang ini, nampaknya akan lebih vulgar terasa, sehingga tak urung akan mendapat kecaman dan komentar miring. Semoga di bidang apapun kita berprofessi, tetap dapat melaksanakan fair play, sebab apapun yang kita lakukan akan dipertanggung jawabkan bukan saja di dunia tetapi sampai ke akhirat, فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَا لَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ  "Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." (Az-Zalzalah ayat 7) وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَا لَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ "Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." (Az-Zalzalah ayat 8) ... آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالمِيّنْ وَ الْسَّــــــــــلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Jakarta, 24 Oktober 2023 9 Rabiul Akhir 1445 H.

No comments:

Post a Comment